Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan sejumlah saham lantaran terjadi pergerakan harga yang tidak wajar di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Merujuk pengumuman Bursa, terjadi kenaikan harga saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW) di luar kebiasaan dan penurunan harga saham PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA).
Melansir data RTI, saham KARW konsisten berada di zona hijau sejak awal Februari 2024. Saat ini, saham KARW berada pada posisi 92. Dalam sepekan, harga saham KARW naik 43,75 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham KARW naik 21,05 persen.
Sebaliknya, saham GTRA berada dalam tren turun. Meski sempat mencatatkan kenaikan tipis pada awal pekan lalu, saham GTRA kembali turun pada penutupan sebelum libur Bursa. Saat ini, harga saham GTRA berada pada posisi 145. Dalam sepekan, harga saham GTRA turun 16,67 persen. Harga saham GTRA saat ini turun 3,33 persen dari harga IPO yang dipatok 150 per lembar. Informasi saja, saham GTRA baru listing di Bursa pada 30 Maret 2023.
Advertisement
Adapun pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Lebih lanjut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Meneropong Arah IHSG dalam Skenario Pemilu 2 Putaran
Gelaran pemilihan umum (pemilu) cukup menjadi perhatian pelaku pasar. Lantaran, transisi kepemimpinan mungkin menimbulkan kekhawatiran mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kelangsungan ekonomi dan investasi.
Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy menuturkan, jika pemilu berlangsung dua putaran, ketidakpastian akan membuat dana asing keluar dari pasar saham. Hal ini pernah terjadi pada 2004.
Di mana dalam kurun waktu antara dua bulan setelah hasil pemilu putaran pertama ditetapkan, IHSG tercatat turun hingga 18 persen. Namun, keadaan berbalik sejak pemilu putaran kedua dilaksanakan pada 20 September 2004, di mana IHSG berhasil mencatatkan reli sebesar 22 persen.
"Jika skenario dua putaran terjadi lagi pada pemilu 2024, maka kami perkirakan tekanan jual akan terjadi di pasar saham dan membuat IHSG turun hingga dibawah level 7.000," ujar Isfhan, dikutip Minggu (11/2/2024).
Namun demikian, Isfhan mengatakan kondisi tersebut hanya akan berlangsung hingga Mei. Dalam perhitungannya, pasar saham akan berbalik arah menjelang dilaksanakannya pemilu putaran kedua pada 26 Juni 2024. Hal ini akan sangat didukung jika elektabilitas salah satu capres unggul jauh, sehingga indikasi pemenang pemilu sudah dapat tergambarkan.
"Jika itu terjadi dan pemenang pemilu sesuai ekspektasi pasar maka IHSG akan mampu tutup tahun di level 7.800,” imbuh Ishfan.
Advertisement
Jika 1 Putaran
Sementara, jika pemilu selesai satu putaran saja, Ishfan memperkirakan IHSG akan terus menanjak dan bisa menutup tahun di atas 8.150. Secara valuasi, estimasi P/E untuk IHSG jika pemilu dilaksanakan 1 putaran adalah 16x, sedangkan untuk 2 putaran adalah 15.3x.
Sektor-sektor yang biasanya mempunyai performa cukup baik setelah pemilu antara lain, industrial estate dan juga infrastruktur, dalam hal ini perseroan menyukai emiten-emiten semen.
Di samping itu perhatian terhadap sektor kesehatan juga akan memberi outlook lebih cerah kepada operator rumah sakit. Sementara sektor-sektor utama penggerak IHSG pasca pemilu masih akan datang dari perbankan dan juga telekomunikasi.