Liputan6.com, Jakarta - Penyedia data dan indeks pasar modal Financial Times Stock Exchange (FTSE) telah mengocok ulang susunan konstituen Global Equity Index Asia Pacific ex Japan ex China Regional. Lantas, bagaimana prospek saham yang masuk daftar FTSE?
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian menuturkan, masuknya saham-saham ke dalam indeks FTSE Small Cap berhasil mendongkrak harga sahamnya secara jangka pendek.Â
Baca Juga
"Hanya saja, untuk fundamental perlu dilihat lagi jika ingin melihat prospek ke depannya secara jangka panjang," kata Fajar kepada Liputan6.com, ditulis Kamis (24/8/2023).
Advertisement
Dia bilang, secara fundamental memang saham-saham tersebut secara umum mempunyai kinerja yang bisa dibilang cukup positif atau memiliki perbaikan kinerja. Salah satunya adalah MAPI, di mana secara prospek dengan memasuki tahun politik maka emiten yang berkaitan dengan konsumer akan menarik untuk dilirik.
"MAPI cukup menarik, hanya saja sahamnya sudah sempat mencetak all time high (ATH), bagi investor yang ingin masuk untuk jangka panjang bisa mengoleksi, namun untuk jangka pendek sebaiknya investor perlu wait and see dengan mencermati level support di 765 dan dapat take profit di level 820," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira mengatakan, saham yang masuk dalam indeks FTSE, dalam hal ini FTSE Global Equity Indonesia biasanya dinilai memiliki prospek fundamental yang cukup baik dan memiliki likuiditas yang cukup sesuai kriteria FTSE Global Equity Index tersebut.
"Biasanya saham-saham yang masuk kriteria FTSE tentunya menjadi pertimbangan investor untuk melakukan investasi, terutama investor asing," kata dia.
Menurut ia, biasanya saham yang baru masuk indeks FTSE berpotensi naik dalam jangka pendek. Seperti terlihat pada beberapa saham yang masuk pada small cap index yaitu PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Â
Kemudian, PT Mitra Aktif Perkasa Tbk (MAPA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
"Dari keenam saham yang masuk, yang paling solid fundamental nya adalah PGEO. Investor bisa mencermati saham ini. Akumulasi buy on weakness jika masuk kisaran 900-1000," imbuhnya.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Â
FTSE Ubah Penghuni Indeks
Sebelumnya, penyedia data dan indeks pasar modal Financial Times Stock Exchange (FTSE) kembali mengubah susunan konstituen Global Equity Index Asia Pacific ex Japan ex China Regional yang akan efektif pada penutupan perdagangan Jumat, 15 September 2023 atau pada Senin, 18 September 2023.
Berdasarkan pengumuman pada Jumat, 18 Agustus 2023, perubahan konstituen ini dalam rangka kajian semi tahunan dari FTSE Global Equity Index Series. Untuk kategori saham kapitalisasi besar, saham dari Indonesia tidak ada yang masuk dan keluar.
Sedangkan dari kategori saham kapitalisasi menengah, ada dua saham yang keluar dari kategori menengah yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Studios International Tbk (MSIN). Adapun saham MNCN pindah kelas. Saham MNCN keluar dari indeks saham kapitalisasi menengah menjadi indeks kapitalisasi kecil. Sedangkan saham MSIN dikeluarkan dari kapitalisasi menengah.
Di indeks FTSE Global ini, ada enam saham dari Indonesia yang masuk indeks saham kapitalisasi kecil antara lain saham PT Bukalapak Tbk (BUKA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Sedangkan saham dari Indonesia yang keluar dari indeks saham kapitalisasi kecil antara lain saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Â
Advertisement
Saham yang Masuk Kategori Micro Cap
Selain itu, sejumlah saham yang masuk kelas micro cap antara lain PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Selanjutnya saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Hillcon Tbk (HILL), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).
Sedangkan saham dari Indonesia yang keluar dari kelas micro cap antara lain PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).
Lalu ada saham PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kino Indonesia Tbk (KINO), PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI), PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP).