Wall Street Melejit Jelang Pertemuan The Fed, Indeks Dow Jones Catat Penguatan Terbesar

Wall street melesat pada awal pekan seiring pelaku pasar menanti pertemuan the Fed dan rilis laporan keuangan perusahaan serta data ekonomi. Indeks Dow Jones catat penguatan terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Okt 2023, 06:52 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2023, 06:52 WIB
Ilustrasi Bursa Efek New York atau New York Stock Exchange (Foto: Tomas Eidsvold/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin (30/10/2023). (Foto: Tomas Eidsvold/Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin (30/10/2023). Wall street yang melesat seiring pelaku pasar hadapi pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan memutuskan suku bunga acuan.

Selain itu, pelaku pasar juga hadapi laporan tenaga kerja dan laporan keuangan Apple. Demikian dikutip dari laman CNBC, Selasa (31/10/2023).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 511,37 poin atau 1,58 persen ke posisi 32.928,96. Indeks Dow Jones mencatat penguatan terbaik sejak 2 Juni 2023.

Indeks S&P 500 melonjak 1,2 persen ke posisi 4.166,82. Indeks S&P 500 mencatat kinerja terbaik sejak akhir Agustus 2023. Indeks Nasdaq melambung 1,16 persen menjadi 12.789,48.

Sektor saham layanan komunikasi mencatat kinerja terbaik di indeks S&P 500. Sektor saham layanan komunikasi bertambah lebih dari 2 persen. Saham Amazon dan Meta masing-masing melonjak 3,9 persen dan 2 persen.

Pergerakan wall street terjadi setelah S&P jatuh ke wilayah koreksi pekan lalu. Indeks S&P 500 merosot 2,5 persen selama sepekan. Indeks S&P 500 juga turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi pada 2023. Sepanjang Oktober 2023, indeks susut 2,8 persen.

“Kami menutup posisi terendah pekan lalu. Sering kali Anda mendapatkan hal-hal negatif seperti itu pada akhir pekan dan tidak ada hal baru yang muncul mengubah prospek pasar dan perekonomian, Anda akan mendapatkan sedikit tekanan,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan.

“Investor akhirnya merasa sedikit lebih yakin bahwa mungkin kita sudah memperhitungkan cukup banyak berita buruk dan itu benar-benar terwujud dalam pasar yang lebih kuat saat ini,” ia menambahkan.

 

Menanti Pertemuan the Fed

Bursa Efek New York, Amerika Serikat (Foto: Unsplash/Jimmy Woo)
Bursa Efek New York, Amerika Serikat (Foto: Unsplash/Jimmy Woo)

Keputusan the Federal Reserve (the Fed) akan diambil pada Rabu pekan ini. Bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat yang sama.

Dengan lonjakan suku bunga sebagai penyebab utama koreksi pasar saham ini, investor akan berharap the Fed memberikan sinyal akan segerak menghentikan kenaikan suku bunga. Pelaku pasar prediksi the Fed akan menaikkan suku bunga pada 2023.

“Sementara ada pertemuan the Fed, konsensusnya sangat jelas mereka tidak akan melakukan apapun pada pertemuan khusus pekan ini, dan itu adalah pertemuan berturut-turut di mana mereka tidak menaikkan suku bunga,” ujar dia.

Ia melihat hal ini sebagai kemungkinan tanda siklus kenaikan suku bunga telah berakhir. “Dan saya pikir hal ini mungkin membantu menghentikan kenaikan yang kita lihat pada imbal hasil treasury,” tutur dia.

“Saya pikir jika kita melihat tingkat suku bunga sedikit stabil di sini, hal itu pasti akan membawa kabar baik,” ia menambahkan.

Imbal Hasil Obligasi AS

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melonjak di atas 5 persen pada awal pekan lalu, tetapi diperdagangkan sekitar 4,89 persen pada Senin, 30 Oktober 2023.

Pada Jumat pekan ini akan dirilis laporan ketenagakerjaan pada Oktober dan investor berharap ada perlambatan di pasar tenaga kerja yang akan membuat the Fed merasa nyaman untuk tetap mempertahankan kebijakannya hingga akhir tahun ini.

Apple akan melaporkan laba pada Kamis pekan ini setelah bel perdagangan berakhir. Apple yang masuk zona koreksi, turun 14 persen dari level tertinggi dalam 52 minggu.

Penutupan Wall Street Pekan Lalu

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023. Aksi jual terjadi di tengah kekhawatiran resesi sehingga menyeret indeks Dow Jones dan S&P 500 ke zona merah.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (28/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 366,71 poin atau 1,12 persen ke posisi 32.417,59. Indeks Dow Jones tertekan oleh penurunan saham JPMorgan Chase. Hal ini setelah CEO Jamie Dimon akan menjual 1 juta saham pada 2024.

 

Koreksi Saham Teknologi

Ilustrasi Bursa Efek New York di New York, Amerika Serikat (AS). (Foto: Darian Garcia/Unsplash)
Ilustrasi Bursa Efek New York di New York, Amerika Serikat (AS). (Foto: Darian Garcia/Unsplash)

Indeks S&P 500 tergelincir 0,48 persen ke posisi 4.117,37.  Indeks S&P 500 ditutup 10,3 persen lebih rendah dari puncak tahun ini pada 31 Juli 2023.

Sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,38 persen ke posisi 12.643,01, berkat saham Amazon. Saham teknologi megacap lainnya yakni Microsoft mengikuti saham Amazon yang menguat.

Tiga indeks acuan di wall street alami penurunan mingguan yang tajam. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 2,1 persen dan 2,5 persen pada pekan ini. Indeks Nasdaq anjlok 2,6 persen, terseret penurunan tajam mingguan di saham Meta Platforms dan perusahaan induk Google, Alphabet.

“Kami masih memiliki prospek ekonomi yang goyah. Jadi meskipun produk domestik bruto (PDB) kuartal III luar biasa tinggi, saya rasa semua orang masih memperkirakan perekonomian Amerika Serikat (AS) akan melambat,” ujar Chief US Market Strategist Morningstar, Dave Sekera seperti dikutip dari laman CNBC.

Penurunan saham-saham teknologi utama mendorong indeks Nasdaq ke wilayah koreksi setelah jatuh lebih dari 10 persen dari penutupan tertingginya pada Juli pada Rabu, 25 Oktober 2023. Pekan ini, indeks acuan juga mencatat hari perdagangan terburuk sejak Februari.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya