Pelaku Pasar di Asia Menanti Pertemuan The Fed hingga Data Ekonomi Jepang

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Senin, 29 April 2024. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,63%, dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,94%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Apr 2024, 11:15 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 11:15 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Pasar saham di kawasan Asia asifik berada di zona hijau pada Senin, 29 April 2024 ketika para pedagang menantikan hasil pertemuan Federal Reserve (the Fed) pekan ini. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham di kawasan Asia Pasifik berada di zona hijau pada Senin, 29 April 2024 ketika para pedagang menantikan hasil pertemuan Federal Reserve (the Fed) pekan ini menyusul data inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan.

Di Asia, indeks manajer pembelian resmi China untuk bulan April diperkirakan akan dirilis pada Selasa besok, 30 April 2024 menjelang libur Hari Buruh, bersama dengan data produksi industri dan penjualan ritel Jepang pada Maret 2024.

Melansir CNBC International, Senin (29/4/2024) saham S&P/ASX 200 Australia naik 0,55%, pulih dari kerugian pada hari Jumat, 26 April 2024.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,63%, dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,94%. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17.621, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan HSI di 17.651.15.

Kemudian indeks Nikkei 225 dengan penutupan di 37.934.76 pekan lalu. Di Jepang, pasar saham masih tutup untuk hari libur nasional pada Senin, 29 April 2024.

Mata uang Yen Jepang terpantau melemah menjadi 158,43 terhadap dolar AS (USD), menyentuh level terendah baru dalam 34 tahun.

Pada Jumat, 26 April 2024, Bank of Japan mempertahankan suku bunga stabil pada akhir pertemuan kebijakan moneternya dan mengatakan akan terus melakukan pembelian obligasi sejalan dengan keputusan Maret 2024.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda kemudian mengatakan, jika pergerakan yen mempengaruhi perekonomian Jepang, maka kondisi itu bisa menjadi alasan untuk menyesuaikan kebijakan.

Sementara di Amerika Serikat, saham-saham di Wall Street terutama indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatat minggu terbaik mereka sejak November 2023, karena saham-saham perusahaan teknologi besar menguat, didorong oleh pendapatan yang kuat.

S&P 500 naik 1,02%, sedangkan Nasdaq yang padat teknologi melonjak 2,03%, menandai sesi terbaiknya sejak Februari 2024. Dow Jones Industrial Average juga ikut naik 0,4%.

Dipimpin Jepang, Pasar Saham Asia Pasifik Tergelincir

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pasar Asia-Pasifik mengambil jeda setelah reli selama dua hari berturut-turut, mencerminkan pergerakan di Wall Street menjelang angka produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama dari AS yang akan dirilis pada hari Kamis.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/4/2024), di Asia, investor akan menilai pertumbuhan PDB Korea Selatan pada kuartal pertama sebesar 3,4% YoY, yang merupakan pertumbuhan kuartalan tertinggi sejak kuartal keempat tahun 2021.

Secara terpisah, Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneternya pada hari Kamis karena investor memantau tindakan terhadap pelemahan yen. Yen merosot melewati angka 155 terhadap dolar AS pada hari Rabu, mencapai level terendah baru dalam 34 tahun.

Nikkei 225 Jepang turun 1,8%, sedangkan Topix turun 1,4%. Yen masih melampaui angka 155 terhadap greenback, diperdagangkan pada 155,41.

Korea Selatan

Kospi Korea Selatan juga tergelincir 1,12%, sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,36%.

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,45%, sedangkan CSI 300 Tiongkok turun 0,4%.

Pasar di Australia dan Selandia Baru tutup karena hari libur umum.

Semalam di AS, ketiga indeks utama sebagian besar berada dalam kisaran yang terbatas karena ketakutan terhadap suku bunga mengurangi antusiasme yang berasal dari kuatnya pendapatan perusahaan.

Imbal hasil Treasury naik, menekan saham. Pada sesi tertinggi, patokan obligasi Treasury 10-tahun imbal hasil mencapai 4,67%, sedangkan tingkat bunga pada obligasi 2 tahun melampaui 4,95%

S&P 500 menambah kenaikan 0,02%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,11%. Komposit Nasdaq naik tipis 0,1%.

Yen Jepang

Yen Jepang menguji level terendah baru dalam 34 tahun saat pertemuan bank sentral dimulaiYen Jepang meluncur melewati angka 155 terhadap dolar AS, menyentuh level terendah baru dalam 34 tahun.

Mata uang terakhir diperdagangkan pada 155,37 melawan penguatan greenback.

Pihak berwenang Jepang telah mengakui pelemahan yen selama hampir sebulan namun investor menunggu langkah-langkah yang lebih jelas untuk membendung kejatuhan mata uang tersebut.

Keputusan kebijakan moneter Bank of Japan pada hari Jumat akan dipantau secara ketat untuk mengetahui tindakan apa pun terhadap pelemahan yen serta perkiraan inflasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya