Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membuka peluang akuisisi yang didukung kas perseroan.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Yulius Kurniawan Gozali mengatakan saat ini kas perseroan cukup untuk melakukan pembelanjaan aset lewat akuisisi. Hingga akhir 2023, kas dan setara kas perseroan tercatat sebesar USD 851 juta.
Baca Juga
"Untuk akuisisi, kita masih ada sekitar USD 1,1 juta. Sekitar USD 800 juta dari kas, dan ada USD 300 juta dari fasilitas bank," kata Yulius dalam media briefing, Kamis (29/2/2024).
Advertisement
Sayangnya, Yulius tidak merinci lebi lanjut aset apa yang dimaksud. Namun, Indo Tambangraya Megahsangat terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, untuk menjadi partner dalam proyek energi hijau dari hulu, midstream, hingga hilir. Namun demikian, Yulius memberi sinyal rencana kauisisi tambang dikel di Sulawesi.
"Yang diincar medium to small. Nikel itu hot comodity. Semua mau. Kita sekaranf msih tahap negosiasi, lalu kita akan masuk due diligence. Ada beberapa, lah di Sulawesi," imbuh Yulius.
Pada 2023, perseroan merampungkan akuisisi 65 persen saham PT Centra Multi Suryanesia Aset (Suryanesia), perusahaan penyedia layanan energi surya dan pengoperasian pembangkit listrik hibrida solar PV yang memasok sebagian kebutuhan energi operasional pertambangan di Bunyut, Kalimantan Timur.
Aksi itu sebagai salah satu upaya perseroan untuk meningkatkan kapasitas energi hijau lebih dari tiga kali lipat menjadi sebesar 24,8 MWp. Dengan menerapkan manajemen kas yang berhati-hati dan pencapaian tingkat efisiensi biaya yang baik, Perusahaan mampu mempertahankan neraca yang sehat.
Hingga 31 Desember 2023, total aset Perusahaan tercatat sebesar USD 2.188 juta dengan total ekuitas sebesar USD 1.789 juta. Perusahaan juga mempertahankan posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD 851 juta
Â
Â
Belanja Modal
Sebelumnya diberitakan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 96,5 juta atau sekitar Rp 1,52 triliun (kurs Rp 15.717,10 per USD).
Belanja modal itu naik 113,97 persen dari realisasi belanja 2023 yang sebesar USD 45,1 juta. Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Yulius Kurniawan Gozali mengatakan seluruh belanja modal perseroan tahun ini berasal dari kas internal. Namun angka itu belum memperhitungkan belanja modal untuk akuisisi.
"Capex akuisisi dipisah. Untuk akuisisi, kita masih ada sekitar USD 1,1 juta. Sekitar USD 800 juta dau kas, dan ada USD 300 juta dari fasilitas kredit," kata Yulius dalam media briefing, Kamis (29/2/2024).
Sebagian besar atau sekitar 68 persen belanja modal akan dialokasikan untuk tembang batu bara. Kemudian 11 persen untuk PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST), 10 persen untuk renewable, 9 persen proyek greenfield, dan sisanya 2 persen untuk keperluan lain.
Untuk tahun ini, perusahaan menargetkan total volume produksi sebesar 19,5–20,2 juta ton dengan total volume penjualan sebesar 24,9–25,6 juta ton.
Sebagai perbandingan, Indo Tambangraya Megah mencatatkan volume produksi sebesar 16,9 juta ton pada 2023, atau lebih tinggi 1 persen dari capaian produksi tahun sebelumnya. Kinerja positif pada volume produksi juga diikuti oleh total volume penjualan yang mencapai 20,9 juta ton, atau naik sebesar 11 persen.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 29 Februari 2024, saham ITMG melemah 0,66 persen ke posisi Rp 26.200 per saham. Saham ITMG dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 26.400 per saham. Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 26.600 dan terendah Rp 26.125 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.403 kali dengan volume perdagangan 12.072 saham. Nilai transaksi Rp 31,9 miliar.
Â
Advertisement
Target Produksi Batu Bara
Sebelumnya diberitakan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan produksi batu bara hingga 20,2 juta ton pada 2024. Angka itu naik 19,53 persen dari realisasi produksi pada 2023 yang sebesar 16,9 juta ton.
"Untuk 2024, perusahaan menargetkan total volume produksi sebesar 19,5–20,2 juta ton dengan total volume penjualan sebesar 24,9–25,6 juta ton," kata PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Yulius Kurniawan Gozali dalam media briefing, Kamis (29/2/2024).
Rinciannya, dari tambang Graha Panca Karsa (GPK) ditargetkan andil 1,0 juta ton. Lalu dari Trubaindo Coal Mining (TCM) 2,9 juta ton, Indominco Mandiri (IMM) 6,8 juta ton, Tepian Indah Sukses (TIS) 0,4 juta ton, Bharinto Ekatama (BEK), 8,1 juta ton, dan dari Jorong Barutama Greston (JBG) 0,4 juta ton.
Untuk waktu dekat, perseroan menargetkan produksi batu bara mencapai 4,6 juta ton pada kuartal I 2024. Adapun dari sisi penjualan, target tahun ini yang mencapai Rp 25,6 juta ton itu naik 22,49 persen dari realisasi penjualan 2023 sebesar 20,9 juta ton. Saat ini, perseroan telah mengantongi 39 persen dari target penjualan tahun ini.
"Pada tahun 2024, ITM akan memberdayakan transformasinya sambil memperkuat bisnis inti pertambangan batubara. Arah pengembangan bisnis ITM mencakup energi terbarukan, jasa energi, serta pertambangan, termasuk pertambangan mineral yang strategis," kata Yulius.
Di tengah penurunan harga jual batubara yang signifikan, ITM berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 2.374 juta dengan laba kotor Perusahaan pada tahun 2023 tercatat sebesar USD 743 juta, dan marjin laba kotor sebesar 31 persen. Sementara laba bersih Perusahaan pada periode tersebut tercatat sebesar USD 500 juta.
Â
Kinerja 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (IMTG) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatat pendapatan bersih turun 34,70 persen menjadi USD 2,37 miliar pada 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, Perseroan meraup pendapatan USD 3,63 miliar.
Beban pokok pendapatan susut 6,31 persen menjadi USD 1,63 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,74 miliar. Dengan demikian, laba kotor terpangkas 60,80 persen menjadi USD 742,54 juta pada 2023. Pada 2022, Perseroan meraih laba kotor USD 1,89 miliar.
Perseroan catat beban penjualan turun menjadi USD 94,79 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 169,76 juta. Beban umum dan administrasi naik tipis menjadi USD 42,28 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 41,91 juta.
Beban keuangan susut menjadi USD 2,91 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 3,35 juta. Perseroan mencatat penghasilan keuangan naik menjadi USD 34,54 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 8,86 juta.
Seiring hal itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 58,3 persen menjadi USD 500,3 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,2 miliar.
Perseroan mencatat laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar dan dilusi sebesar USD 0,44 pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,07.
Perseroan mencatat ekuitas turun menjadi USD 1,78 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,95 miliar. Total liabilitas merosot menjadi USD 399,30 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 689,89 juta.
Â
Advertisement