Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2023. Laba bersih bahkan tumbuh 28,39 persen sepanjang 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (15/2/2024), PT Bank Permata Tbk membukukan pendapatan bunga dan syariah bersih tumbuh 9,8 persen menjadi Rp 9,61 triliun pada 2023.
Baca Juga
Pada 2022, Perseroan mencatat pendapatan bunga dan syariah bersih Rp 8,76 triliun. Dengan demikian, Perseroan mencatat pendapatan operasional bertambah 9,5 persen menjadi Rp 11,57 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,56 triliun.
Advertisement
Dengan pertumbuhan pendapatan itu, PT Bank Permata Tbk mencatat laba bersih Rp 2,58 triliun pada 2023. Laba bersih Perseroan naik 28,39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,01 triliun.
PT Bank Permata Tbk mencatat laba bersih per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 71 per saham pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 56 per saham. Aset Perseroan naik menjadi Rp 257,44 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 255,11 triliun.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 13 Februari 2024, saham BNLI stagnan di posisi Rp 915 per saham. Saham BNLI berada di level tertinggi Rp 925 dan terendah Rp 910 per saham. Total frekuensi perdagangan 51 kali dengan volume perdagangan 564 saham. Nilai transaksi Rp 51,8 juta.
Mengutip laman Bank Permata, Direktur Utama PermataBank, Meliza M.Rusli menuturkan, hasil pencapaian kinerja PermataBank yang positif pada 2023 adalah upaya berkesinambungan untuk terus tumbuh dan memberikan nilai bermakna bagi masyarakat.
"Hal ini juga tidak lepas dari dukungan stakeholders kepada PermataBank dalam menjalankan rangka strategi bisnis untuk menjadi bank of choice dengan mengutamakan customer centricity guna meningkatkan layanan kepada nasabah dan masyarakat,” kata Meliza.
Penyaluran Kredit
Penyaluran kredit kepada masyarakat pada 2023 tumbuh 4,3 persen YoY menjadi Rp 142,2 triliun didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit kepada korporasi 6,1 persen YoY.
Rasio Loan to Deposit (LDR) naik menjadi 74,8 persen pada Desember 2023 dibandingkan 68,9 persen pada Desember 2022. Selain itu,rasio gross NPL dan Loan at Risk (LAR) Perseroan pada Desember 2023 pada level masing-masing 2,9 persen dan 8,7 persen semakin membaik dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya masing-masing pada level 3,1 persen dan 10,9 persen.
Bank Permata senantiasa menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 288% dan 94%. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.
Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin dan efisiensi operasional yang telah dilakukan secara optimal, serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, Bank berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin baik menjadi 51,5% pada Desember 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 55,1%.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga tercatat Rp188,3 triliun dengan tetap fokus untuk meningkatkan dana murah CASA, dimana rasio CASA terjaga di level 55%.
Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 38,7% dan 29,5%.
Advertisement
Bank Permata dan LPEI Perpanjang Kerja Sama Penjaminan Kredit dan Pembiayaan
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) memperpanjang kerja sama strategis dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Kerja sama ini mencakup Penjaminan Kredit dan Pembiayaan Bersama (Co Financing).
Kerja sama ini bersifat mutualisme yang ditujukan kepada eksportir di Indonesia dalam meningkatkan kualitas kredit.
Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengatakan, kelanjutan kerja sama ini merupakan komitmen untuk senantiasa memperluas segmen dan memperdalam hubungan dengan nasabah melalui ekosistem mitra Permata Bank.
"Kami juga mengapresiasi kepercayaan LPEI yang telah menjadikan PermataBank mitra jangka panjang untuk bersama ikut serta membangun perekonomian Indonesia terutama dalam ranah ekspor.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/12/2023).
Sejak 2019, Permata Bank telah menjalin kerja sama dengan LPEI untuk pemberian Penjaminan Kredit atas fasilitas pinjaman Debitur di Permata Bank. Melalui Pembiayaan Ekspor Nasional, LPEI bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan perdagangan luar negeri Indonesia dan meningkatkan daya saing pelaku bisnis serta menunjang kebijakan Pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional.
Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso menjelaskan, Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan kemudahan akses bagi para pelaku ekspor Indonesia dalam memanfaatkan fasilitas ekspor yang disediakan.
Kami percaya, apa yang kita inisiasi hari ini, dalam jangka panjang LPEI bersama PermataBank mampu menjadi salah satu pionir penggerak roda ekspor di Indonesia.” kata dia.
LPEI sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan RI, terus berperan aktif dalam mendorong ekspor nasional.
LPEI memiliki sovereign status yang dapat memberikan penjaminan bagi bank dengan pembobotan ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) sebesar nol persen sehingga tidak membutuhkan CKPN.
Hal ini akan mengurangi biaya yang harus dialokasikan dan membuat Permata Bank mampu memberikan harga yang lebih menarik kepada calon nasabah.
Ekspor Indonesia
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, ekspor Indonesia ke negara ASEAN mencapai USD 61,3 miliar dengan tujuan negara Thailand sebesar USD 8,1 miliar atau sekitar 13,37% dari total ekspor ke negara ASEAN.
Melalui kerja sama ini, maka Permata Bank juga akan mendapatkan akses pelaku eksportir dengan negara tujuan ekspor Thailand dan negara ASEAN lainnya sehingga akan meningkatkan basis nasabah dan pada akhirnya meningkatkan ekspor Indonesia di ASEAN.
Permata Bank semakin mengokohkan visinya sebagai mitra yang yang memberikan nilai bermakna bagi nasabah. Sebagai bagian dari Bangkok Bank dan jaringan internasionalnya di 15 negara di ASEAN, PermataBank kini memiliki potensi yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan nasabah.
Didukung dengan mengedepankan tiga strategi prioritas dalam menciptakan leading deposit dan wealth franchise, menjadi mitra kerja ekosistem pilihan bagi pemain bisnis dan teknologi, serta menjadi yang terdepan dalam hal kepuasan pelanggan di industri perbankan.
Advertisement