Trivia Saham: Kenali Investasi dan Spekulasi di Pasar Modal

Kegiatan investasi kini makin populer terutama di pasar modal. Kali ini trivia saham membahas mengenal beda investasi dan spekulasi. Berikut ulasannya.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Sep 2023, 09:57 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2023, 09:57 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Investor dan pelaku pasar mengambil risiko yang diperhitungkan saat mencoba keuntungan dari transaksi di pasar modal.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor dan pelaku pasar mengambil risiko yang diperhitungkan saat mencoba keuntungan dari transaksi di pasar modal.

Tingkat risiko yang diambil dalam transaksi ini perbedaan utama antara investasi dan spekulasi. Saat seseorang memakai uang dengan harapan hasilkan keuntungan, mereka berinvestasi.

Dalam skenario ini, usaha tersebut mendasarkan keputusan pada penilaian wajar yang dibuat setelah dilakukan riset menyeluruh terhadap usaha yang dilakukan sehingga memiliki peluang keberhasilan yang baik.

Dikutip dari Investopedia, ditulis Minggu (3/9/2023), bagaimana jika seseorang yang sama keluarkan uang untuk suatu usaha yang menunjukkan kemungkinan kegagalan tinggi. Dalam hal ini, mereka spekulasi. Keberhasilan dan kegagalan terutama bergantung pada peluang atau kekuatan atau peristiwa eksternal yang tidak dapat dikendalikan.

Perbedaan utama antara investasi dan spekulasi adalah besarnya risiko yang diambi. “Spekulasi berisiko tinggi biasanya mirip judi, sedangkan investasi berisiko rendah memakai dasar fundamental dan analisis,” demikian dikutip dari Investopedia.

Investasi

Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk misalkan melalui investasi di produk keuangan. Produk investasi itu antara lain saham, obligasi, exchange trade fund (ETF), reksa dana dan berbagai produk keuangan lainnya.

Investor berharap memperoleh pendapatan dan keuntungan melalui pengembalian modal yang memuaskan dengan mengambil risiko rata-rata atau di bawah rata-rata.

Pendapatan dapat berupa aset dasar yang nilainya naik, dividen berkala dan pembayaran bunga atau pengembalian penuh modal yang dikeluarkan.

Seringkali, investasi adalah tindakan membeli dan menahan suatu aset untuk jangka panjang. Untuk diklasidikan sebagai kepemilikan jangka panjang, investor harus memiliki aset itu setidaknya selama satu tahun.

Misalkan ketika investasi, seseorang mempertimbangkan saham perusahaan multinasional besar yang stabil. Perusahaan ini mungkin membayar dividen secara konsisten meningkat setiap tahun. Di sisi lain mungkin memiliki risiko bisnis yang rendah.

Seorang investor dapat memiliki investasi di perusahaan ini dalam jangka panjang untuk mendapatkan pengembalian modal yang memuaskan sambil mengambil risiko relatif rendah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investor Pakai Analisi Fundamental dan Teknikal

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, investor dapat memilih investasi di perusahaan ini dalam jangka panjang untuk mendapatkan pengembalian modal yang memuaskan sambil mengambil risiko relatif rendah. Selain itu, investor dapat menambahkan beberapa perusahaan serupa di industri yang berbeda dalam portofolionya untuk diversifikasi dan menurunkan risiko lebih lanjut.

“Analisis dan riset adalah bagian dari proses investasi. Ini melibatkan evaluasi berbagai aset, sektor dan pola atau tren yang terjadi di pasar,”

Selain itu, investor dapat memakai analisis fundamental dan tenikal untuk memilih strategi investasi atau merancang portofolionya.

Dengan memakai analisis fundamental, investor dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi valuasi mulai dari faktor mikro hingga makro ekonomi.

Sedangkan analisis teknikal memakai tren statistik yakni harga dan volume untuk menemukan peluang di pasar.


Penjelasan Spekulasi

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, spekulasi adalah tindakan memasukkan dana dalam usaha dengan kemungkinan gagal tinggi.

“Berspekulasi mencari keuntungan yang sangat tinggi dari taruhan yang dapat hasilkan keuntungan tertentu. Meski spekulasi disamakan dengan judi. Hal ini tidak sepenuhnya sama, karena spekulan mencoba membuat keputusan yang tepat mengenai arah perdagangan mereka,” demikian dikutip dari Investopedia.

Namun, risiko spekulatif yang melekat dalam transaksi itu cenderung jauh di atas rata-rata.

Traders atau pelaku pasar membeli produk sekuritas dengan pemahaman sekuritas itu hanya akan disimpan dalam waktu singkat sebelum dijual. “Mereka (traders-red) mungkin sering berpindah masuk dan keluar dari suatu posisi,”

Investopedia mencontohkan, perdagangan spekulatif. Misalkan, sebuah perusahaan tambang baru yang bergejolak dan memiliki peluang sama dalam jangka pendek untuk alami kenaikan harga. Hal ini karena penemuan tambang emas baru atau alami kebangkrutan.

“Tanpa ada kabar dari perusahaan, investor akan cenderung hindari perdagangan berisiko tersebut. Namun, sejumlah spekulan mungkin percaya kalau perusahaan tambang ema situ akan dapatkan emas dan mungkin beli saham berdasarkan firasat. Firasat ini dan aktivitas selanjutnya yang dilakukan investor disebut spekulasi,”

Perdagangan spekulatif memanng memiliki kelemahan. Ketika harapan pertumbuhan dan pergerakan harga suatu kelas aset atau sektor tertentu meningkat, nilainya akan naik. Ketika ini terjadi, volume perdagangan meningkat yang pada akhirnya menyebabkan bubble.

Hal ini terjadi pada gelombung dotcom. Investasi pada perusahaan internet tumbuh secara eksponensial pada akhir 1990-an dengan valuasi yang meningkat pesat. Pasar ambruk setelah 2001 menyebabkan perusahaan teknologi besar kehilangan sebagian besar valuasinya dan banyak perusahaan lain yang tersingkir.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya