Wijaya Karya Rombak Jajaran Direksi, Simak Daftar Terbarunya

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memangkas jadi enam direksi yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Mei 2024, 18:47 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 18:47 WIB
Wijaya Karya Rombak Jajaran Direksi, Simak Daftar Terbarunya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) baru saja merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu 15 Mei 2024. (Foto: PT Wijaya Karya (Persero) Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) baru saja merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu 15 Mei 2024. Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui perubahan manajemen Wijaya Karya. Adapun perubahan terjadi di jajaran direksi.

Di mana sebelumnya perseran memiliki 7 direksi, kini jumlahnya dipangkas menjadi hanya 6 direksi. Selain itu, ada pula pergantian personel direksi Perseroan.

"Pertama, kita memisahkan Direktur Risiko yang sebelumnya dirangkap oleh Direktur Keuangan. Yang kedua adalah Direktur Operasi yang sebelumnya adalah 3, sekarang kita hanya 2 Direktur Operasi. Yakni  yang membidangi infrastruktur dan gedung, serta Direktur Operasi yang membidang EPC," kata Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Budi Agung Waskito dalam konferensi pers usai RUPST perseroan, Rabu (15/5/2024).

Sehingga, jumlah direksi dari yang sebelumnya 7, saat ini menjadi 6 direksi. Adapun Direktur Operasional yang diberhentikan yakni Rudy Hartono yang semula menjabat Direktur Operasi III. Sementara yang menduduki jabatan Direktur Manajemen Risiko dan Legal adalah Sumadi. Sementara, tidak terjadi perubahan susunan pada Dewan Komisaris perseroan.

Dengan demikian, susunan manajemen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menjadi sebagai berikut:

Susunan Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama: Jarot Widyoko
  • Komisaris Independen: Harris Arthur Hedar
  • Komisaris Independen: Suryo Hapsoro Tri Utomo
  • Komisaris Independen: Adityawarman
  • Komisaris Independen: Rusmanto
  • Komisaris: Firdaus Ali

Sementara untuk Dewan Direksi:

  • Direktur Utama: Budi Agung Waskito
  • Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia dan Transformasi: Hajar Setiaji
  • Direktur Keuangan: Adityo Kusumo
  • Direktur Operasi I: Hananto Aji
  • Direktur Operasi II: Harum Akhmad Zudi
  • Direktur Manajemen Risiko dan Legal: Sumadi
  •  

Wijaya Karya Bakal Bangun Sport Center Senilai Rp 249 Miliar

IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dipercaya Kementerian PUPR untuk membangun Cibubur Youth Elite Sport Center (CYESC) di Ciracas, Jakarta. Dengan nilai proyek sebesar Rp 249 Miliar, WIKA akan membangun fasilitas olahraga baru sekaligus merenovasi fasilitas yang sudah lebih dulu ada. 

Proyek ini dibangun sebagai wujud dukungan Pemerintah terhadap kesiapan atlet yang akan bertanding pada olimpiade. CYESC akan menjadi pusat pelatihan sejumlah cabang olahraga yaitu panahan, panjat tebing, renang, gymnastic, dan cabang lainnya.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan perolehan kontrak CYESC ini menjadi kesempatan bagi WIKA untuk berkontribusi terhadap peningkatan fasilitas olahraga tanah air. 

"WIKA berkomitmen untuk melaksanakan proyek CYESC sesuai target yang disepakati sehingga dapat menunjang kesiapan atlet dengan lebih optimal," kata Agung dalam siaran pers, dikutip Jumat (4/4/2024).

WIKA sendiri telah memiliki portofolio panjang untuk proyek fasilitas olahraga termasuk pembangunan fasilitas olahraga Asian Games 2018 yang meliputi Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, Stadion Madya dan fasilitas olahraga lainnya di Kawasan Gelora Bung Karno Jakarta. 

Selain itu, WIKA juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan Multi Sport Complex di Negara Solomon, Kepulauan Pasifik. 

Pemerintah telah memberikan tambahan modal untuk memperbaiki struktur modal dan meningkatkan kapasitas usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam rangka penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).

Seiring hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) tentang pemberian tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Wijaya Karya senilai Rp 6 triliun.

 

Wijaya Karya Rugi Parah, Tembus Rp 7,1 Triliun

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah merilis laporan keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, Wijaya Karya rugi perseroan bengkak hingga Rp 7,13 triliun, meski pendapatan naik tipis.

Melansir laporan keuangan perseroan, Selasa (2/4/2024), perseroan membukukan pendapatan Rp 22,53 triliun. Pendapatan itu naik 4,89 persen dibandingkan pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 21,48 triliun.

"Dalam kondisi penyehatan, WIKA masih mampu mencatatkan penjualan sebesar Rp 22,53 Triliun, mengalami peningkatan 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekaligus memperoleh laba kotor sebesar Rp 1,86 Triliun," ungkap Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito dalam keterangan resmi, Selasa (2/4/2024).

Beban PerusahaanSepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan Rp 10,27 miliar, beban umum dan administrasi Rp 973,99 miliar, penghasilan lain-lain Rp 697,84 miliar, dan beban lain-lain Rp 5,4 triliun.

Pada periode yang sama, perseroan membukukan beban keuangan Rp 3,21 triliun, beban pajak penghasilan final Rp 500,56 miliar, bagian rugi entitas asosiasi RP 91,14 miliar, dan bagian rugi ventura bersama Rp 139,28 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,13 triliun. Rugi itu naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana rugi perseroan mencapai Rp 59,6 miliar.

 

 

Aset Juga Turun

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Aset perseroan sampai dengan akhir 2023 turun menjadi Rp 65,98 triliun dari Rp 75,07 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi Rp 56,41 triliun dari Rp 57,58 triliun pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 turun signifikan tersisa Rp 9,57 triliun dari Rp 17,49 triliun pada 2022.

"2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Perseroan di mana tahun tersebut, Perseroan melakukan restrukturisasi keuangan dan transformasi yang menjadi bagian dalam 8 metode stream penyehatan yang telah disetujui pemegang saham dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan sekaligus memperkuat fundamental WIKA guna menjalankan bisnis secara berkelanjutan," imbuh Agung.

Sekalipun masih membukukan hasil usaha yang belum menggembirakan, namun upaya penyehatan yang berjalan beriringan dengan sejumlah langkah transformasi yaitu fokus terhadap arus kas, keunggulan eksekusi proyek dan penyeimbang portofolio yang didasarkan pada pendekatan organisasi lean, manajemen risiko dan digitalisasi mulai memberikan hasil progresif sesuai dengan inisiasi yang telah dijalankan oleh Perseroan.

 

Kontrak Baru

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Perolehan kontrak baru yang masih mampu diraih Perseroan mencapai Rp 29,25 Triliun di mana 93% dari kontrak yang digenggam perusahaan merupakan kontrak dengan pembayaran bulanan.

Komitmen WIKA dalam menjaga kerjasama dengan para mitra kerja terus diupayakan, tercermin dalam jumlah pembayaran kepada pemasok dan mitra kerja sepanjang 2023 yang tercatat sebesar Rp 13,21 Triliun.

Catatan di atas memberikan indikasi bahwa langkah penyehatan WIKA masih berjalan on track sesuai dengan yang direncanakan berkat dukungan dari para stakeholder Perseroan.

"Dukungan telah diberikan oleh lembaga keuangan dengan menyepakati MRA dengan nilai total Rp20,7 atau 100% dari nilai outstanding. Selain itu, proses right issue WIKA juga berjalan sesuai timeline di mana diharapkan dapat terealisasi pada April 2024," jelas Agung.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya