Tak Mau Terus Impor Alat Kesehatan, Kalbe Farma Sasar Industri Manufaktur

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengintip peluang untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dari sisi manufaktur, khususnya alat kesehatan (alkes). Khususnya setelah adanya arahan dari pemerintah bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mendongkrak tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Agu 2024, 23:43 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2024, 20:29 WIB
Ilustrasi Gedung Kalbe Farma (Foto: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF)
Ilustrasi Gedung Kalbe Farma (Foto: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF)

Liputan6.com, Jakarta PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengintip peluang untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dari sisi manufaktur, khususnya alat kesehatan (alkes). Khususnya setelah adanya arahan dari pemerintah bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mendongkrak tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan, selama ini KLBF lebih banyak menjual dan mengiklankan alat kesehatan impor yang bukan produknya.

"Kita sudah merintis beberapa proyek di sektor alat kesehatan, bagaimana kita mau merubah yang selama ini kami banyak melakukan impor dan menjual atau melakukan marketing untuk produk-produk impor alat kesehatan, kita mau merubah kemampuan kita untuk lebih bergerak ke arah manufaktur dalam negeri," ujarnya dalam sesi public expose, Selasa (27/8/2024).

Kartika menyampaikan, Kalbe memiliki beberapa proyek yang akan dikembangkan untuk alat kesehatan. Baik itu yang merupakan barang sekali pakai (consumable), atau produk-produk alat kesehatan yang bersifat medical equipment.

"Jadi misalnya untuk consumable, kita sudah punya pabrik untuk memproduksi benang bedah. Jadi sekarang kita sudah memproduksi dalam negeri untuk benang bedah, pabriknya sudah beroperasi," ungkap dia.

Selain itu, Kalbe Farma juga tengah merintis industri perakitan untuk beberapa alat kesehatan. Dengan tujuan, agar perusahaan pada akhirnya bisa melakukan manufaktur di dalam negeri.

"Jadi mungkin area-area ini akan sangat menarik bagi Kalbe untuk terus kami eksplor ke depannya. Namun tentunya kita tidak melupakan bahwa Kalbe punya bisnis yang lain, apakah itu di produk-produk konsumen kesehatan, dan juga produk nutrisi," kata Kartika.

"Yang kami percaya bahwa dalam jangka panjang, sejalan dengan meningkatnya daya beli, meningkatnya edukasi masyarakat, tingkat pemahaman tentang kesehatan, tentunya sektor-sektor ini akan sangat positif ke depannya," dia menambahkan.

Adapun jika melihat pertumbuhan Kalbe Farma di tahun ini dan ke depan, Kartika menilai sektor farmasi masih jadi fokus area perusahaan. Khususnya setelah pemerintah melalui Kementerian Kesehatan melakukan transformasi di sektor kesehatan.

"Jadi bagi Kalbe sebagai perusahaan di sektor kesehatan, tentunya sektor farma jadi salah satu growth driver kami, baik tahun ini maupun mungkin ke depan untuk jangka waktu medium atau long term," pungkas Kartika.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kalbe Farma Raih Laba Rp 1,8 Triliun pada Semester I 2024

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG menguat 24,13 poin atau 0,34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.196,75. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan kinerja keuangan positif pada semester I 2024. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/8/2024), PT Kalbe Farma Tbk meraih penjualan Rp 16,32 triliun pada semester I 2024. Penjualan itu naik 7,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,17 triliun.

Beban pokok penjualan naik 9,5 persen menjadi Rp 9,86 triliun hingga semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar Rp 9 triliun. Meski demikian, Perseroan mencatat pertumbuhan laba bruto 4,7 persen pada semester I 2024 menjadi Rp 6,46 triliun. Pada periode semester I 2024, laba bruto Perseroan tercatat Rp 6,17 triliun.

PT Kalbe Farma Tbk meraup beban penjualan Rp 3,22 triliun hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,2 triliun. Beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 731,16 miliar pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 734,58 miliar. Beban penelitian dan pengembangan bertambah menjadi Rp 215,61 miliar pada semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar Rp 207.07 miliar.

PT Kalbe Farma Tbk membukukan laba sebelum pajak penghasilan Rp 2,36 triliun, tumbuh 22,06 persen dari periode semester I 2023 sebesar Rp 1,93 triliun. Seiring kinerja tersebut, PT Kalbe Farma Tbk meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 18,05 persen menjadi Rp 1,8 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,52 triliun.

Seiring kinerja itu, Perseroan mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 38,93 dari periode semester I 2023 sebesar Rp 32,87.

Total ekuitas Perseroan naik menjadi Rp 23,53 triliun pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 23,12 triliun. Total liabilitas bertambah menjadi Rp 5,02 triliun pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 3,93 triliun. Aset Perseroan naik menjadi Rp 28,56 triliun pada 30 Juni 2024 dari Rp 27,05 triliun pada Desember 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,69 triliun pada semester I 2024.


Gandeng Lian SGP, Kalbe Farma Bikin Perusahaan Patungan Industri Bahan Farmasi Aktif

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bersama Lian SGP Holding Pte Ltd (Lian SGP), anak usaha yang dimiliki oleh Livzon Pharmaceutical Group Inc mendirikan perusahaan patungan bernama PT Livzon Pharma Indonesia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (30/7/2024), PT Kalbe Farma Tbk melalui anak usahanya PT Global Chemindo Megatrading (GCM) bersama Lian SGP Holding Pte Ltd (Lian SGP), anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh Livzon Pharmaucetial Group Inc menandatangani shareholders agreement (SHA) pada 29 Juli 2024. Penandatanganan SHA ini dalam rangka pendirian perusahaan patungan.

"GCM dan dan Lian SGP sepakat untuk mendirikan perusahaan baru bernama PT Livzon Pharma Indonesia yang berkedudukan di Jakarta Pusat,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, Maria Theresa Fabiola dalam keterbukaan informasi BEI.

Ia menambahkan, perusahaan patungan itu bergerak di bidang industri bahan farmasi aktif dengan investasi awal senilai Rp 650 miliar serta komposisi modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing 80 persen oleh Lian SGP dan 20 persen oleh GCM.

Maria menuturkan, kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat fokus perusahaan pada kegiatan produksi bahan aktif farmasi (API) dan bahan farmasi lainnya untuk pasar ekspor dengan melihat potensi penggunaan pasar domestic pada masa mendatang.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa, 30 Juli 2024, harga saham KLBF stagnan di posisi Rp 1.560 per saham. Harga saham KLBF dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.570 per saham. Harga saham KLBF berada di level tertinggi Rp 1.570 dan terendah Rp 1.540 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.001 kali dengan volume perdagangan 35.699 saham. Nilai transaksi Rp 5,6 miliar.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya