Melihat Prospek Saham BBRI Usai Sentuh Level Tertinggi

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sempat sentuh level tertinggi sepanjang masa pada Selasa, 1 Agustus 2023. Bagaimana prospek saham BBRI ke depan?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Agu 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2023, 06:00 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI dinilai konsisten menunjukkan kinerja cemerlang.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI dinilai konsisten menunjukkan kinerja cemerlang. Terbaru, pada penutupan perdagangan, Selasa 1 Agustus 2023, saham BBRI ditutup pada level Rp5.700 atau menguat 0,88 persen. 

Bahkan pada perdagangan pada hari tersebut, BBRI sempat menyentuh all time high di level Rp 5.750. Dengan demikian, analis pun merekomendasikan beli saham BBRI.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama merekomendasikan investor untuk buy & hold BBRI dengan target harga di level Rp 5.800 per saham secara jangka pendek. Menurut ia, saham BBRI sendiri secara teknikal masih sangat bagus karena trennya bullish. 

“Apa lagi pada perdagangan Senin, 31 Juli 2023 sempat breakout dari resistance Rp5.625, untuk jangka pendek masih bisa ke Rp5.800. Untuk jangka menengah seharusnya bisa lebih, karena trennya masih sangat bullish. Area support sementara yang perlu diperhatikan di level Rp 5.550,” kata dia dalam keterangan resminya, ditulis Minggu (6/8/2023).

Saham Bank Rakyat Indonesia ditransaksikan hingga 6.296 kali dengan volume 54,29 juta saham. Nilai transaksinya mencapai Rp 308,53 miliar dan kapitalisasi pasar menyentuh Rp871,46 triliun. Hal itu terdorong investor asing yang gencar memburu BBRI dalam kurun waktu seminggu terakhir.

Terkait dengan kinerja saham tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kinerja cemerlang BBRI salah satunya terdorong aspirasi besar perseroan merealisasikan target Return On Equity (ROE) 19 persen pada 2025. Selain itu, kinerja fundamental BRI melalui Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti terus bertumbuh. Hal itu membuat investor semakin percaya terhadap komitmen BRI.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masuk Deretan Top Gainers

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Setidaknya hingga kuartal I 2023 CAR (Capital Adequacy Ratio) BRI tergolong tinggi mencapai 24,9 persen. Di sisi lain pada waktu yang sama, BRI dapat membukukan Return on Equity 21,18 persen pada akhir kuartal I 2023. Kami ingin membuktikan bahwa manajemen BRI memiliki komitmen untuk terus tumbuh secara berkelanjutan sehingga investor konsisten percaya kepada kami, dan itu kuncinya," kata dia.

Melihat rekam jejak kinerjanya dalam beberapa bulan terakhir, BBRI dinilai memang cemerlang. Setidaknya sejak 23 April 2023 harga BBRI tidak pernah diperdagangkan di bawah level Rp5.000. Sejak akhir April tersebut level harga terendah BBRI adalah Rp 5.025.

Reyhan menilai, BBRI masuk menjadi bagian dari saham-saham yang mengalami penguatan signifikan di Indonesia. Alhasil, BBRI kini masuk ke dalam deretan top gainers.


Kinerja Keuangan Big Banks Bakal Dongkrak IHSG

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat usai bank kapitalisasi besar (Big Banks) merilis kinerja keuangan selama semester I 2023.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menilai, kinerja Big Banks yang belum merilis laporan keuangan semester I 2023 berpotensi untuk mendongkrak IHSG dalam jangka pendek.

Adapun bank yang dimaksud, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Sebab, kedua emiten perbankan tersebut diyakini bakal mencetak laba bersih pada kuartal II 2023.

"Kinerja BBRI, BMRI bisa mendongkrak IHSG secara jangka pendek," kata Ratih kepada awak media, Jumat (28/7/2023).

Dia bilang, IHSG diprediksi menyentuh level 7.000 pada dua minggu ke depan dengan support terdekat 6.800. Ini mengingat terdapat sejumlah emiten yang akan merilis pertumbuhan kinerja selama semester I 2023.

Sementara itu, terdapat sejumlah katalis positif bagi IHSG, seperti Indeks Keyakinan konsumen (IKK) Indonesia 127,1 pada Juni 2023 dari level tertinggi selama 12 bulan di Mei yang sebesar 128,3. Lalu, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD 3,46 miliar pada Juni 2023, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar USD 0,43 miliar. 

Selain itu, inflasi tahunan pada Juni 2023 di level 3,52 persen, sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) sebesar 2-4 persen. Penanaman Modal Asing (PMA) dalam investasi langsung pada semester I 2023 tercatat Rp 363,3 triliun atau tumbuh 17 persen yoy pun menjadi sentimen positif bagi IHSG.

 


Rekomendasi Saham

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Meski demikian, ia menyebut, terdapat katalis negatif bagi IHSG, seperti Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. Kemudian, Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) menaikkan kisaran target suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5 persen pada Juli 2023. 

Lalu, Bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen.

Dengan demikian, Ratih merekomendasikan saham konsumer, keuangan, dan bahan baku karena dinilai masih memiliki prospek yang cerah. Ratih pun merekomendasikan saham ACES dengan target harga Rp 830, INDF dengan target harga Rp 7.700, BBRI dengan target harga Rp 5.850, INKP dengan target harga Rp 9.800, dan SMGR dengan target harga Rp 7.400 untuk dipertimbangkan oleh investor.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya