Eagle High Plantations Cetak Laba Rp 125 Miliar pada Semester I 2024

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) membukukan pertumbuhan laba tetapi pendapatan turun pada semester I 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Jul 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 12:00 WIB
Eagle High Plantations Cetak Laba Rp 125 Miliar pada Semester I 2024
PT Eagle High Plantations Tbk mengumumkan laporan keuangan semester I 2024. (BWPT)

Liputan6.com, Jakarta - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengumumkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2024 dengan pencapaian hasil kinerja positif. Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 125 miliar, atau peningkatan sebesar 96% year-on-year (YoY).

Hasıl kinerja positif ini dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya produktivitas pabrik pada semester I 2024 yang meningkat seiring yield CPO per hektar tumbuh sebesar 36% YoY dan OER pada semester I 2024 ini mencapai 23,87%.

Selain itu, faktor lain yang mendukung penurunan beban pokok penjualan sebesar 14% YoY dan penguatan laba kotor sebesar 22% YoY adalah harga pupuk yang lebih rendah pada tahun 2024, efisiensi dari mekanisasi, keberhasilan penerapan digitalisasi, peremajaan alat berat dan truk serta perbaikan infrastruktur yang telah dilakukan selama 2 tahun terakhir. Faktor-faktor inilah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas operasional dan efisiensi Perusahaan.

Konsistensi dan fokus BWPT terhadap produktivitas, efisiensi dan profitabilitas membuat laba sebelum pajak pada semester I tahun 2024 meningkat signifikan sebesar 217%.

Perseroan meraup pendapatan Rp 2,01 triliun pada semester I 2024. Meskipun pendapatan pada semester I 2024 ini turun sebesar 6% yang disebabkan oleh penurunan jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) dari semula 8 PKS menjadi 7 PKS tetapi EBITDA margin tumbuh sebesar 27% YoY. Demikian mengutip dari keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).

Konsistensi pertumbuhan laba BWPT double digit menjadi momentum untuk menurunkan pokok pinjaman bank sebesar 13% YoY dan hasilnya beban bunga pinjaman bank juga turun sebesar 22% YoY.

Direktur Utama Eagle High Plantations Henderi menuturkan, arus kas operasional BWPT tumbuh secara signifikan yaitu sebesar 206% YoY.

"Arus kas ini akan kami gunakan untuk memenuhi komitmen BWPT untuk terus menurunkan pinjaman bank dan melakukan investasi pada aset yang lebih produktif yaitu pembangunan pabrik dan penanaman baru perkebunan di Kalimantan Timur, yang saat ini sedang berjalan. Sementara kelebihan kas tersebut akan masuk dalam rencana pembagian dividen pada tahun-tahun mendatang," ungkap Henderi seperti dikutip dari keterangan resmi.

 

Terbitkan Obligasi

PT Eagle High Plantations Tbk
Ilustrasi industri kelapa sawit CPO.

Sementara itu, BWPT juga mengambil aksi untuk kembali masuk ke pasar modal dengan cara menerbitkan obligasi tenor 1 tahun dengan peringkat idA- (Single A Minus)dari Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Obligasi ini dibungkus dengan yield sebesar 9,75% per tahun dan telah efektif tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada 11 Juli 2024.

Selain itu, peningkatan kesejahteraan karyawan ke arah yang lebih baik, juga menjadi perhatian dari BWPT. Fokus Perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya itu pun tidak sekadar soal finansial, melainkan juga seputar kesejahteraan fisik, mental dan sosial.

Di sisi lain, BWPT yakin bahwa bisnis keberlanjutan tidak hanya dilihat dari kinerja keuangan saja, namun juga melalui upaya-upaya dalam pengelolaan aspek lingkungan dan sosial serta penerapan Good Corporate Governance (GCG) di seluruh kegiatan operasional.

Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan BWPT selama Semester I 2024 dengan menambah 1 Sertifikat RSPO pada Januari 2024, 1 Sertifikat ISPO pada Juni 2024, serta berhasil meraih PROPERDA Hijau pada bulan April 2024 dan 1 PROPERDA Biru pada Juni 2024 melalui entitas anak BWPT.

Kinerja Kuartal I 2024

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya diberitakan, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang kuartal I 2024. Perseroan catat penurunan pendapatan, tetapi laba melonjak signifikan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),Selasa (30/4/2024), PT Eagle High Plantations Tbk mencatat pendapatan usaha turun tipis 9,8 persen menjadi Rp 943,36 miliar hingga kuartal I 2024. Pada periode sama tahun sebelumnya, Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 1,04 triliun. Beban pokok penjualan merosot 18,79 persen menjadi Rp 666,16 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 820,33 miliar.

Perseroan mencatat laba kotor naik 22,89 persen menjadi Rp 277,19 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya 225,54 miliar. Beban usaha Perseroan naik menjadi Rp 94,31 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 92,82 miliar.

Meski demikian, Perseroan mencatat kenaikan laba usaha 37,79 persen menjadi Rp 182,88 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 132,72 miliar.

PT Eagle High Plantions Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 156,10 persen menjadi Rp 47,49 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,27 miliar. Total laba Perseroan naik 364,5 persen menjadi Rp 50,88 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,95 miliar.

Sementara itu, laba periode berjalan per saham tercatat Rp 1,53 hingga kuartal I 2024 dari kuartal I 2023 sebesar Rp 0,58.

Total ekuitas naik menjadi Rp 2,23 triliun hingga Maret 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 2,19 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 7,85 triliun hingga akhir Maret 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 7,99 triliun.

Aset Perseroan susut menjadi Rp 10,08 triliun hingga 31 Maret 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 10,18 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 63 miliar hingga akhir kuartal I 2024 dari periode Desember 2023 sebesar 27,38 miliar.

 

 

Langkah Strategis

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Perseroan menyebutkan langkah strategis rasionalisasi aset non-strategis yang dilakukan sepanjang 2021-2023 mempercepat turnaround sehingga Perseroan dapat fokus meningkatkan produktivitas.

Peningkatan produktivitas menjadi salah satu faktor pendukung Perseroan membukukan pertumbuhan EBITDA sebesar 25 persen meningkat dari Rp 252,96 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp 315,41 miliar pada kuartal I 2024.

Laba bersih naik 364 persen menjadi Rp 50,89 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,96 miliar meski harga jual rata-rata CPO pada kuartal I 2024 cenderung lebih rendah 1 persen dibandingkan kuartal I 2023.

"Peningkatan yang terjadi ini berkat keberhasilan konsistensi serta fokus pada produktivitas, efisiensi dan profitabilitas yang telah dilakukan BWPT selama beberapa tahun terakhir di mana hal ini sangat efektif meningkatkan kinerja keuangan BWPT khususnya di kuartal I-2024,” ujar Direktur Utama Eagle High Plantations, Henderi Djunaidi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (30/4/2024).

Efektivitas kinerja keuangan perseroan juga terlihat dari penguatan rasio keuangan seperti Gross Margin dan Operating Margin yang tumbuh sebesar 36% dan 51% dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, utang bank terus menurun dari Rp 6,9 triliun pada kuartal I-2023 menjadi Rp 4,9 triliun pada kuartal yang sama 2024. Hal ini menyebabkan beban bunga ikut turun sebesar 24%. 

 

Penguatan Produktivitas

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sekalipun jumlah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang dimiliki tahun ini berkurang akibat rasionalisasi aset dan berdampak pada penurunan pendapatan sebesar 10% dibanding tahun sebelumnya, faktor keberhasilan Perseroan lainnya dapat terlihat pada penguatan produktivitas, efisiensi dan profitabilitas.

Pada kuartal I 2024, FFB dan CPO yield per hektar tumbuh masing-masing sebesar 40% dan 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. “Q1-2024 ini merupakan tahap penyesuaian, namun kami tetap fokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi dan profitabilitas hingga akhir tahun 2024”, tambah Henderi Djunaidi.

Sejalan dengan Roadmap Certified Oil dan ramah lingkungan yang telah dicanangkan, BWPT telah resmi menambahkan 1 sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) baru untuk PKS PT Bumihutani Lestari di Kalimantan Tengah. Pencapaian ini merupakan dedikasi BWPT atas komitmen keberlanjutan dalam kegiatan bisnisnya serta memberikan nilai tambah atau harga premium pada pendapatan BWPT.

Di sisi lain, BWPT telah memperoleh peringkat idA-/Stable dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) atas data dan informasi yang telah disampaikan serta Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2023. Hasil peringkat tersebut mencerminkan profil pengelolaan operasional BWPT yang kuat, permintaan minyak sawit yang stabil dan fleksibilitas finansial yang relatif kuat.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya