Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkiraan jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali sebanyak-banyaknya Rp 60 miliar yang akan dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek.
Pembelian kembali saham Bank Raya akan dilakukan secara bertahap dan diselesaikan paling lambat 12 bulan setelah persetujuan RUPST dan OJK. Adapun RUPST rencananya akan dilangsungkan pada 30 April 2024. Buyback akan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan Perseroan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca Juga
Pelaksanaan buyback dan jumlah keseluruhan saham treasuri (treasury stock) yang dimiliki perseroan tidak akan melebihi 10% dari jumlah modal yang ditempatkan dalam perseroan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah saham free float perseroan juga tidak akan lebih rendah dari 7,5% dari jumlah saham tercatat sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Advertisement
Pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan dilatarbelakangi upaya untuk meningkatkan engagement dan ownership pekerja atas perseroan. Dalam hal ini, program tersebut diimplementasikan dalam bentuk Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Pekerja yang merupakan bagian dari keseluruhan skema remunerasi untuk Manajemen dan Pekerja yang bersifat variabel.
Sehingga, pekerja terdorong berkontribusi lebih optimal terhadap pencapaian target Perseroan. Selain pekerja, program kepemilikan saham ini direncanakan dapat diperuntukan bagi Direksi dan Dewan Komisaris kecuali Komisaris Independen.
"Program Buyback ini juga dilandasi keyakinan manajemen Perseroan akan kinerja dan prospek kinerja perusahaan ke depan yang akan terus membaik, sehingga dapat memberikan value kepada stakeholders," ungkap manajemen PT Bank Raya Indonesia Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/3/2024).
Bank Raya Indonesia akan menggunakan kas internal Perseroan untuk Buyback dengan berpedoman pada POJK 29/2023. Berdasarkan sumber dana yang digunakan maka aset dan ekuitas diperkirakan akan menurun sebesar-besarnya sejumlah perkiraan nilai buyback. Pelaksanaan buyback diprediksikan tidak akan menyebabkan kekayaan bersih perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, termasuk dari sisi pendapatan maupun biaya operasional.
Bank Raya Punya Fitur Baru, Bantu Pengusaha Kelola Keuangan
Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk atau Bank Raya menghadirkan inovasi fitur digital saving yaitu Saku Bisnis dalam aplikasi bank digitalnya. Saku Bisnis akan melengkapi Fitur Saku Raya yang saat ini hadir untuk membantu para nasabah personal dalam mengelola keuangan dan bertransaksi harian mereka.
Bank Raya merupakan bagian dari BRI sebagai Bank BUMN dan ditunjuk sebagai Digital Attacker untuk memasuki persaingan kompetisi bank digital.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengutarakan bahwa visi dari Bank Raya ini adalah membawa dan merayakan kemudahan.
"Saku bisnis ini adalah bagaimana kita memberikan akses kepada pengusaha kecil untuk dapat melakukan pemisahan dan pengaturan keuangan sesuai kebutuhan masing-masing," ungkapnya.
Saku Bisnis menyasar pada para pelaku usaha yang sedang merintis bisnisnya untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik. Pengembangan fitur akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa fase.
Pada fase ini, Saku Bisnis dilengkapi dengan menu pembuatan saku bisnis dan menu mass transfer yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transfer sekaligus ke sepuluh rekening tujuan secara real-time.
Hal ini tentu mempermudah pelaku usaha untuk melakukan transaksi payroll atau pembayaran kepada supplier, melakukan pemisahan bujet usaha dengan membuat hingga lima saku bisnis berbeda serta melakukan pengecekan mutasi rekening sehingga dapat memantau operasional keuangan bisnis mereka dengan baik.
Advertisement
Target Utama Adalah Pelaku Usaha
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan bahwa fokus utama dari Bank Raya ini adalah pelaku usaha mikro. Alasannya karena banyak rekan pengusaha yang belum menemukan suatu alat yang bisa mengintegrasikan keuangan operasional usaha dan pribadi dengan mudah.
”Kami melihat peluang dari pelaku usaha yang berorientasi pada pertumbuhan bisnis dan sudah memiliki literasi digital. Maka, dengan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien secara digital, dapat menopang fundamental bisnis mereka secara keseluruhan dan usaha mereka berkembang lebih pesat. Saku Bisnis dapat menjadi partner bertumbuh bagi para pelaku usaha, karena transaksi operasional bisnis dapat dilakukan secara terintegrasi dalam aplikasi Bank Raya, bersama dengan rekening personal mereka.” Ujar Bagus.
Dengan layanan bank digital yang menyediakan pencatatan keuangan dan transaksi operasional usaha yang mudah digunakan, maka akan semakin banyak pula pelaku usaha yang go-digital yang mengoptimalkan teknologi untuk memudahkan operasional bisnis harian mereka.
“Kedepan, inovasi produk digital saving, digital lending dan layanan keuangan lainnya akan semakin lengkap guna mendukung langkah kami menjadi bank digital pilihan bagi masyarakat.” ujar Bagus.