Raksasa Minyak Arab Beli Saham Perusahaan Patungan Renault-Geely, Nilainya Sentuh Rp 129,7 Triliun

Niilai pembelian saham tersebut mencapai 7,40 miliar euro atau sekitar Rp.129,7 triliun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Jun 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2024, 15:30 WIB
Saudi Aramco
Investasi Aramco diharapkan berkontribusi langsung pada pengembangan dan penerapan mesin pembakaran internal yang terjangkau, efisien, dan rendah emisi karbon secara global.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa minyak asal Arab Saudi, Aramco mengungkapkan akan membeli 10 persen saham di perusahaan mesin termal antara produsen mobil Prancis Renault dan produsen mobil China Geely. Nilai pembelian saham oleh Aramco tersebut mencapai 7,40 miliar euro atau sekitar Rp 129,7 triliun.

Mengutip Arab News, Sabtu (29/6/2024) Geely dan Renault masing-masing akan memiliki sekitar 45 persen dari usaha powertrain, yang disebut Horse Powertrain, yang akan memasok mesin bensin, sistem hybrid dan gearbox untuk kendaraan termal.

CEO Renault Luca de Meo menggambarkan kesepakatan itu dalam sebuah pernyataan sebagai penciptaan tim impiannya, yang akan menemukan kembali masa depan mesin pembakaran dan teknologi hibrida.

"Kepemilikan Aramco dalam usaha patungan mesin termal dapat menstabilkan investasi pada produsen mobil lama, memberikan jaring pengaman di tengah peralihan listrik," tulis platform investor Finimize, menjelang pengumuman resmi.

Adapun wakil presiden eksekutif bidang teknologi dan inovasi Aramco, Ahmad O. Al-Khowwaiter menyapaikan bahwa "Investasi Aramco diharapkan berkontribusi langsung pada pengembangan dan penerapan mesin pembakaran internal yang terjangkau, efisien, dan rendah emisi karbon secara global".

"Bersama Geely dan Renault, kami berencana memanfaatkan keahlian dan sumber daya kolektif kami untuk mendukung kemajuan inovatif dalam teknologi mesin dan bahan bakar," ujarnya.

"Dengan penekanan kuat pada inovasi, tujuan kami adalah memberikan solusi yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca transportasi sekaligus memenuhi kebutuhan produsen kendaraan dan pengendara. Dalam menjalin kemitraan jangka panjang antara Valvoline Global dan Horse Powertrain Limited, Renault Group, dan Geely sehubungan dengan investasi ini, kami juga menunjukkan kemampuan Aramco dalam menciptakan dan menangkap nilai di tingkat global," tambahnya.

Aramco Bakal Beli Saham Lagi, Kali Ini di Horse Powertrain

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Aramco, yang bulan ini mengumpulkan penghasilan sekitar USD 11,2 miliar melalui penjualan saham sekunder, awalnya mengisyaratkan akan membeli 20 persen saham Horse Powertrain.

Perusahaan minyak Arab Saudi itu sebelumnya juga menandatangani surat niat pada Maret 2023 dengan tujuan untuk menjadi pemegang saham minoritas dalam usaha tersebut.

"Saya senang Aramco bergabung dengan Horse Powertrain Limited. Keahlian mereka dalam bidang bahan bakar dan hidrogen menjadikan mereka mitra yang baik bagi kami untuk menghadirkan solusi powertrain yang mutakhir dan rendah emisi, sehingga mendorong upaya mitigasi karbon di industri kami ke depan. Bersama-sama, kita akan menetapkan tolok ukur baru untuk inovasi di sektor otomotif," kata CEO Horse Powertrain, Matias Giannini.

Raksasa Minyak Arab Saudi Aramco Raup Laba Rp 1.880 Triliun, Turun 25% pada 2023

Ilustrasi fasilitas minyak Aramco Arab Saudi (Creative Commons / Pixabay)
Ilustrasi fasilitas minyak Aramco Arab Saudi (Creative Commons / Pixabay)

Raksasa perusahaan minyak Saudi Arabia, Aramco melaporkan kinerja keuangan pada 2023. Aramco mencatat laba turun 25 persen menjadi USD 121,3 miliar atau sekitar Rp  1.880 triliun (asumsi dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.504) pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 161,1 miliar atau sekitar Rp 2.497 triliun. Penurunan laba itu didorong dividen jumbo di tengah tantangan ekonomi.

Dikutip dari CNBC, ditulis Selasa (12/3/2024), Aramco menaikkan dividen dasar pada kuartal IV sebesar 4 persen menjadi USD 20,3 miliar dan menaikkan dividen terkait kinerja sebesar 9 persen menjadi USD 10,8 miliar. Dengan demikian, total pembayaran dividen sebesar USD 31 miliar atau sekitar Rp 480,60 triliun masing-masing untuk pemerintah Arab Saudi dan pemegang saham Aramco.

Laba meski menurun, hasil kinerja keuangan Aramco masih mencatat rekor laba bersih tertinggi kedua bagi Aramco, jauh melampaui laba perusahaan-perusahaan sejenis.

"Penurunan tahun ke tahun ini disebabkan rendahnya harga minyak mentah dan volume penjualan serta berkurangnya margin penyulingan dan bahan kimia, yang sebagian diimbangi oleh penurunan royalti produksi sepanjang tahun dan lebih rendahnya pajak penghasilan dan zakat," ujar Aramco dikutip dari CNBC.

Selain laba, pendapatan Aramco juga terpangkas 17 persen menjadi USD 440,88 miliar atau sekitar Rp 6.840 triliun dari periode 2022 USD 535,19 miliar atau sekitar Rp 8.303 triliun. Kas juga turun menjadi USD 101,1 miliar pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar USD 148,5 miliar.

"Ini adalah tahun di mana permintaan minyak global mencapai rekor meski terjadi gejolak geopolitik, hambatan ekonomi dan tekanan inflasi," ujar CEO Aramco, Amin Nasser.

Ia prediksi pasar minyak global akan tetap sehat selama sisa tahun ini. “Dan kami memperkirakan pasar tersebut akan cukup kuat dengan pertumbuhan sekitar 1,5 juta barel,” ujar Nasser.

Adapun Arab Saudi memimpin negara-negara OPEC+ pekan lalu untuk memutuskan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir Juni.

Pengalihan Saham

Di sisi lain, laba Perseroan juga diperoleh setelah pemerintah Saudi transfer tambahan 8 persen saham Aramco senilai USD 164 miliar ke Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik. Yasir Al-Rumayyan sebagai ketua dewan direksi dan gubernur PIF.

Pengalihan saham ke PIF merupakan salah satu transaksi terbesar yang dilakukan Aramco sejak pencatatan saham dan akan memungkinkan PIF mendapatkan keuntungan dari kebijakan pembayaran dividen besar Aramco.

Aramco membayar dividen sebesar USD 97,8 miliar pada 2023, naik 30 persen dari 2022. Dividen terkait  kinerja setahun penuh pada 2024 diperkirakan USD 43,1 miliar.

"Pengalihan saham tidak mengubah apapun. Kami sehat dan tidak perlu menerbitkan saham baru,” ujar Chief Financial Officer Ziad Al-Murshed.

PIF telah memiliki 4 persen saham Aramco dan pengendali Sanabil, perusahaan investasi yang juga memiliki 4 persen saham Aramco. Kepemilikan saham oleh PIF di Aramco mencapai 16 persen senilai USD 328 miliar. Ini akan perkuat posisi pendanaan keuangan dan meningkatkan modal untuk investasi seiring secara bertahan diversifikasi ekonomi dari minyak.

Kepemilikan saham baru di Aramco juga mendorong PIF semakin dekat untuk mencapai target aset yang dikelola sebesar USD 1 triliun pada akhir 2025.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya