Wall Street Naik Terbatas, Saham Tesla Melambung Angkat Indeks Nasdaq

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak naik tipis pada Senin, 3 Juli 2023 dengan indeks Nasdaq catat penguatan terbesar. Penguatan indeks Nasdaq ditopang saham Tesla.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Jul 2023, 07:21 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2023, 06:44 WIB
Wall Street Naik Terbatas, Saham Tesla Melambung Angkat Indeks Nasdaq
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tipis pada perdagangan Senin, 3 Juli 2023 di tengah sesi perdagangan yang singkat pada awal semester II. (Foto: Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tipis pada perdagangan Senin, 3 Juli 2023 di tengah sesi perdagangan yang singkat pada awal semester II di wall street.

Dikutip dari CNBC, Selasa (4/7/2023), indeks Dow Jones bertambah 10,87 poin atau 0,03 persen ke posisi 34.418,47. Indeks S&P 500 naik tipis 0,12 persen menjadi 4.455,59. Indeks Nasdaq menanjak 0,21 persen ke posisi 13.816,77.

Bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih awal jelang libur peringatan 4 Juli 2023. Bursa saham Amerika Serikat juga akan tutup pada Selasa, 4 Juli 2023. Di sisi lain, saham Tesla melambung 6,9 persen setelah produsen kendaraan listrik melaporkan angka pengiriman dan produksi yang mengalahkan harapan analis.

Saham kendaraan listrik lainnya termasuk Rivian, Fisker, dan Lucid  menguat. Pada perdagangan saham yang singkat awal pekan ini dimulai bulan perdagangan baru, kuartal dan semester II 2023.

Pada Jumat, 30 Juni 2023, indeks Nasdaq menutup kenaikan paruh pertama terbesar sejak 1983, dengan naik 31,7 persen.

Indeks S&P 500 bertambah 15,9 persen pada semester I terbaik sejak 2019. Indeks Dow Jones tertinggal dengan hanya naik 3,8 persen.

Kenaikan indeks saham acuan ini seiring antusiasme seputar kecerdasan buatan mendorong saham teknologi. Data terbaru menunjukkan ekonomi AS yang tangguh meskipun suku bunga lebih tinggi juga angkat sentimen investor, meredakan kekhawatiran di wall street seiring penurunan yang telah lama ditunggu-tunggu.

“Investor berkata, Anda tahun mungkin sekarang adalah waktu untuk mengubah pola pikir saya dari oh tidak menjadi FOMO,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Strategist Sam Stovall.

Ia menuturkan, alih-alih terlalu khawatir, mungkin investor ingin memastikan mereka tidak kehilangan potensi positif pada babak kedua saat ini setelah babak pertama memberikan awal yang baik.

Prediksi Indeks S&P 500

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Selain itu, indeks manajer pembelian manufaktur ISM pada Juni datang sedikit lebih buruk dari yang diharapkan. Pembacaa pada Juni sekali lagi di bawah 50, menandakan aktivitas ekonomi sedang menurun. Pada akhir pekan, investor akan ikuti data tenaga kerja.

Selama semester I 2023, saham terkait pelayaran kapal pesiar mencatat penguatan terbesar. Saham Carnival melonjak 134 persen dan saham Royal Carribean melambung 110 persen. Saham Norwegian Cruise Line naik 78 persen.

Carnival baru-baru ini melaporkan kerugian lebih kecil dari perkiraan pada kuartal II dan mengeluarkan panduan yang kuat. Saham Carnival juga dikerek dalam beberapa minggu terakhir oleh Jeffries dan JPMorgan.

Sektor ini adalah yang terakhir dalam industri perjalanan yang pulih dari pandemi COVID-19. Namun, terlepas dari reli besar pada 2023, saham kapal pesiar masih di bawah pada 2019.

Pendiri Fundstrat Tom Lee optimistis terhadap saham, dengan melihat indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi sebelum akhir 2023.

Ia menaikkan target S&P 500 menjadi 4.825 dari 4.750. Perkiraan tersebut mewakili kenaikan 8 persen dari penutupan perdagangan pada Jumat, 30 Juni 2023 di kisaran 4.450,38, dan tertinggi baru sepanjang masa. Perkiraan Lee juga jauh di atas rata-rata perkiraan akhir tahu 4.227 dari pengamat, menurut survei CNBC Pro Market yang kumpulkan 15 prediksi pengamat.

Penutupan Wall Street pada 30 Juni 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menghijau pada perdagangan Jumat, 30 Juni 2023. Saham-saham teknologi yang melanjutkan penguatan angkat indeks acuan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 285,18 poin atau 0,84 persen ke posisi 34.407,60. Indeks S&P 500 menanjak 1,23 persen ke posisi 4.450,38. Indeks Nasdaq melesat 1,45 persen ke posisi 13.787,92.

Saham teknologi kapitalisasi besar menjadi faktor utama kenaikan indeks saham pada 2023 yang naik signifikan pada Jumat, 30 Juni 2023.

Produsen chip kecerdasan buatan yang dominan dengan saham Nvidia melonjak 3,6 persen. Dengan demikian, saham Nvidia melesat 189 persen. Saham Netflix bertambah 2,9 persen. Saham Meta, Microsoft dan Amazon masing-masing naik 1,9 persen, 1,6 persen dan 1,9 persen.

Saham Apple melesat 2,3 persen sehingga membawa kapitalisasi pasar di atas USD 3 triliun. Di sisi lain, saham Nike melawan tren pasar. Saham Nike melemah 2,7 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih lemah dari perkiraan.

Sementara itu, perdagangan Jumat, 30 Juni 2023 menandai hari penting bagi investor. Seiring akhir dari semester pertama 2023. Growth stock yang terpukul pada 2022 berbalik arah menguat seiring prospek kecerdasan buatan dan harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mengakhiri pengetatan kebijakan moneternya. Hal itu menjadi katalis positif untuk saham teknologi.

Terlepas dari kenaikan yang kuat ini, sejumlah pihak di wall street prediksi volatilitas pada semester II 2023 dan kemungkinan aksi ambil untung dari investor yang diuntungkan dari reli tersebut.  

Analis Wells Fargo Securities, Anna Han menuturkan, hal ini ditambah dengan perubahan secara teknikal yang dapat menyebabkan indeks saham sideways.

“Secara teknikal memberi tahu reli yang dipimpin ubercap ini baru saja diperpanjang. Ini mencapai level jenuh beli. Kami yakin sudah saatnya perdagangan itu berhenti sejenak,” ujar dia.

 

Kinerja Wall Street

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Berikut kinerja indeks saham pada semester I 2023:

Juni 2023:

Indeks S&P 500 naik 6,5 persen, dan catat kinerja bulanan terbaiknya sejak Oktober 2022. Indeks Nasdaq melesat 6,6 persen. Dua indeks acuan tersebut membukukan bulan positif selama empat kali berturut-turut. Indeks Dow Jones bertambah 4,6 persen, dan catat bulan terbaik sejak November.

Kuartal II 2023:

Indeks S&P 500 bertambah 8,3 persen, dan catat kenaikan kuartal selama tiga kali berturut-turut, dan catat kenaikan kuartalan terbesar sejak kuartal IV 2021. Indeks Nasdaq melambung 12,8 persen. Indeks Dow Jones melesat 3,4 persen.

Semester I 2023:

Indeks S&P 500 melambung 15,9 persen pada paruh pertama terbaik sejak 2019. Indeks Nasdaq melesat 31,7 persen, dan membukukan kinerja terbaik selama semester I sejak 1983. Indeks Dow Jones melejit 3,8 persen.

Tiga indeks acuan tersebut membukukan kinerja mingguan dengan masing-masing melesat lebih dari 2 persen.

Selain itu, wall street juga mendapatkan petunjuk lain dari berita inflasi yang menggembirakan seiring indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, ukuran yang diawasi ketat oleh the Federal Reserve (the Fed) naik dari yang diperkirakan pada Mei 2023.

“Ini adalah berita bagus tentang perjuangan melawan inflasi,” ujar Managing Partner for Harris Financial Group, Jamie Cox.

“Jika Anda tidak percaya disinflasi sedang terjadi, Anda tidak memperhatikan. The Fed berhenti sejenak dan perlu bertahan pada level ini untuk mencegah koreksi berlebihan dan menyebabkan resesi yang tidak perlu untuk melawan inflasi yang sekarang terkendali,” tutur dia.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya