29 Perusahaan Antre IPO di BEI, 8 Punya Aset Jumbo

Adapun sampai dengan 15 September 2023, terdapat 66 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 66 emiten itu mencapai Rp 49,4 triliun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Sep 2023, 08:27 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 08:21 WIB
Ilustrasi IPO. Foto: graystudiopro1
Ilustrasi IPO. 29 Perusahaan Antre IPO di BEI. Foto: graystudiopro1

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun sampai dengan 15 September 2023, terdapat 66 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 66 emiten itu mencapai Rp 49,4 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (16/9/2023). Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.

Kemudian 18 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 3 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 5 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 3 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 0 Perusahaan dari sektor financials
  • 2 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 2 Perusahaan dari sektor industrials
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 3 Perusahaan dari sektor teknologi
  • 2 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Catatan OJK: 59 Perusahaan Siap Debut di Bursa, Incar Dana Rp 12,47 triliun

Ilustrasi IPO 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati penghimpunan dana di pasar modal terus melanjutkan kenaikan. Hingga 31 Agustus 2023, total penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 172,38 triliun dari berbagai instrumen.

Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan masih terdapat 94 rencana penawaran umum dalam pipeline OJK.

"Di pipeline masih terdapat 94 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 43,43 triliun," terang Inarno dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Agustus 2023, Selasa (5/9/2023).

Jika dirinci, terdapat 59 perusahaan dalam pipeline IPO dengan dana dibidik sekitar Rp 12,47 triliun. 9 perusahaan bakal gelar PUT dengan senilai Rp 4,99 triliun, 9 perusahaan terbitkan EBUS senilai Rp 12,51 triliun, dan 17 perusahaan untuk PUB EBUS senilai Rp 13,46 triliun.

Minat penghimpunan dana di pasar modal sejalan dengan kondisi pasar saham yang dinilai masih resilien hingga akhir Agustus 2023. Per 31 Agustus 2023, indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai dengan 31 Agustus 2023 menguat sebesar 0,32 persen mtd ke level 6.953,26 dibandingkan Juli 2023 yaitu sebesar 6.931,36, Non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp 20,10 triliun mtd, utamanya akibat transaksi crossing per Juli 2023 inflow Rp 2,72 triliun mtd.

Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terbesar itu pada Agustus 2023 dicatatkan oleh saham di sektor barang baku dan infrastruktur

"Secara year to date, IHSG menguat sebesar 1,50 persen dengan non-residen membukukan net sell Rp 1,18 triliun, dibandingkan Juli 2023 itu masih net buy sebesar 18,92 triliun ytd," beber Inarno.

Adapun dari sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham pada Agustus 2023 itu menjadi 11,20 triliun mtd, dan juga Rp 10,38 triliun ytd. Dibandingkan Juli sebesar Rp 9,66 triliun mtd atau Rp 10,24 triliun ytd.

 

 

OJK Yakin Target Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Akan Tercapai

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia bisa mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat ramainya IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, hingga saat ini penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 168 triliun dari semua instrumen yang ada di BEI.

"Sampai saat ini hasil fund raised Rp168 triliun dari target Rp 200 triliun, InsyaAllah itu tercapai, kita belum ada niat untuk mengubah (target)," kata Inarno kepada awak media, Jumat (18/8/2023). 

Di sisi lain, OJK belum membeberkan target resmi penghimpunan dana di pasar modal pada 2024. Walau demikian, tren penghimpunan dana di pasar modal diyakini tetap positif pada tahun depan, terutama setelah momen Pemilu serentak.

OJK akan terus berkomitmen untuk lebih selektif dalam mewujudkan IPO yang berkualitas. 

 "Time to time akan terus perbaiki terus, sehingga yang ada disini yang berkualitas," kata dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya