Salween Investment Dapat Tambah Saham di Cinema XXI Lewat Private Placement

Salween Investment Private Limited (SIP) bisa menambah kepemilikan saham di PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI yang akan gelar IPO.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Jul 2023, 22:24 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 22:24 WIB
Salween Investment Dapat Tambah Saham di Cinema XXI Lewat Private Placement
Konferensi pers penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk pada Jumat, (7/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Salween Investment Private Limited (SIP) bisa menambah kepemilikan saham di PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI yang bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) serta private placement (Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/PMTHMETD). 

Melansir prospektus, Jumat (7/7/2023), perusahan operator jaringan bioskop Cinema XXI melepas 8,33 miliar saham ke publik atau 10,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Adapun hingga saat ini struktur pemegang saham Cinema XXI, yakni PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) sebesar 60 miliar saham atau 79,99 persen, PT Adi Pratama Nusantara (APN) sebesar 15 miliar saham atau 20 persen, dan Salween Investment Private Limited sebesar 10 juta saham atau 0,01 persen. 

Sementara itu, pemegang saham Nusantara Sejahtera Raya juga berencana melepaskan sebagian saham selain IPO yakni PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dengan maksimal saham yang dilepas 6,66 miliar saham atau sebesar 8 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Selain itu, PT Adi Pratama Nusantara (APN) melepas 1,66 miliar saham atau maksimal 2 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga penjualan saham dengan harga penawaran.

"Rencana pelepasan saham ini akan dilakukan oleh pemegang saham penjual melalui penawaran terbatas atau private placement kepada beberapa investor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui pasar sekunder pada tanggal pencatatan," tulis perseroan.

Pemegang Saham Gelar Private Placement

Konferensi pers penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk pada Jumat, (7/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Konferensi pers penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk pada Jumat, (7/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Rencana pelepasan saham ini akan dilakukan oleh pemegang saham penjual melalui penawaran terbatas (private placement) yang akan ditawarkan kepada tidak lebih dari 100 pihak dan akan dijual kepada tidak lebih dari 50 pihak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Selain rencana tersebut, masing-masing pemegang saham perseroan, HJB dan APN, telah menandatangani call option agreement pada 5 Desember 2016 dengan SIP. Berdasarkan call option agreement, HJB memberikan hak opsi kepada SIP untuk membeli sebanyak-banyaknya 15.000.000.000 saham perseroan yang dimilikinya, yang merupakan saham lama milik HJB banyaknya 3.750.000.000 saham perseroan yang dimilikinya, yang merupakan saham lama milik APN tersebut. 

Dengan asumsi call option dilaksanakan seluruhnya, struktur permodalan dan susunan pemegang saham setelah call option menjadi HJB sebesar 38,33 miliar saham atau 45,99 persen kepemilikan, APN sebesar 9,58 miliar saham atau 11,5 persen kepemilikan, dan SIP sebesar 18,76 miliar saham atau 22,51 persen kepemilikan. 

IPO Cinema XXI

Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Sebelumnya, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, perusahan operator jaringan bioskop Cinema XXI melepas 8,33 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 8 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Jumlah saham yang dilepas itu mewakili sebesar-besarnya 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk menawarkan harga IPO Rp 270-Rp 288 per saham . Dana yang diraup dari IPO maksimal Rp 2,4 triliun.

Selain itu, perseroan juga menggelar program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) dengan alokasikan 0,13 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO atau maksimal 11,11 juta saham.

Sementara itu, pemegang saham Nusantara Sejahtera Raya juga berencana melepaskan sebagian saham selain IPO yakni PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dengan maksimal saham yang dilepas 6,66 miliar saham atau sebesar 8 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Selain itu, PT Adi Pratama Nusantara (APN) melepas 1,66 miliar saham atau maksimal 2 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga penjualan saham dengan harga penawaran.

"Rencana pelepasan saham ini akan dilakukan oleh pemegang saham penjual melalui penawaran terbatas atau private placement kepada beberapa investor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui pasar sekunder pada tanggal pencatatan," demikian mengutip dari prospektus perseroan.

 

Dana IPO

Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Adapun perseroan menyebutkan kalau penjualan saham oleh pemegang saham perseroan tidak akan mengubah pengendalian di perusahaan.

Untuk melaksanakan IPO, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.

Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 65 persen oleh perseroan untuk pendanaan pengembangan dan ekspansi jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia, pembangunan bioskop dan teater baru untuk menambah jumlah layar Conema XXI, serta membeli peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya.

Sekitar 20 persen untuk pembayaran lebih awal untuk sebagian pokok utang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Per 12 Mei 2023, total pokok pinjaman sebesar Rp 1,39 triliun. Perseroan akan membayar atas sebagian pinjaman BRI sehingga saldo kewajiban Perseroan setelah pembayaran akan menjadi Rp 917,10 miliar.

Sisanya sekitar 15 persen akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja, termasuk tetapi tidak terbatas untuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI.

Untuk kebijakan dividen, perseroan menyebutkan pembayaran dividen hanya boleh dilakukan apabila perseroan mempunya saldo laba yang positif. Sejumlah faktor menjadi pertimbangan direksi antara lain pendapatan, arus kas, liabilitas, kondisi keuangan, rencana investasi dan peluang pertumbuhan Cinema XXI.

"Perseroan menargetkan pembagian dividen minimal 35 persen dari laba bersih perseroan," tulis perseroan.

Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih perseroan yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Berikut perkiraan jadwal IPO:

  • Masa penawaran awal pada 10-14 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal efektif pada 25 Juli 2023
  • Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 27-31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal penjatahan pada 31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 1 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 2 Agustus 2023

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya