VKTR Teknologi Mobilitas Patok Harga Penawaran Rp 100 per Saham, Incar Dana IPO Rp 875 Miliar

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk mematok harga pelaksanaan Rp 100 per saham dalam rangka IPO. Perseroan incar dana Rp 875 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jun 2023, 11:03 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 11:03 WIB
VKTR Teknologi Mobilitas Patok Harga Penawaran Rp 100 per Saham, Incar Dana IPO Rp 875 Miliar
Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 8.750.000.000 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Melansir prospektus terbarunya, perseroan mematok harga pelaksanaan sebesar Rp 100 per lembar. Dengan begitu, perseroan akan mengantongi dana IPO Rp 875 miliar.

Harga penawaran tersebut merupakan batas minimum dari rencana perseroan sebelumnya yang mematok kisaran harga IPO pada rentang Rp 100-130 per lembar.

Catatan saja, masa penawaran umum berlangsung mulai hari ini, Selasa 13 Juni 2023 dan akan berakhir pada 15 Juni 2023 mendatang. Perseroan berencana mengalokasikan sekitar 40,3 persen dana hasil IPO untuk belanja modal atau (capital expenditure/capex).

Sekitar 11,7 persen akan diberikan kepada perusahaan anak, yaitu PT Bakrie Autoparts (BA), dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk kepentingan pengembangan usaha yang dapat mendukung kegiatan usaha perseroan. Sekitar 2,5 persen dana IPO akan digunakan untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri.

Kemudian, sekitar 1,4 persen akan digunakan oleh perseroan untuk pelunasan seluruh pokok utang kepada PT Andara Multi Sarana. Sisanya, sebesar 44,1 persen akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.

Jadwal:

Tanggal efektif: 12 Juni 2023

Masa penawaran umum: 13 – 15 Juni 2023

Tanggal penjatahan: 15 Juni 2023

Tanggal distribusi saham secara elektronik: 16 Juni 2023

Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia: 19 Juni 2023


Target Kinerja Keuangan

Media gathering PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), Senin (29/5/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Media gathering PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), Senin (29/5/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, anak usaha, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) atau Vektor yang bergerak di bidang kendaraan listrik bakal membidik pertumbuhan pendapatan dan laba sekitar dua digit alias double digit usai IPO.

Presiden Direktur dan CEO VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan pendapatan dan laba hingga dua digit pada 2023.

"Ada pertumbuhannya ada, double digit. Insya Allah doakan ya," kata Gilarsi di sela Media Gathering VKTR Teknologi Mobilitas, Senin (29/5/2023).

Menurut ia, bisnis kendaraan listrik ini masih cerah ke depan. Ini mengingat, peluangnya masih besar dan ada pangsa pasarnya. 

"Sebenarnya melihatnya begini kondisi sekarang profitable enggak, ke depan tumbuh enggak, sekarang kompetitornya enggak ada, marketnya jelas-jelas ingin," kata dia.

Dalam rangka mencapai target tersebut, VKTR tengah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satu strategi yang difokuskan adalah doing things right atau melakukan sesuatu dengan benar.

Di sisi lain, VKTR menyatakan dukungannya secara penuh terhadap rencana pemerintah yang berniat membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dukungan itu dinyatakan Presiden Direktur BNBR, Anindya Bakrie di tengah-tengah acara VKTR Media Gathering yang diselenggarakan di Jakarta, Senin, 29 Mei 2023.

Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, baru saja menandatanganani Nota Kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan raksasa mobil listrik BYD, di Shenzhen, Tiongkok, Kamis (25/5/2023). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menjajaki potensi investasi antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk dalam bidang mobil listrik.

Selain Menko Luhut dan beberapa pengusaha termasuk Anindya Bakrie, Pimpinan dan CEO BYD, Wang Chuanfu, juga hadir untuk menyaksikan tonggak sejarah ini di kantor pusat BYD di kota Shenzhen, Tiongkok. Indonesia memang bertekad mengembangkan ekosistem kendaraan listrik sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, dan pemerintah serta para pengusaha Indonesia mengapresiasi inisiatif BYD untuk menjajaki peluang ini lebih lanjut.

 


Kerja Sama dengan BYD

Media gathering PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), Senin (29/5/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Media gathering PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), Senin (29/5/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

VKTR telah menjalin kerjasama sejak 2018 dengan pihak BYD, dengan mendatangkan unit bus listrik yang kemudian menjadi bagian dari armada transportasi perkotaan di Indonesia. Saat ini, TransJakarta telah mengoperasikan sejumlah 52 bus listrik dengan merek BYD dimana seluruh unit tersebut dipasok dari VKTR. 

Hal tersebut merupakan salah satu hasil dari upaya perusahaan untuk terus memperkuat dan mengembangkan kemitraan strategis dengan pelaku industri kendaraan listrik terbesar di dunia tersebut. 

"Saat ini kami mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Cina. Tahap selanjutnya, kami mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia dengan mitra perusahaan perakitan lokal yang berpengalaman di bidangnya,” kata Gilarsi.

Seperti diketahui, VKTR tengah bersiap menggelar Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Perusahaan yang memang difokuskan untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik segmen heavy mobility ini akan melaksanakan penawaran awal pada 26-31 Mei 2023 sebelum mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dengan demikian, VKTR akan menjadi perusahaan publik pertama di Indonesia yang berkecimpung dalam industri kendaraan listrik yang dimulai dari segmen kendaraan berat. 

 


Prospek Bisnis Kendaraan Listrik

 PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Industri Kereta Api (Persero) bersepakat untuk membangun  ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia. (Foto: VKTR)
 PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Industri Kereta Api (Persero) bersepakat untuk membangun aliansi strategis demi mewujudkan cita-cita membangun ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia. (Foto: VKTR Teknologi Mobilitas)

Anindya yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama VKTR menegaskan bahwa prospek bisnis pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini terbilang besar.

Hal ini didukung oleh adanya perubahan besar-besaran industri kendaraan global yang tengah mengalami transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan. Sejalan dengan itu, melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019, Indonesia pun berkomitmen melakukan percepatan terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan di Indonesia.

"VKTR akan berfokus dalam mengembangkan bisnis KBLBB di segmen kendaraan komersial seperti bus dan truk. Berdasarkan data, kebutuhan bus di kota Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga 2030. Jika menghitung potensi di seluruh Indonesia, maka angka 10.000 unit ini dapat menjadi 20 kali lipat lebih besar,” ujar Anindya Bakrie.

Gilarsi menambahkan, selain bus listrik Perseroan juga merambah bisnis EV Truck atau truk listrik. Potensi pasar truk di Indonesia terus bertumbuh. 

"Data kami menunjukkan bahwa pada 2023 ini pasar EV truck diperkirakan melebihi 111.000 unit per tahun. Tren pertumbuhan di sektor tambang, sawit dan lain sebagainya terus menguat dibanding 2022. Indikator pertumbuhan juga terlihat di sektor logistik. Dengan banyaknya sektor yang mulai bergeliat, maka penjualan kendaraan niaga pun diperkirakan bakal sejalan,” kata dia.

Saat ini, VKTR telah mulai menggunakan fasilitas KBLBB untuk unit bus di Tri Sakti, Jawa Tengah, dengan kapasitas perakitan 500 unit per tahun. 

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur handal bagi KBLBB bus dan truk, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan demikian, diharapkan Perseroan akan dapat memenuhi ketentuan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang ditetapkan pemerintah, dan menjadi produk nasional yang dapat kita banggakan bersama,” kata Gilarsi.

 


Bakrie Autoparts

Perusahaan anak VKTR, PT Bakrie Autoparts (BA), diketahui merupakan salah satu produsen suku cadang otomotif terkemuka di Indonesia saat ini dan memiliki kemampuan memproduksi suku cadang kendaraan yang telah berkiprah lebih dari 47 tahun di Indonesia, khususnya untuk kendaraan berat seperti bus dan truk, dalam skala besar. 

Menurut Gilarsi, dari ceruk pasar yang ada, Perseroan, melalui Bakrie Autoparts, juga berpotensi untuk memulai mengembangkan produk komponen suku cadang dan aksesori berbahan metal-alloy yang compatible dengan kebutuhan EV di masa mendatang. 

"Untuk memperluas cakupan bisnis, saat ini Perseroan, melalui BA, juga telah bekerja sama dengan PT Dharma Controlcable Indonesia. Kami yakin, ke depan masih banyak calon mitra bisnis yang akan dapat mendukung VKTR dalam meningkatkan dan mengembangkan kinerja lini bisnis kami,” tutup dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya