30 Perusahaan Antre Catatkan Saham Perdana di BEI

Hingga 29 Desember 2023 telah tercatat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 54,14 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Des 2023, 17:29 WIB
Diterbitkan 30 Des 2023, 17:29 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 30 perusahaan yang sedang dalam proses untuk mencatatkan saham perdana di BEI.(Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 30 perusahaan yang sedang dalam proses untuk mencatatkan saham perdana di BEI.

Hingga 29 Desember 2023 telah tercatat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 54,14 triliun.

"Hingga saat ini, terdapat 30 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan ditulis Sabtu (30/12/2023).

Klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:

  • 2 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
  • 19 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)
  • 9 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Berikut rincian sektornya:

  • 3 perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 4 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
  • 2 perusahaan dari sektor energy
  • 5 perusahaan dari sektor industri
  • 3 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 5 perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Selain itu, 60 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) telah menerbitkan 120 emisi dengan dana yang dihimpun Rp  127 triliun.

BEI mencatat hingga 29 Desember 2023 terdapat 13 emisi dari 10 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) yang sedang berada dalam pipeline. Adapun klasifikasi sektor antara lain:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 3 perusahaan dari sektor energy
  • 4 perusahaan dari sektor keuangan
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur

Sementara itu untuk rights issue hingga 29 Desember 2023 telah terdapat 28 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan nilai Rp 51,4 triliun.

Masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:

  • 1 perusahaan dari sektor basic materials
  • 8 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 4 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
  • 4 perusahaan dari sektor energi
  • 5 perusahaan dari sektor keuangan
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

OJK Sebut Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 247,06 Triliun hingga 28 Desember 2023

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal Indonesia menyentuh Rp 247,06 triliun hingga 28 Desember 2023. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan 2022 sebesar Rp 266 triliun. 

Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal OJK Luthfy Zain Fuady menuturkan, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp 247,06 triliun sampai dengan 28 Desember 2023. Raihan ini sedikit turun dari 2022 sebesar Rp 266 triliun. 

"Total keseluruhan emisinya ini sampai hari ini Rp 247,06 triliun,” kata Luthfy dalam konferensi pers, Jumat (29/12/2023). 

Hingga 28 Desember 2023, kapitalisasi pasar saham di BEI mencapai Rp 11.762 triliun. Angka ini meningkat 23,82% dari 30 Desember 2022, yakni sebesar Rp 9.499 triliun.

Sementara itu, penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) menyentuh Rp 1,04 miliar dengan jumlah penerbit sebanyak 493. 

Kemudian, sepanjang 2023, BEI mencatatkan ada 79 emiten baru yang telah menuntaskan prosesi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Total penghimpunan dana dari IPO ini mencapai Rp ,14 triliun. 

Dia bilang, nilai aktiva bersih (NAB) mencapai Rp 494,56 triliun hingga 28 Desember 2023. Angka itu mengalami penurunan 2,04% dibandingkan dengan akhir tahun lalu sebesar Rp 504,86 triliun. 

Adapun total dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana menyentuh Rp 807,75 triliun. Capaian tersebut mengalani penurunan 2,39% daripada periode akhir tahun lalu. 

Tak hanya itu, jumlah produk reksa dana pun ikut menurun menjadi 1.858 produk dari akhir tahun lalu sebanyak 2.120 produk atau turun 12,36%.

Sedangkan, Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) tumbuh 8,51% hingga 28 Desember 2023 ke level 374,20. Hingga akhir tahun lalu ICBI berada di level 344,78.

 

OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal hingga Rp 200 Triliun pada 2024

20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya optimistis terhadap tahun depan, akan tetapi mengambil sikap konservatif. 

"Walaupun optimis tetapi konservatif ya. Jadi kita tentunya melihat daripada IMF dan World Bank, itu juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, Senin (4/12/2023). 

Di samping itu, ia menuturkan,  Pemerintah Indonesia pada 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen. Angka itu di bawah tahun ini, yakni sebesar 5,3 persen.

"Oleh karena itu dalam mentargetkan tahun ke depan, kita target kita adalah sama dengan tahun lalu (2023) ya, antara Rp 175 sampai dengan 200 triliun,” kata dia. 

Di samping itu, ia menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten hingga 30 November 2023. Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023. 

 

Pipeline Penawaran Umum

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.

Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 30 November 2023 menguat sebesar 4,87 persen mtd ke level 7.080,74 (Oktober 2023: 6.752,21), dengan tekanan outflow non-resident mereda meski masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun mtd (Oktober 2023: outflow Rp8,10 triliun mtd). Beberapa sektor di IHSG pada November 2023 masih menguat di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.

"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun (Oktober 2023: net sell sebesar 13,34 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di November 2023 tercatat meningkat sebesar Rp10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp10,48 ytd),” ujar dia.

 

Industri Pengelolaan Investasi

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN per 30 November 2023 membukukan inflow investor asing sebesar Rp23,50 triliun mtd (Oktober 2023: outflow 12,62 triliun mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 35,38 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 16,21 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp71,69 triliun ytd

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 30 November 2023 menguat 7,34 persen ytd ke level 370,10 (Oktober 2023: menguat 4,64 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp64,72 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp1,46 triliun.

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 30 November 2023 tercatat sebesar Rp808,32 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp492,72 triliun atau turun 0,39 persen (mtd). Investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp7,30 triliun (mtd). Secara ytd, NAB menurun 2,41 persen, namun masih mencatatkan net subscription sebesar Rp2,68 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya