Liputan6.com, Jakarta PT Intraco Penta Tbk (INTA) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar Rp1,3 triliun pada 2024 ini. Angka pendapatan tersebut naik 20% dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp1,1 triliun.
Baca Juga
Chief Finance Officer INTA,Willianto Febriansa mengatakan, tahun ini perseroan melihat prospek industri yang lebih baik pasca penurunan pasar industri alat berat sebesar 25% tahun lalu.
Advertisement
“Kami melihat tahun ini akan lebih baik apalagi pemilu sudah selesai sehingga memberikan kepastian bagi dunia usaha," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (29/2/2024).
Willianto, menyatakan Perseroan memiliki komitmen untuk meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dengan institusi keuangan baik perusahaan leasing, bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mendukung penjualan alat berat dan spareparts INTA.
“Customer kami sudah melakukan perencanaan pembelian barang modal (capex) termasuk pengadaan alat berat untuk alat produksi mereka. Capex ini umumnya bernilai cukup besar sehingga customer membutuhkan dukungan pembiayaan baik dari leasing, bank maupun lembaga lainnya. Kami ingin meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan yang berpotensi memberikan pembiayaan kepada customer kami, baik dalam bentuk modal kerja maupun kredit investasi,” katanya.
Pembiayaan
Willianto Febriansa menyebutkan selama ini Perseroan memiliki dua channel pembiayaan penjualan yakni melalui lembaga pembiayaan dan cicilan langsung ke customer. Sayangnya, cicilan langsung tentu tidak memiliki tenor panjang hanya sampai 12 bulan, sedangkan customer membutuhkan pembiayaan yang panjang, seperti 24 bulan atau 36 bulan tenornya.
Untuk itu, Perseroan meyakini customer akan membutuhkan dukungan dari perusahaan pembiayaan. Perseroan berinisiatif meningkatkan porsi pembiayaan melalui lembaga dimasa yang akan datang
“Saat ini saja kami sudah mencatat ada rencana pembelian alat berat sekitar Rp1,2 triliun per Januari 2024 dari capex para customer, hal itu tentu membutuhkan dukungan perusahaan pembiayaan di mana peran INTA di sini memberikan Quality Service sehingga perusahaan pembiayaan lebih percaya diri dalam menyalurkan pembiayaannya” ujar Willianto Febriansa
Adapun saat ini INTA Group memiliki mitra perusahaan pembiayaan sekitar 30 lembaga dan Perseroan masih akan membuka kesempatan bagi lembaga lain yang ingin turut menyalurkan dananya pada customer-customer INTA.
Institusi Keuangan
Sebelumnya, Intraco Penta telah menggelar kegiatan Financing Gathering dengan mengundang berbagai institusi keuangan baik bank maupun perusahaan leasing. Kegiatan ini digelar untuk menjalin komunikasi dan kerja sama dengan institusi keuangan terkait potensi dan peluang pembiayaan untuk kredit investasi dan modal kerja untuk konsumen loyal INTA.
Didukung dengan pengalaman INTA selama 54 tahun dalam industri alat berat dan dengan didukung infrastruktur serta jangkauan jaringan shg memastikan INTA dapat memberikan after sales service yang baik.
INTA menargetkan kegiatan ini akan memberikan solusi dan berdampak positif bagi pertumbuhan bisnis semua pihak baik Inta, institusi keuangan dan konsumen loyal INTA.
Dengan dukungan after sales service dan quality service INTA dapat memberikan efisiensi dan produktivitas operasional konsumen INTA, dengan demikian dapat memastikan kewajiban pembayaran customer yang juga debitur dari institusi keuangan tsh untuk membayar kewajiban hutangnya ke INTA serta bank/leasing. INTA hadir untuk membantu konsumen loyalnya dan institusi keuangan dalam memitigasi risiko opersional.
Advertisement
Ada Proyek Ibu Kota Baru, Potensi Penjualan Alat Pengangkutan Diramal Moncer
Sebelumnya, setelah alih bisnis usaha dari perusahaan pembiayaan menjadi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan alat pengangkutan komersial, PT Intan Baru Prana Tbk (d/h PT Intan Baruprana Finance Tbk) selanjutnya disebut IBFN, optimistis di tahun 2024, lini usaha baru ini dapat meningkatkan kinerja bisnis dan menjaga kelangsungan usaha Perseroan.
Tidak hanya dengan produk yang diageninya saat ini, tahun depan akan menjadi tantangan bagi Perseroan untuk mendapatkan peluang bisnis, bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya terkait dengan bidang pengangkutan komersial untuk melakukan diversifikasi usaha sesuai dengan KBLI Perseroan.
Direktur PT Intan Baru Prana Tbk Petrus Halim mengatakan melalui dukungan INTA Group sebagai induk usaha yang berpengalaman lebih dari 50 tahun dalam industri alat berat, Perseroan optimistis dapat mengembangkan usaha perdagangan alat pengangkutan komersial dengan principal lainnya untuk diversifikasi produk yang ditawarkan kepada konsumen.
"Di tahun 2023 ini, penjualan dilakukan di wilayah Kalimantan Timur, dengan target market customer yang bergerak dalam sektor industri pertambangan khususnya batubara. Penjualan yang dilakukan Perseroan pada tahun pertama perubahan lini usaha ini didominasi oleh penjualan sparepart kepada pelanggan-pelanggan yang telah menjadi nasabah INTA Grup," katanya dalam Public Expose Tahunan PT Intan Baru Prana Tbk., dikutip Selasa (12/12/2023).
Perseroan menilai, potensi penjualan alat pengangkutan komersial terbuka luas khususnya dalam proyek pendukung pembangunan ibu kota baru atau. Saat ini, untuk menjaga kelangsungan usahanya, Perseroan juga fokus terhadap collection existing debitur, baik terhadap debitur yang berstatus lancar maupun Non Performing.
Adapun sejumlah peluang usaha Perseroan ke depan dengan mengandalkan beberapa keunggulan produk yang diageni oleh Perseroan saat ini dibandingkan keunggulan yang dimiliki oleh kompetitor di kelasnya.
Peluang Usaha
Perseroan akan tetap melihat perkembangan iklim dunia usaha dan berupaya mencari peluang-peluang usaha yang selaras dengan kompetensi bisnis Perseroan serta grup usaha PT Intraco Penta Tbk. Tak hanya itu, customer base serta fasilitas INTA dapat dimanfaatkan oleh Perseroan.
Sementara sejumlah tantangan yang akan dihadapi Perseroan, persaingan dengan beberapa penyedia produk yang sejenis dan perusahaan pesaing lainnya dalam hal kualitas dan harga produk, serta tingkat pelayanan yang diberikan.
"Truk-truk merek Jepang masih mendominasi penjualan alat pengangkutan komersial. Target market yang terbatas untuk produk yang diageni Perseroan saat ini, perlu dukungan kuat dari Principal. Selain itu, Perseroan dengan dukungan dari Pemegang Saham berupaya untuk melakukan diversifikasi usaha guna menjaga kelangsungan usaha Perseroan."
Advertisement