Bursa Saham Asia Menguat Sambut Akhir Pekan

Bursa saham Asia Pasifik melejit pada perdagangan Jumat, 31 Mei 2024 seiring investor menanti data ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Mei 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 08:00 WIB
Bursa Saham Asia Menguat Sambut Akhir Pekan
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat (31/5/2024) di tengah investor menganalisis data dari sejumlah negara di Asia Pasifik. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat (31/5/2024) di tengah investor menganalisis data dari sejumlah negara di Asia Pasifik.

Mengutip CNBC, angka output industri Jepang menunjukkan penurunan mengejutkan sebesar 0,1 persen pada April dibandingkan bulan sebelumnya, lebih kecil dari perkiraan jajak pendapat Reuters yang prediksi kenaikan sebesar 0,9 persen.

Selain itu, inflasi inti di Tokyo naik 1,9 persen pada Mei 2024, sejalan dengan ekspektasi jajak pendapat Reuters. Indeks produksi industri Korea Selatan naik 2,2 persen month on month pada April berdasarkan penyesuaian musiman, mengalahkan ekspektasi jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 1,1 persen.

China juga bersiap melaporkan indeks manajer pembelian resmi pada Mei 2024. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,23 persen, dan indeks Topix menguat 0,7 persen.

Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 1,07 persen, dan memimpin penguatan di Asia. Indeks Kosdaq melesat 0,73 persen. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,78 persen. Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 18.041, dan lebih rendah dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 18.230,19.

Di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah di tengah investor menantikan rilis data utama inflasi AS. Indeks Dow Jones anjlok 330,06 poin atau 0,86 persen. Indeks S&P 500 susut 0,6 persen dan indeks Nasdaq anjlok 1,08 persen.

Adapun pembacaan terbaru untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan dirilis pada Jumat pekan ini merupakan ukuran inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan menunjukkan harga pada April 2024 berjalan pada tingkat tahunan 2,7 persen, menurut perkiraan Dow Jones.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 30 Mei 2024

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Kamis pekan ini mengikuti wall street. Koreksi IHSG terjadi jelang data ekonomi pada Jumat pekan ini.

Mengutip CNBC, indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,56 persen ke posisi 2.635,44, dan indeks Kosdaq susut 0,77 persen ke posisi 831,88.

Indeks Nikkei 225 di Jepang terpangkas 1,3 persen. Indeks Topix melemah 0,56 persen. Jepang dan Korea Selatan akan merilis angka produksi industri pada Jumat pekan ini. Demikian juga rilis inflasi Tokyo. Selain itu, China akan melaporkan indeks purchasing managers pada Mei.

Di Australia, indeks ASX 200 terbenam 0,49 persen ke posisi 7.628,2. Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 1,26 persen. Indeks CSI 300 terpangkas 0,53 persen ke posisi 3.594,31, dan mencapai level terendah dalam sebulan.

 

 


Indeks Nasdaq Catat Rekor Tersengat Kenaikan Harga Saham Nvidia

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, wall street bervariasi selama sepekan dengan indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar. Kenaikan sejumlah harga saham teknologi membantu indeks Nasdaq.

Mengutip CNBC, Sabtu (25/5/2024), selama sepekan, indeks S&P 500 hanya naik tipis 0,03 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,41 persen. Indeks Dow Jones merosot 2,22 persen, menandai mingguan negatif pertama dalam lima minggu.

Pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024, indeks Nasdaq mencatat rekor tertinggi baru seiring kenaikan saham produsen chip Nvidia. Hal ini menjadi katalis positif di tengah kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan menunda penurunan suku bunga.

Indeks S&P 500 menguat 0,7 persen ke posisi 5.304,72. Indeks Nasdaq naik 1,1 persen ke posisi 16.920,79. Indeks Dow Jones menguat tipis 4,3 poin atau 0,01 persen ke posisi 39.069,59.

Saham Nvidia melonjak 2,6 persen pada perdagangan Jumat pekan ini seiring antusiasme terus berlanjut usai merilis laporan keuangan. Sentimen itu mendorong, harga saham Nvidia berada di atas USD 1.000 untuk pertama kalinya.

 

 


Saham Teknologi Menguat

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sentimen bullish terhadap raksasa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan perusahaan teknologi lainnya mendorong pasar lebih tinggi bahkan ketika kekhawatiran the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada musim panas ini.

Setelah beberapa rilis data ekonomi dan tenaga kerja yang kuat pekan ini, Goldman mendorong perkiraan penurunan suku bunga pertama the Fed kembali ke September dari posisi Juli.

“Inflasi kemungkinan akan meningkat pesat pada September, tetapi tidak sempurna, dan keputusan pemangkasan suku bunga kurang jelas,” tulis ekonom Goldman, David Mericle.

Sementara itu, pelaku pasar sekarang memperhitungkan kemungkinan kurang dari 50 persen bank sentral akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September, menurut CME FedWatch Tool.

Pada Jumat pekan ini, sejumlah saham teknologi menguat. Harga saham Advanced Micro Devices dan Intel masing-masing naik 3,7 persen dan 2,1 persen. Saham Meta dan Netflix masing-masing reli 2,7 persen dan 1,7 persen. Kenaikan harga saham teknologi itu mendorong indeks Nasdaq cetak rekor pada 2024.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya