Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024

PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mengumumkan kinerja pada kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Apr 2024, 15:03 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 15:03 WIB
IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mengumumkan kinerja pada kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, pendapatan perseroan turun 15,97 %. Meski begitu, laba perseroan berhasil naik 227,96 % seiring langkah perseroan dalam menekan beban pokok pendapatan.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/4/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 73,82 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (kurs Rp 16.234,20 per USD) pada kuartal I 2024. Pendapatan itu turun 15,97 % dari pendapatan perseroan pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 87,85 juta.

Pada periode ini, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi USD 46,69 juta dibanding USD 69,44 juta pada kuartal I 2023. Alhasil, perseroan mengantongi laba kotor USD 27,13 juta pada kuartal I 2024 atau naik 47,35 % dibanding kuartal I 2023 yang sebesar USD 18,41 juta.

Hingga 31 Maret 2024, ESSA Industries Indonesia membukukan beban penjualan Rp 209.099, beban umum dan administrasi USD 6,83 juta, penghasilan keuangan USD 915.992, beban keuangan USD 3,47 juta, dan keuntungan dan kerugian lain-lain USD 7.571.

Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 10,21 juta atau sekitar Rp 165,76 miliar. Laba ini naik 227,96 persen dari laba kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 3,11 juta.

Aset

Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2024 turun menjadi USD 683.26 juta dari USD 695,44 juta pada akhir tahun lalu. Liabilities pada kuartal I 2024 turun menjadi USD 172,9 juta dari USD 197,7 juta pada akhir 2023. Kemudian ekuitas pada kuartal I 2024 naik menjadi USD 510,34 juta dari USD 497,74 juta pada Desember 2023.

Meskipun, harga realisasi Amoniak ESSA mengalami penurunan sebesar 51% YoY menjadi rata-rata USD 344/MT pada 1Q24, peningkatan volume produksi dan penurunan biaya berkontribusi pada peningkatan EBITDA. Penurunan harga Amoniak, dipicu oleh masalah geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah pada awal 2024, yang mencapai titik terendahnya pada bulan Maret 2024, dan selanjutnya menunjukkan tren peningkatan.

 

Harga Amoniak

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

ESSA memperkirakan harga amoniak akan tetap berada pada level yang serupa dengan Tahun 2023. Sementara itu, harga LPG menunjukkan peningkatan yang cukup kuat di tengah pemotongan produksi minyak negara – negara anggota OPEC+.

ESSA senantiasa mengukuhkan komitmennya pada manufacturing excellence, keberlanjutan lingkungan, dan adaptasi terhadap dinamika industri yang terus berkembang. Dengan fokus yang tak berubah pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA terus menjajaki peluang-peluang baru yang sejalan dengan keunggulan kompetensi yang dimiliki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya