Wall Street Melejit Tersengat Reli Saham Tesla, Investor Menanti Pertemuan The Fed

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menghijau t pada perdagangan saham Jumat, 9 Juni 2023. Investor menanti pertemuan the Fed dan kenaikan saham Tesla.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jun 2023, 06:37 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 06:37 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Jumat, 9 Juni 2023.. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar. (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Jumat, 9 Juni 2023. Indeks S&P 500 menguat dan sentuh level 4.300 untuk pertama kali sejak Agustus 2022 seiring investor bersiap dengan rilis data ekonomi inflasi dan pertemuan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (10/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,11 persen ke posisi 4.298,86. Indeks Nasdaq bertambah 0,16 persen ke posisi 13.259,14. Indeks Dow Jones menguat 43,17 poin atau 0,13 persen ke posisi 33.876,78.

Pada pekan ini, indeks S&P 500 naik 0,39 persen, dan kenaikan tersebut menandai penguatan selama empat sesi berturut-turut. Indeks Nasdaq bertambah 0,14 persen, dan membukukan kemenangan ketujuh berturut-turut. Indeks Dow Jones melesat 0,34 persen.

Selain tiga indeks acuan itu, indeks saham kapitalisasi juga menguat selama sepekan. Indeks Russell 2000 melemah tipis pada Jumat pekan ini, tetapi membukukan kenaikan mingguan sebesar 1,9 persen.

“Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa saat di mana investor tampaknya merasakan kepastian yang lebih besar. Kami pikir itu menjadi titik balik dari sentimen bearish yang lebih berhati-hati,” ujar CEO AXS Investments, Greg Bassuk dikutip dari CNBC.

Ia menuturkan, pada beberapa minggu ke depan akan terlihat  jelas kalau ekonomi lebih tangguh. “Itu akan menyadarkan pelaku pasar kalau saham kapitalisasi kecil dan siklikal mungkin memiliki kesempatan masuk akal untuk atasi ketertinggalan,” tutur dia.

Pasar juga melihat angka indeks harga konsumen pekan depan dan pertemuan the Federal Open Market Committee. Pasar saat ini mengantisipasi kemungkinan lebih dari 71 persen bank sentral AS atau the Fed akan hentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni.

Saham Tesla Melonjak 4 Persen

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Selain itu, saham Tesla juga mencatat kenaikan sebesar 4 persen. Saham Tesla menguat dalam 11 sesi. Reli panjang terjadi terhadap saham Tesla terakhir pada Januari 2021.

Di sisi lain, berdasarkan prediksi FactSet, laba perusahaan untuk S&P 500 akan turun pada kuartal II 2023. Laba diprediksi merosot 6,4 persen dari tahun lalu selama periode April-Juni. Itu akan menjadi penurunan terbesar sejak kuartal II 2020 yang ditandai pandemi COVID-19 dan lebih buruk dari penurunan 2,1 persen dari kuartal I.

Pada 31 Maret 2023, FactSet prediksi penurunan 4,8 persen pada kuartal tersebut. Sejak saat itu, 66 perushaaan telah mengeluarkan panduan laba negatif sementara 44 perusahaan telah mengeluarkan prospek positif.

John Butters dari FactSet mengatakan perusahaan prediksi laba akan berbalik pada semester II 2023, meningkat 0,8 persen pada kuartal III dan 8,2 persen pada akhir tahun.

Potensi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Sementara itu, Profesor Wharton School of Business Jeremy Siegel menuturkan, harapan wall street kalau bank sentral akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada Juli meningkat.

“Juli masih menetapkan kenaikan 25 basis poin, saya pikir itu akan terlalu tinggi,” ujar Siegel.

Dia mencatat kalau pekan depan akan menjadi kunci bagi investor mengenai klaim pengangguran yang akan keluar pada Kamis pekan ini.

“Klaim awal adalah indikator yang sangat awal dan sensitif. Saya percaya Anda tahu kita akan memasuki musim politik, the Federal Reserve harus peka terhadap apa yang terjadi dalam pekerjaan dan jika melihat ada kegoyahan di pasar tenaga kerja, dan mereka akan menaikkan suku bunga,” tutur dia.

 

Penutupan Wall Street pada 8 Juni 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa Amerika Serikat menguat karena pasar membangun kenaikan baru-baru ini. Pasar saham atau wallstreet juga terdorong para pedagang yang menantikan rilis data inflasi utama pada pekan depan serta pengumuman kebijakan terbaru Federal Reserve.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average menguat 168,59 poin, atau 0,5%, ditutup ke posisi 33.833,61. Sedangkan S&P 500 diperdagangkan 0,62% lebih tinggi dan berakhir ke posisi 4.293,93. Ini merupakan level penutupan tertinggi di tahun 2023. Nasdaq Composite naik 1,02%, ditutup pada 13.238,52.

Amazon mendorong saham teknologi lebih tinggi setelah komentar analis yang bullish. Saham raksasa e-commerce itu naik 2,5% dan membantu Dana SPDR Sektor Pilih Teknologi (XLK) naik lebih dari 1%. S&P 500 menghampiri sesi penuruman tetapi masih dalam jarak yang sangat dekat dari level kunci 4.300.

Indeks pasar yang lebih luas juga mencapai level tertinggi sejak Agustus minggu ini, menambah reli 2,7% sampai saat ini. Indeks lebih tinggi 11,8% tahun ini.

Saham-saham berkapitalisasi kecil telah menunjukkan kekuatan dalam beberapa pekan terakhir. Russel 2000 naik 7,5% di bulan Juni dan hampir 7% tahun ini, menunjukkan ekonomi yang berpotensi lebih tangguh di luar ledakan teknologi besar. Namun, indeks turun 0,4% pada hari Kamis.

“Untuk semua orang yang sangat prihatin dengan sempitnya reli, ada sedikit rotasi yang terjadi pada beberapa saham siklis dan nilai yang lebih rendah. … Jadi secara keseluruhan, aktivitasnya cukup sehat,” kata Ross Mayfield, Analis Strategi investasi di Baird.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya