Bayan Resources Dapat Perpanjangan Pinjaman dari Bank Permata Senilai Rp 3,56 Triliun 

PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapatkan perpanjangan jangka waktu dan peningkatan fasilitas perbankan dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada 4 November 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Des 2023, 11:46 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 17:36 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapatkan perpanjangan jangka waktu dan peningkatan fasilitas perbankan dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada 4 November  2023.

Direktur Utama Bayan Resources Low Tuck menuturkan, pihaknya telah menandatangani perubahan terhadap perjanjian pemberian fasilitas perbankan dengan Bank Permata sebagai pemberi fasilitas yang telah ditandatangani sebelumnya pada 22 Desember 2020. 

Perpanjangan jangka waktu Fasilitas Omnibus Revolving Loan (RL)/GB/SBLC dan Fasilitas FX Line dari yang sebelumnya akan berakhir pada 20 Desember 2023 menjadi berakhir pada 20 Desember 2026. 

Adapun peningkatan jumlah Fasilitas Omnibus Revoving Loan (RL)/BG/SBLC dari USD 130 juta menjadi USD 230 juta yang terdiri dari USD 200 juta untuk Fasilitas RL dan USD 30 juta untuk Fasilitas BG/SBLC. Artinya, fasilitas pinjaman ini menjadi sekitar Rp 3,56 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.501 per dolar AS). 

Dia bilang, fasilitas perbankan tersebut digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan mendukung kebutuhan jaminan bank, transaksi valas (Spot dan Forward, Mata Uang Utama) Perseroan dan para anak perusahaannya.

"Kegiatan operasional Perseroan dan anak usahanya terjamin kelancarannya dengan adanya fasilitas perbankan tersebut yang sewaktu-waktu dapat digunakan oleh Perseroan dan anak usahanya," kata Low Tuck Kwong dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (6/12/2023). 

 

Pendapatan Merosot

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, emiten pertambangan batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), mengalami penurunan pendapatan sebesar 17,66 persen year on year (YoY) menjadi USD 2,75 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, BYAN meraup pendapatan senilai USD 3,34 miliar.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (2/12/2023), pendapatan BYAN per kuartal III 2023 didominasi oleh segmen ekspor dengan nilai mencapai USD 2,43 miliar. Adapun pendapatan BYAN dari segmen domestik tercatat sebesar USD 317 juta.

BYAN mencatatkan beban pokok pendapatan sebanyak USD 1,43 miliar per kuartal III 2023, atau meningkat 37,5 persen YoY dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai USD 1,04 miliar.

 

Beban Bertambah

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Beban penjualan BYAN juga bertambah 21,79 persen menjadi USD 59,52 juta per kuartal III 2023, dari sebelumnya USD 48,87 juta per kuartal III 2022. 

Hingga akhir kuartal III 2023, emiten milik konglomerat Low Tuck Kwong ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak USD 910,50 juta. Hasil ini menyusut 40,83 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar USD 1,62 miliar.

Total aset BYAN hingga kuartal III 2023 berjumlah USD 2,83 miliar. Aset ini terbagi atas liabilitas sebesar USD 664,63 juta dan ekuitas senilai USD 2,16 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya