Bursa Asia Pasifik: Saham Australia Naik Jelang Risalah Bank Sentral; Nikkei Jepang Mengekor

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 1%, sedangkan dolar Kiwi melemah 0,46%. Nikkei 225 Jepang dibuka 1,78% lebih tinggi, sedangkan Kospi Korea Selatan menguat 0,87% saat pembukaan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Okt 2023, 08:15 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2023, 08:14 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Australia menguat menjelang risalah pertemuan kebijakan terakhir bank sentral. Sementara dolar Selandia Baru melemah menyusul pembacaan inflasi, yang pertama sejak pemilu pada akhir pekan.

Tingkat inflasi Selandia Baru mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir, yaitu sebesar 5,6% pada kuartal ketiga dan turun dari 6% pada kuartal sebelumnya.

Risalah rapat Reserve Bank of Australia akan merinci alasan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 4,1% selama pertemuan kebijakan moneter bulan Oktober. Ini merupakan bulan keempat berturut-turut mereka mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Melansir laman CNBC, di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 1%, sedangkan dolar Kiwi melemah 0,46%. Nikkei 225 Jepang dibuka 1,78% lebih tinggi, sedangkan Kospi Korea Selatan menguat 0,87% saat pembukaan.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 17,886, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan HSI di 17,640.36.

Sebelumnya, di pasar saham AS, ketiga indeks utama wallstreet menguat, dengan Dow Jones Industrial Average menguat sebesar 0,93% dan menandai hari terbaiknya sejak September. S&P 500 naik 1,06%, sedangkan Nasdaq Composite bertambah 1,2%.

Jadi Perhatian

Saham-saham berkapitalisasi kecil menjadi perhatian investor pada pekan lalu. Indeks Russell 2000 menghasilkan kenaikan dalam lima hari berturut-turut untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juli, menurut analisis CNBC.

Oleh karena itu, investor mungkin ingin mempertimbangkan kelas aset tersebut, terutama di tengah meningkatnya volatilitas, menurut beberapa fund manager dan analis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya