WIKA Gedung Kantongi Kontrak Rp 1,2 Triliun dari IKN

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung mencatat kontrak baru dari dua proyek yang didapatkan pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jul 2023, 10:23 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2023, 10:23 WIB
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,2 triliun dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.(Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,2 triliun dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Direktur Keuangan, HC, Manajemen Risiko Wika Gedung, Syailendra Ogan menjelaskan, kontrak tersebut terdiri dari dua proyek yang didapatkan pada 2022.

"Kontrak baru tersebut didapatkan pada tahun 2022 yaitu Proyek Hunian Pekerja Konstruksi IKN dengan nilai kontrak bruto sebesar Rp 442 miliar, dan proyek Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan kontrak baru bruto sebesar Rp 746 miliar. Sehingga total kontrak yang berasal dari IKN sampai dengan saat ini adalah Rp 1,2 triliun," tutur Syailendra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, (18/7/2023).

Syailendra menuturkan, sejumlah upaya yang akan ditempuh perseroan untuk memenuhi proyek tersebut. Antara lain, perseroan melakukan upaya dengan berusaha maksimal dan yang terbaik dengan melibatkan teknologi Building Information Modeling (BIM), dan menawarkan percepatan konstruksi dengan menggunakan teknologi modular volumetrics dalam tender proyek-proyek IKN yang masih berjalan. Hal itu dimaksudkan agar perseroan mendapatkan kontrak baru dari proyek-proyek IKN yang disasar.

"Tidak ada kejadian yang material yang mempengaruhi kelangsungan hidup Perusahaan serta mempengaruhi harga saham," imbuh Syailendra.

Sebelumnya perseroan mengumumkan raihan proyek pembangunan IKN berupa proyek Pembangunan Bangunan Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenkomarves) senilai Rp 745 miliar. WIKA Gedung sendiri memang memiliki strategi untuk memprioritaskan proyek-proyek yang memiliki pendanaan jelas jangka panjang.

Hal tersebut dilakukan agar tidak lagi terjadi arus kas negatif. Perseroan utamanya menyasar proyek pemerintah, karena anggarannya dipastikan sudah ada. Sebagai gambaran, pada 2017-2019 mayoritas proyek yang dikerjakan perseroan kau 70 persen berupa proyek swasta dan sisanya baru proyek pemerintah dan BUMN. Untuk tahun ini, perseroan mengincar 80 persen raihan kontrak berasal dari proyek pemerintah dan BUMN.

 

WIKA Gedung Sebar Dividen Rp 23,16 Miliar

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST Tahun Buku 2022 PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung atau WEGE) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp23,16 miliar.

"RUPST tahun ini menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp23,16 miliar atau 10 persen dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp230,05 miliar, dengan dividen per share (DPS) sebesar Rp2,42," ujar Direktur Utama WIKA Gedung Hadian Pramudita dikutip dari Antara, Kamis (11/5/2023).

Wika Gedung menggelar RUPST Tahun Buku 2022 dengan sejumlah agenda, antara lain persetujuan atas laporan tahunan, termasuk laporan kegiatan perseroan, laporan pelaksanaan tugas pengawasan dewan komisaris perseroan untuk tahun buku 2022, dan pengesahan laporan keuangan perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.

Kemudian, penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022, penunjukan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik, untuk audit laporan keuangan tahun buku 2023.

Agenda lainnya yakni penetapan tantiem untuk tahun buku 2022, gaji/honorarium dan tunjangan lainnya bagi dewan komisaris dan direksi perseroan untuk tahun 2023, laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, perubahan anggaran dasar perseroan, dan perubahan pengurus perseroan.

 Adapun agenda mengenai Perubahan Pengurus Perseroan, dewan komisaris diputuskan memberhentikan dengan hormat Hananto Aji selaku Komisaris Utama dan mengangkat Sumadi selaku Komisaris Utama, sekaligus mengangkat Suli Fatimah sebagai Komisaris serta memberhentikan dengan hormat Bambang Pramujo sebagai Komisaris, kemudian mengangkat Danis Hidayat Sumadilaga sebagai Komisaris.

Sedangkan untuk jajaran direksi diputuskan memberhentikan dengan hormat Yulianto sebagai Direktur QHSE dan Pemasaran, kemudian mengangkat Dwi Purnomo sebagai Direktur QHSE dan Pemasaran.

WIKA Gedung sebagai salah satu dari tujuh anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), telah tumbuh dan berkembang secara konsisten melayani pasar pemerintah, BUMN/BUMD, loan dan swasta di Indonesia.

 

Susunan Direksi dan Komisaris

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung atau WEGE)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST Tahun Buku 2022 PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung atau WEGE) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp23,16 miliar. (Istimewa)

Adapun susunan Dewan Komisaris dan Jajaran Direksi baru WIKA Gedung sebagai berikut:

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama: Sumadi
  • Komisaris: Suli Fatimah
  • Komisaris Danis Hidayat Sumadilaga
  • Komisaris Independen: Joseph Prajogo
  • Komisaris Independen: Ance

Direksi

  • Direktur Utama: Hadian Pramudita
  • Direktur Operasi 1: Bagus Tri Setyana
  • Direktur Operasi 2: Akhmadi Tricahyono
  • Direktur Keuangan, Human Capital & Manajemen Risiko: Syailendra Ogan
  • Direktur Quality, Health, Safety, Environment dan Pemasaran: Dwi Purnomo 

Wika Gedung Kantongi Laba Bersih Rp 230 Miliar pada 2022

WIKA Gedung Kontraktor Terpilih Garap Sudirman Hill Residence
WIKA Gedung - salah satu anak perusahaan dari PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk yang bergerak pada jasa kontraktor - resmi

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Perseroan membukukan pendapatan Rp 2,36 triliun pada 2022, menurun 25,31 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,16 triliun.

Mengutip laporan keuangan Wijaya Karya Bangunan Gedung atau Wika Gedung, ditulis Minggu (12/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 2,13 triliun atau menurun 26,29 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 2,89 triliun.

Dengan demikian, laba bruto Wijaya Karya Bangunan Gedung turun 15,68 persen menjadi Rp 228,05 miliar pada 2022 dari Rp 270,48 miliar pada 2021. 

Hingga akhir 2022, Wijaya Karya Bangunan Gedung mengantongi laba bersih sebesar Rp 230,05 miliar. Laba bersih perseroan meningkat 7,56 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 213,88 miliar

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 5,42 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 5,97 triliun. Kemudian, liabilitas Wijaya Karya Bangunan Gedung Rp 2,88 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,59 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 2,54 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 2,38 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 10 Maret 2023, saham WEGE naik 5,97 persen ke posisi Rp 142 per saham. Saham WEGE dibuka stagnan Rp 134. Saham WEGE berada di level tertinggi Rp 145 dan terendah Rp 142 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.414 kali dengan volume perdagangan 274.376 lot saham. Nilai transaksi Rp 3,9 miliar.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya