Rights Issue, Bank Neo Commerce Terbitkan 5 Miliar Saham

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menerbitkan lima miliar saham dalam rangka rights issue untuk perkuat modal inti.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jun 2023, 22:33 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 22:33 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VII atau rights issue dengan menerbitkan 5 miliar saham baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VII atau rights issue dengan menerbitkan 5 miliar saham baru.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (30/6/2023), PT Bank Neo Commerce Tbk akan rights issue untuk memperkuat struktur permodalan perseroan dalam rangka pengembangan usaha perseroan. Bank Neo Commerce melepas lima miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Perseroan akan memakai dana hasil rights issue untuk meningkatkan modal inti perseroan dan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha perseroan.

“Dengan dilakukan PMHMETD VII ini perseroan akan mendapatkan tambahan modal disetor yang akan digunakan untuk modal kerja sehingga dapat mengembangan kegiatan usaha,” tulis perseroan.

Selain itu, perseroan berharap aksi korporasi tersebut dapat berdampak positif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan.

Pemegang saham biasa yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD VII sesuai dengan hak memesan efek terlebih dahulu yang dimilikinya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya atau dilusi.

Untuk menggelar aksi korporasi ini, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Agustus 2023.

Perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah rencana rights issue yang disetujui oleh pemegang saham perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), dengan ketentuan jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB hingga efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (3) POJK HMETD.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan Mengundurkan Diri

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya,  PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama perseroan, Tjandra Gunawan. Direktur Kepatuhan Bank Neo Commerce, Ricko Irwanto menjelaskan, pada 28 April 2023, perseroan telah menerima permohonan pengunduran diri dari Tjandra Gunawan dari jabatannya selaku direktur utama perseroan.

"Selanjutnya perseroan akan mengikuti dan menjalankan ketentuan yang diatur dalam POJK 33/2014 dan anggaran dasar perseroan untuk mengadakan rapat umum pemegang saham dan meminta persetujuan pemegang saham atas pengunduran diri Tjandra Gunawan pada Juni 2023 mendatang," terang Ricko dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (3/5/3034).

Tjandra Gunawan merupakan warga Negara Indonesia yang lahir pada tanggal 9 Februari 1973 di Jakarta. Dia ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Neo Commerce pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 April 2020 dan efektif menduduki jabatannya.

 


Rights Issue Bank Neo Commerce Kembali Alami Kelebihan Permintaan

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk BBYB) atau BNC gelar aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) VI atau rights issue. Aksi tersebut mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 15 kali dari sisa saham yang belum dilaksanakan.

Rights issue BNC mengalami oversubscribed untuk yang ketiga kalinya berturut-turut setelah pelaksanaan PMHMETD IV pada Juni 2021 dan PMHMETD V di Desember 2021. Jumlah saham yang ditawarkan pada rights issue Bank Neo Commercekali ini sebanyak 2.617.133.843 saham baru, dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang diterima BNC dari aksi ini sebesar Rp 1,7 triliun.

Capaian tersebut membuat modal inti BNC sudah melebihi Rp 3 triliun, atau telah telah memenuhi ketentuan Modal Inti minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selama periode perdagangan HMETD yang berlangsung pada 24 - 30 November 2022, juga periode pemesanan akhir saham tambahan di 30 November 2022, tercatat pelaksanaan HMETD terserap habis dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 1,16 miliar lembar saham atau setara dengan Rp 756 miliar.

 

 


Dana Rights Issue

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Tingginya animo investor ini, baik investor lama maupun baru, menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya terhadap kinerja positif yang ditunjukkan oleh BNC dan makin mengukuhkan posisi BNC sebagai salah satu bank digital terdepan di Indonesia," kata Head of Corporate Secretary PT Bank Neo Commerce Tbk, Agnes F. Triliana dalam keterangan resmi, Kamis (8/12/2022).

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD VI, akan digunakan untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan Usaha Perseroan. Adapun proporsi kepemilikan saham Bank Neo Commerce setelah pelaksanaan PMHMETD VI adalah Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 25,66 persen, Gozco Capital sebesar 12,4 persen, dan Rockcore Financial sebesar 6,12 persen.

"Dukungan konsisten yang BNC terima dari berbagai stakeholders dalam beberapa tahun terakhir membuat BNC tumbuh cepat dengan menghasilkan berbagai kinerja positif yang diapresiasi pasar.” ujar Agnes. 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya