Indo Tambangraya Megah Catat Pendapatan USD 1,29 Miliar pada Semester I 2023

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatat pendapatan turun 8,6 persen dan laba merosot 33,3 persen pada semester I 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Agu 2023, 12:18 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2023, 12:17 WIB
Ilustrasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (Dok: Indo Tambangraya Megah)
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan penurunan pendapatan dan laba pada semester I 2023.(Dok: Indo Tambangraya Megah)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan penurunan pendapatan dan laba pada semester I 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (12/8/2023), PT Indo Tambangraya Megah Tbk meraup pendapatan USD 1,29 miliar hingga Juni 2023. Pendapatan perseroan turun 8,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,42 miliar.

Pendapatan yang merosot itu memicu laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot. Laba perseroan turun 33,3 persen menjadi USD 306,94 juta pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 460,82 juta. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 25,06 persen dari USD 672,38 juta hingga semester I 2022 menjadi USD 840,94 juta pada semester I 2023. Dengan demikian laba kotor susut 38,83 persen menjadi USD 458,24 juta pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 749,16 juta.

Perseroan mencatat beban penjualan susut 0,6 persen menjadi USD 63,71 juta pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 64,10 juta. Beban umum dan administrasi naik 30,45 persen menjadi USD 20,4 juta pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 15,69 juta.

Penghasilan keuangan melonjak 715 persen menjadi USD 16,71 juta pada semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, penghasilan keuangan tercatat USD 2,04 juta.

Melihat kondisi keuangan tersebut, PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatat laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar dan dilusi turun menjadi USD 0,27 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,41.

Aset Perseroan

Ilustrasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (Dok: Indo Tambangraya Megah)
Ilustrasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (Dok: Indo Tambangraya Megah)

Perseroan mencatat ekuitas susut menjadi USD 1,79 miliar pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,95 miliar. Total liabilitas merosot menjadi USD 430,92 juta pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 689,89 juta.

Indo Tambangraya Megah membukukan aset USD 2,22 miliar pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 tercatat USD 2,64 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 1,01 miliar pada semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,43 miliar.

Belanja Modal 2023

Ilustrasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (Dok: Indo Tambangraya Megah)
Ilustrasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (Dok: Indo Tambangraya Megah)

Sebelumnya, emiten batu bara, PT Indo Tambangraya Megah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 84,3 juta atau setara dengan Rp 1,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.879 per dolar AS) pada 2023. Ini mengingat, Indo Tambangraya Megahakan melakukan ekspansi. 

"Kami menyiapkan capex sekitar USD 80 juta untuk tahun ini, angka tersebut belum termasuk untuk akuisisi," kata Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor Yulius Kurniawan Gozali kepada awak media, Rabu (17/5/2023).

Dia bilang, belanja modal tersebut akan digunakan untuk mengembangkan anak usahanya, yakni Indominco, Trubaindo, Bharinto, dan Jorong.  

Adapun, rincian belanja modal untuk pengembangan batu bara tersebut, yakni sekitar USD 11,7 juta untuk Indominco, USD 11,9 juta untuk Trubaindi, USD 14,7 juta untuk Bharinto, USD 1,6 juta untuk Jorong. 

Kemudian, sekitar USD 18,7 juta akan dialokasikan untuk anak usahanya, PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan.

Selain itu, Indo Tambangraya Megah menyiapkan sekitar USD 18 juta untuk Greenfield project, sekitar USD 5,9 juta untuk renewable dan sisanya USD 1,8 juta untuk kebutuhan lainnya. 

 

Indo Tambangraya Megah Incar Produksi Batu Bara 17 Juta Ton pada 2023

Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Kebijakan itu diambil setelah mengetahui bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mengalami krisis pasokan batubara hingga akhir 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan produksi batu bara mencapai 17 juta ton pada tahun ini. Target itu lebih tinggi dari realisasi produksi batu bara tahun lalu sebesar 16,6 juta ton.

"Untuk tahun 2023, perusahaan menargetkan volume produksi antara 16,6-17,0 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,5-22,2 juta ton," ungkap Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Mulianto dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 20 persen harga jualnya telah ditetapkan dan 45 persen mengacu pada indeks harga batubara. Sedangkan sisa 35 persen belum terjual.

Sepanjang 2022, perusahaan memproduksi batu bara sebanyak 16,6 juta ton di tengah curah hujan yang tinggi. Sementara itu, volume penjualan tercapai sebanyak 18,9 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok 5,9 juta ton, Indonesia 4,2 juta ton, Jepang 2,9 juta ton, Filipina 1,5 juta ton, India 1,1 juta ton, negara-negara lain di Asia Pasifik, dan Eropa.

Pada periode tersebut, perusahaan mencatat penguatan perolehan rata-rata harga jual batu bara sebesar USD 192 per ton, naik 86 persen dari USD 103 per ton pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan ini memungkinkan Perusahaan untuk membukukan penjualan bersih sebesar USD 3,6 miliar atau 75 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Marjin laba kotor naik dari 44 persen menjadi 52 persen pada tahun ini di tengah kenaikan harga bahan bakar global, kenaikan royalti, dan berbagai ketidakpastian serta tantangan sepanjang 2022.

"Seiring dengan kenaikan perolehan rata-rata harga batu bara, Perusahaan mencatat penguatan arus kas dengan EBITDA mencapai USD 1,8 miliar selama tahun 2022, naik 101 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih naik 152 persen dari USD 475 juta pada 2021 menjadi USD 1,2 miliar pada 2022,” beber Mulianto.

Dengan menerapkan manajemen kas yang bijak, Perusahaan berhasil mempertahankan neraca yang semakin solid. Hingga pada akhir Desember 2022, total aset perusahaan tercatat sebesar USD 2,6 miliar dengan total ekuitas USD 2,0 miliar.

Sejalan dengan arus kas dan EBITDA yang semakin menguat, Perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD 1,4 miliar. Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar USD 1,07 per saham.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya