Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berkomitmen untuk memberikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham. Artinya, Kalbe Farma siap untuk membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen saham.Â
Direktur Keuangan Kalbe Farma Kartika Setiabudy menuturkan, pihaknya memiliki kebijakan untuk melaksanakan pembagian dividen secara rutin setiap tahun di kisaran 45-55 persen dari laba bersih.Â
Baca Juga
"Terkait dividen, Kalbe Farma memiliki kebijakan untuk melaksanakan pembagian dividen secara rutin di setiap tahunnya di kisaran 45-55 persen dari laba bersih," kata Kartika dalam hasil Public Expose 2023, ditulis Jumat (1/12/2023).
Advertisement
Menurut ia, hal tersebut merupakan bentuk komitmen Kalbe Farma untuk memberikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham.
Di samping itu, ia mengaku terdapat berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja laba tahun ini, seperti dampak turunnya penjualan karena produk Covid-19 tahun sebelumnya, tingginya harga bahan baku dan peningkatan biaya operasional dengan normalisasi aktivitas setelah pandemi.Â
Meski demikian, Kalbe akan mengupayakan tercapainya target 2023 dan mencapai pertumbuhan penjualan yang lebih baik pada 2024. Kalbe juga memiliki target internal ke arah pemulihan profitabilitas untuk 2024.Â
"Kalbe akan memberikan informasi lebih lanjut di awal tahun 2024 setelah proses budgeting selesai," ujar dia.Â
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun hingga akhir kuartal III 2023. Angka ini meningkat 6,5 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.Â
Di sisi lain, laba bersih KLBF tercatat sebesar Rp 2,06 miliar pada sembilan bulan pertama 2023 atau terjadi penurunan 16,9 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Di tengah kondisi pasar yang menantang, KLBF berkeyakinan bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan.
Perluas Jangkauan Distribusi
Manajemen KLBF meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, KLBF berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen.Â
Emiten farmasi ini menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat.
KLBF terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional.Â
"Kami juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan ekspansi. Perusahaan pun terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tulis Manajemen Kalbe Farma dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (1/11/2023).
Secara berkelanjutan, KLBF berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau, memperluas ekosistem layanan kesehatan serta pengembangan peralatan medis.Â
Untuk memperluas jangkauan distribusi, KLBF menghadirkan platform B2B – EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi dan logistik. KLBF juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, mendorong transformasi digital, serta mempertahankan efisiensi biaya operasional.Â
Advertisement
Kontribusi Bisnis
Bila ditelusuri dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, Divisi Obat Resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 31,4 persen menjadi Rp 5,79 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan realisasi kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp 4,40 triliun, serta menyumbang 25,7 persen dari total penjualan bersih perusahaan.
Selanjutnya, Divisi Distribusi & Logistik KLBF meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 3,2 persen per kuartal III 2023 menjadi Rp 8,01 triliun, dari periode sebelumnya sebesar Rp 7,76 triliun serta menyumbang 35,5 persen terhadap total penjualan bersih perusahaan. Â
Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,89 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,5 persen dari pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya dan menyumbang 26,1 persen dari total penjualan bersih KLBF di sembilan bulan pertama 2023.Â
Di sisi lain, pada sembilan bulan pertama 2023, terjadi penurunan pendapatan Divisi Produk Kesehatan sebesar 12,1 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun 2022 menjadi Rp 2,87 triliun dengan kontribusi sebesar 12,7 persen terhadap total penjualan bersih KLBF per kuartal III 2023. Hal ini mencerminkan perubahan pola belanja konsumen terhadap sektor produk kesehatan.
KLBF berhasil mempertahankan pangsa pasar produk-produk perusahaan serta terus menjaga efisiensi kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio profitabilitas. Laba usaha KLBF mencapai Rp 2,71 triliun di sembilan bulan pertama 2023, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 12,0 persen. Di sisi lain, laba per saham KLBF mencapai Rp 44,39 pada sembilan bulan pertama 2023 atau turun 16,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Revisi Target
Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih 2023 menjadi sekitar 5 persen sampai 7 persen dan tetap tumbuh di atas pasar. "Di samping itu, proyeksi pertumbuhan laba bersih per saham adalah sekitar 15 persen hingga 12 persen," sebut Manajemen Kalbe Farma.Â
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis finansial dan geopolitik global, KLBF berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio. KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal maksimum sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.Â
Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45 persen sampai 55 persen dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Optimisme KLBF untuk tumbuh mendorong perusahaan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan. KLBF berupaya mendorong peningkatan TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri melalui berbagai inisiatif penyediaan produk obat dan alat kesehatan.Â
Melalui sinergi ABGC atau Akademisi, Business, Government dan Komunitas, KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perusahaan.
Di lain pihak, KLBF terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk perusahaan patungan, akuisisi atau bentuk kolaborasi lainnya.
KLBF memperkuat kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio), melanjutkan proses integrasi PT Kalventis Sinergi Farma untuk memperkuat Divisi Obat Resep, serta memperkuat pasar ekspor melalui anak perusahaan patungan seperti Global Starway Synergy Co., Ltd di China serta Kalbe Ecossential International Inc. di Filipina.
Advertisement