Penjualan Lesu, Laba Matahari Department Store Turun

Pada semester I 2024, Matahari Department Store membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3,75 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jul 2024, 13:24 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 13:24 WIB
Ilustrasi gerai Matahari (Foto: PT Matahari Department Store Tbk/LPPF)
Ilustrasi gerai Matahari (Foto: PT Matahari Department Store Tbk/LPPF)

Liputan6.com, Jakarta PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, kinerja Matahari Department Store menyorot dampak dari periode Lebaran yang menantang dan rendahnya kemampuan belanja konsumen yang masih terus berlanjut.

Pada semester I 2024, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3,75 triliun. Pendapatan itu turun 2,57 persen dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 3,85 triliun.

Seiring turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 turun menjadi Rp 1,25 triliun dari Rp 1,26 triliun pada semester I 2023. Dengan demikian, diperoleh laba kotor Rp 2,5 triliun, turun dari Rp 2,6 triliun yang dicatatkan perseroan pada semester I tahun lalu.

Pada periode ini, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp 1,59 triliun dan keuntungan lainnya Rp 16,32 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan beban keuangan sebesar RP 152,1 miliar.

Laba 

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan pada semester I 2024 membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 626,1 miliar. Laba itu turun 8,45 persen dibandingkan laba semester I 2024 yang tercatat sebesar Rp 683,87 miliar.

Margin Kotor mencapai 34,9 persen, turun dari 35,4 persen di periode yang sama tahun lalu, akibat pembersihan stok di awal tahun.

Earnings Before Interest Tax, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 988 miliar. Berdasarkan hasil semester pertama, Manajemen memproyeksikan EBITDA tahun buku 2024 sebesar Rp 1,2 triliun,

“Hasil keuangan di paruh pertama menunjukkan lemahnya kemampuan belanja konsumen yang masih terus berlanjut, terutama untuk pakaian dan alas kaki. Meskipun begitu, kami tetap berkomitmen pada rencana-rencana strategis untuk pertumbuhan jangka panjang," kata CEO Matahari, Monish Mansukhani dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (25/7/2024).

 

Aset Perusahaan

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) meluncurkan identitas dan citra barunya, Sabtu, 8 Oktober 2022. (Foto: Matahari)
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) meluncurkan identitas dan citra barunya, Sabtu, 8 Oktober 2022. (Foto: Matahari)

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp 5,09 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 5,88 triliun.

Liabilitas turun menjadi Rp 4,98 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 5,85 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Juni 2024 naik signifikan menjadi Rp 112,46 miliar dari Rp 30,74 miliar yang dicatatkan pada akhir 2023.

“Kami tengah berfokus pada peningkatan operasional dan upaya untuk memperluas jangkauan kami agar bisa melayani pelanggan dengan lebih baik," imbuh Monish.

Perseroan menunda pembukaan gerai baru untuk paruh kedua tahun ini dan secara selektif membuka gerai hanya di mal-mal berkualitas tinggi. Bersamaan dengan itu, perseroan tetap berfokus pada pengelolaan biaya.

Negosiasi biaya sewa pada paruh pertama tahun ini telah menghasilkan penghematan, didukung oleh potongan sewa dan perjanjian sewa yang fleksibel. Inisiatif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja telah direncanakan untuk paruh kedua tahun ini dan diharapkan dapat membuahkan hasil positif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya