Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan penjualan mobil perseroan sampai dengan Juli 2023. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) total penjualan mobil domestik periode Januari—Juli 2023 tercatat sebanyak 586.401 unit, naik 4,48 persen dibanding 561.275 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Total penjualan mobil domestik pada Juli saja tercatat sebanyak 80.416 unit. Turun 6,76 persen dibandingkan posisi Juli 2022 sebanyak 86.245 unit.
Baca Juga
"Seiring dengan bertumbuhnya penjualan mobil domestik sebesar 4 persen hingga bulan Juli 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualan mobil Astra secara nasional juga meningkat 6 persen.," ujar Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto, dalam keterangan resmi, Selasa (15/8/2023).
Advertisement
Menurut dia. kinerja penjualan mobil pada paruh pertama tahun ini selaras dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh hingga kuartal II-2023.
Astra mencatatkan penjualan mobil sebanyak 326.532 unit selama periode Januari—Juli 2023. Raihan ini naik 6,18 persen dibanding 307.535 unit pada periode yang sama tahun lalu. Market share Astra terhadap penjualan mobil nasional untuk periode tersebut mencapai 56 persen. Penjualan Astra pada Juli saja tercatat sebanyak 48.608 unit. Angka itu turun 0,15 persen dibandingkan Juli 2022 sebanyak 48,680 unit.
Penjualan Astra pada Juli 2023 didominasi oleh Toyota dan Lexus sebanyak 30.148 unit. Disusul Daihatsu 15.821 unit. Lalu Isuzu 2.476 unit, UD Trucks 152 unit, serta Peugeot 11 unit. Market share Astra pada Juli saja sebesar 60 persen. Sementara untuk total penjualan LCGC nasional periode Januari—Juli mencapai 120.511 unit, naik 29,12 persen dari 93.333 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Pada Juli saja, total penjualan LCGC nasional tercatat sebanyak 17.603 unit, naik 6,48 persen dibandingkan Juli 2022 sebanyak 16.531 unit. Penjualan produk Astra LCGC secara kumulatif untuk periode Januari—Juli tercatat sebanyak 90.157 unit. Naik 28,99 persen dari 69.897 unit terjual pada periode yang sama tahun lalu.
Market share Astra pada total penjualan LCGC Januari-Juli 2022 mencapai 75 persen. Sementara penjualan produk Astra LCGC pada Juli 2023 saja tercatat sebanyak 12.740 unit, turun 7,28 persen dibandingkan Juli 2022 sebanyak 14.045 unit. Market share Astra untuk produk LCGC pada Juli saja sebesar 72 persen.
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam selama semester I 2023. PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun tipis selama enam bulan pertama 2023.
PT Astra International Tbk (ASII) meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Astra International mencatat beban pokok pendapatan tercatat Rp 125,76 triliun hingga semester I 2023. Beban pokok pendapatan naik 14,18 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110,41 triliun.
Dengan demikian, laba bruto perseroan tumbuh 9,1 persen menjadi Rp 36,63 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 33,55 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliu
Advertisement
Kontribusi Kinerja Astra
PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan seiring peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis grup, terutama divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan.
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar, laba bersih grup jika dibandingkan semester I 2022 menurun 4 persen menjadi Rp 17,4 triliun, termasuk keuntungan nilai wajar sebesar Rp 3,7 triliun atas investasi di GoTo dan Hermina.
Sedangkan laba bersih grup tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi mencapai Rp 17,3 triliun, 20 persen lebih tinggi dibandingkan semester I 2022.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2023 sebesar Rp 4.603, menurun 3 persen dibandingkan 31 Desember 2022. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 23,9 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 35,1 triliun pada akhir 2022. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 50,1 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 44,5 triliun pada akhir 2022.
Adapun laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis hingga semester I 2023 antara lain dari otomotif tumbuh 33 persen menjadi Rp 5,69 triliun, sektor jasa keuangan naik 32 persen menjadi Rp 3,82 triliun, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi bertambah 11 persen menjadi Rp 6,88 triliun.
Sementara itu, divisi infrastruktur dan logistik catat laba tumbuh 42 persen menjadi Rp 502 miliar, teknologi informasi bertambah 113 persen menjadi Rp 51 miliar. Sedangkan dari agribisnis tercatat susut 55 persen menjadi Rp 293 miliar hingga semester I 2023.
Perseroan Optimistis Kinerja hingga Akhir 2023
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro menuturkan, grup Astra mencatatkan kinerja yang cukup baik pada semester I 2023 didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir seluruh divisi bisnis.
“Meskipun situasi perekonomian global masih menimbulkan sejumlah tantangan, kami percaya kinerja grup Astra untuk sisa tahun ini akan tetap baik,” ujar dia dalam keterangan resmi.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 28 Juli 2023, saham ASII menguat 1,53 persen menjadi Rp 6.625 per saham. Saham ASII dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 6.500 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 6.625 dan terendah Rp 6.475 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.577 kali dengan volume perdagangan 282.923 lot saham. Nilai transaksi Rp 186,1 miliar.
Advertisement