Saham JPMorgan Anjlok Usai Laporan Keuangan Tak Sesuai Harapan Pasar

JPMorgan mengatakan laba kuartal pertama naik 6% menjadi USD 13,42 miliar atau setara Rp 216,3 triliun, dari tahun sebelumnya

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Apr 2024, 14:16 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2024, 14:16 WIB
Saham JPMorgan Anjlok Usai Laporan Keuangan Tak Sesuai Harapan Pasar
Saham JPMorgan terkoreksi usai perusahaan mengumumkan kinerja keuangan (Foto: Ikechukwu Julius Ugwu/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Saham JPMorgan terkoreksi usai perusahaan mengumumkan kinerja keuangan yang cukup mengecewakan pada Jumat, 12 April 2024.

Saham JPMorgan terkoreksi 12,64 persen pada Sabtu dan berada di level USD 182,79 atau setara Rp 2,9 juta (asumsi kurs Rp 16.117 per dolar AS). 

Dilansir dari CNBC, Sabtu (13/3/2024), bank tersebut mengatakan laba kuartal pertama naik 6% menjadi USD 13,42 miliar atau setara Rp 216,3 triliun, dari tahun sebelumnya, didorong oleh pengambilalihan First Republic selama krisis perbankan regional tahun lalu. 

Laba per saham akan menjadi 19 sen lebih tinggi tidak termasuk tambahan USD 725 juta atau setara Rp 11,6 triliun untuk biaya FDIC yang menutupi biaya kegagalan bank tahun lalu.

Pendapatan naik 8% menjadi USD 42,55 miliar atau setara Rp 685,8 triliun karena bank menghasilkan lebih banyak pendapatan bunga berkat suku bunga yang lebih tinggi dan saldo pinjaman yang lebih besar.

Namun, dalam pedoman untuk 2024, JPMorgan mengatakan pihaknya memperkirakan pendapatan bunga bersih sekitar USD 90 miliar, yang pada dasarnya tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

Hal ini nampaknya mengecewakan investor, beberapa di antaranya memperkirakan JPMorgan akan menaikkan panduannya sebesar USD 2 miliar atau setara Rp 32,2 triliun menjadi USD 3 miliar atau setara Rp 48,3 triliun pada tahun ini. Saham JPMorgan turun lebih dari 6% pada Jumat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bos JPMorgan Jamie Dimon Jual Saham Perusahaan Senilai Rp 2,3 Triliun

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya diberitakan, CEO JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon dan keluarganya menjual saham bank tersebut senilai USD 150 juta atau sekitar Rp. 2,3 triliun.

Penjualan saham ini menyusul pengumuman Dimon 2023 lalu, bahwa ia akan mulai menjual saham untuk pertama kalinya sejak mengambil alih kepemimpinan JPMorgan 18 tahun lalu.

Melansir Fortune, Sabtu (24/2/2024) Dimon dan keluarganya menjual sekitar 822,000 saham dalam serangkaian transaksi pada hari Kamis (22/2), menurut pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.

Saham tersebut, yang telah mengungguli pasar yang lebih luas dan rekan-rekannya selama masa jabatan Dimon, diperdagangkan pada rekor tertinggi.

"Dimon terus yakin bahwa prospek perusahaan sangat kuat dan kepemilikannya di perusahaan akan tetap sangat signifikan,” kata JPMorgan dalam pengajuan pada Oktober 2023 tentang rencana penjualannya.

Pengumuman itu juga mengatakan Dimon berencana menjual satu juta saham, sesuai dengan ketentuan rencana perdagangan saham.

Bersama keluarganya, Dimon terus memegang sekitar 7,7 juta saham JPMorgan setelah penjualan Kamis (22/2).

Dia menjual saham JPMorgan dengan harga hampir USD 183 per lembar, karena sahamnya telah menguat sekitar 30 persen sejak pengumuman bulan Oktober bahwa dia berencana melepas sahamnya.

Dalam perdagangan hari Jumat (23/2), saham JPMorgan naik 0,5 persen.

2023 lalu, JPMorgan menjadi pemenang di antara bank-bank AS di tengah kesepakatannya dengan First Republic Bank, dengan sahamnya menguat 27 persen dan perusahaan keuangan yang berbasis di New York ini membukukan rekor pendapatan bunga bersih.

Ketika Dimon mengambil alih jabatan CEO, saham JPMorgan diperdagangkan sekitar USD 40.

Di Wall Street, para analis sangat optimis terhadap prospek saham JPMorgan, yang memiliki rekomendasi yang setara dengan pembelian, sehingga menjadikannya peringkat konsensus tertinggi di antara bank-bank terbesar lainnya di AS. Potensi keuntungan yang tersirat dari target harga mereka adalah lebih dari 4 persen selama dua belas bulan ke depan.

 

 

 


Cetak Rekor, CEO JPMorgan Jamie Dimon Kantongi Kompensasi Bayaran Rp 562 Miliar

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, CEO JPMorgan Jamie Dimon telah menerima paket kompensasi tahunan tertinggi pada 2023. Jamie Dimon mencatat total gaji USD 36 juta atau sekitar Rp 562,45 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.623).

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (20/1/2024), Jamie Dimon sering kali menempati peringkat di antara nama-nama dengan bayaran tertinggi di sektor perbankan. Hal itu berkat rekor yang diraih JPMorgan pada 2023. Tren itu tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat.

Dalam pengajuan SEC yang dilihat oleh Fortune, dewan JPMorgan menyetujui kenaikan kompensasi dari USD 34,5 juta pada 2022 menjadi USD 36 juta pada 2023.

Paket gaji terdiri dari gaji pokok sebesar USD 1,5 juta dan kompensasi insentif variabel berbasis kinerja sebesar USD 34,5 juta. Dari jumlah itu, USD 5 juta akan dibayarkan secara tunai dan sisanya sebesar USD 29,5 juta diberikan dalam bentuk performance share units (PSUs).

Performance share units ini sebagai bentuk kompensasi saham yang merupakan alokasi saham perusahaan yang diberikan kepada manajer dan eksekutif yang diberikan hanya jika kriteria kinerja seluruh perusahaan tertentu terpenuhi seperti target laba per saham atau earning per share (EPS).

"Kompensasi tahunan untuk 2023 mencerminkan pengelolaan perusahaan oleh Dimon, dengan pertumbuhan di semua lini bisnis terdepan di pasar, rekor kinerja keuangan dan neraca yang kuat,” tulis dewan dalam pengajuan.

"Selain itu, perusahaan berhasil menavigasi dan mendukung klien dan pelanggannya melalui gejolak bank regional serta menyelesaikan akuisisi First Republic,” ia menambahkan.

Para eksekutif JPMorgan dan Jamie Dimon benar-benar sibuk pada 2023. Selain mengarahkan perusahaan melalui kondisi inflasi dan tekanan suku bunga yang tidak stabil, runtuhnya SVB pada Maret mengancam akan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh perusahaan Amerika Serikat.

 


Kinerja JPMorgan

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Pada Mei, First Republic Bank juga terhuyung dan bangkrut yang merupakan korban terbesar pada saat itu. Akan tetapi, JPMorgan mengambil alih dan mengakuisisi sebagian besar aset dan seluruh simpanannya.

Pada konferensi hasil kuartal kedua pada Juli, lembaga tersebut melaporkan pendapatan bunga bersih (NII) berada pada rekor tertinggi naik 44% termasuk First Republic. Hal ini karena peningkatan laba dari apa yang diperoleh bank dari pinjaman vs apa yang dibayarkan bank tersebut terkait deposito.

JPMorgan menikmati 2023 sebagai tahun yang kuat, meskipun ada tantangan ekonomi.

Pada pekan lalu, grup ini melaporkan laba bersih setahun penuh sebesar USD 49,6 miliar, naik 32% dari 2022, meskipun terjadi perlambatan pada kuartal terakhir ketika laba bersih turun menjadi USD 9,3 miliar dibandingkan dengan USD 11 miliar pada tahun sebelumnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya