63 Emiten Terbitkan Obligasi Senilai Rp 87,19 Triliun pada 2024

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 586 emisi dengan outstanding sebesar Rp 459,66 triliun dan USD 60,12 juta.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Sep 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2024, 08:30 WIB
Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2024 adalah 105 emisi dari 63 emiten senilai Rp 87,19 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada pekan ini terdapat 1 pencatatan obligasi. Pada Kamis 5 September 2024, Obligasi Berkelanjutan I Oto Multiartha Tahap II Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Oto Multiartha mulai dicatatkan dengan jumlah pokok Rp 700 miliar.

Hasil pemeringkatan atas obligasi tersebut dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) adalah idAAA (Triple A) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Dikutip dari keterangan tertulis BEI, Minggu (8/9/2024), total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2024 adalah 105 emisi dari 63 emiten senilai Rp 87,19 triliun.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 586 emisi dengan outstanding sebesar Rp 459,66 triliun dan USD60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp 6.182,86 triliun dan USD 502,10 juta.

Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,93 triliun.

Perdagangan Karbon

Pada perdagangan karbon periode Agustus 2024, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 176 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) senilai Rp 10.738.000. Jumlah pengguna jasa telah bertumbuh menjadi total 75 pengguna jasa.

Terdapat 3 produk Sertifikat Pengurangan Emisi - Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang terdaftar di IDXCarbon yaitu Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, dan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro PLTM Gunung Wugul.

3 Rekomendasi Investasi Bakal Cuan di 2024

Jelang Hasil The Fed, IHSG Naik 74 Poin
Ada sebanyak 190 saham menghijau sehingga mendukung penguatan ke level 4.483,45.

Sejumlah pengamat memprediksi gejolak perekonomian global masih berlanjut hingga tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh konflik di wilayah Timur Tengah yang kian memanas. Ini juga menjadi sentimen dalam investasi.

Kondisi ini diperparah dengan masih berlanjutnya era suku bunga acuan tinggi. Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga atau BI rate di kisaran 6,25 persen.

Kondisi ketidakpastian perekonomian global tersebut tentunya harus disikapi dengan baik oleh masyarakat di Indonesia. Antara lain dengan lebih bijak mengatur keuangan termasuk untuk investasi.

Berikut rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait instumen investasi yang berpotensi mendatangkan keuntungan di tahun 2024:

1. Instrumen investasi saham 

OJK menilai investasi saham berpotensi memberikan keuntungan dilihat dari potensi pertumbuhan laba emiten dan makroekonomi Indonesia tahun 2024. Di lihat dari data historis pasar modal, di tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan khususnya dari saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor finansial, konsumen, dan media.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, jumlah investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor.

Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan 811 ribu investor saham menjadi 5,25 juta investor saham. 

"Artinya semakin banyak masyarakat yang terinklusi menjadi investor pasar modal Indonesia. Apakah Sobat merupakan salah satu investor pasar modal?," tulis OJK melalui laman sikapiuangmu.ojk.go.id dikutip Minggu (25/8).

2. Reksa dana

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Reksa dana masih dalam kelompok pilihan investasi di tahun 2024. Reksa dana indeks maupun saham bisa menjadi pilihan, terutama bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang. 

"Tentunya pilih jenis reksa dana sesuai dengan masing-masing profil risiko dan jangka waktu investasi Sobat," sebut OJK.

Selain itu, reksa dana pendapatan tetap juga berpotensi menguntungkan karena ada tren penurunan suku bunga acuan, cocok bagi investor moderat. Bahkan, reksa dana pasar uang diprediksi akan stabil di tahun 2024. 

"Bagi Sobat yang ingin melakukan strategi wait and see, dapat memanfaatkan instrumen reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap untuk berinvestasi jangka pendek sembari menunggu momen yang tepat untuk mulai melakukan diversifikasi investasi di saham," ungkap OJK. 

3. Obligasi

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Instrumen investasi obligasi diprediksi cocok sebagai sasaran investasi di tahun 2024 karena dorongan untuk mendiversifikasi risiko.

Obligasi sebagai instrumen berpendapatan tetap (fixed income) layak menjadi pilihan bagi investor yang sensitif terhadap sentimen pasar dan fluktuasi kondisi ekonomi di tahun politik.

Salah satu pilihan obligasi yang paling aman adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah. Apalagi, Kementerian Keuangan akan kembali menerbitkan beberapa obligasi pemerintah seperti Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Sukuk Tabungan (ST), Saving Bonds Ritel (SBR), dan Cash Waqf Link Sukuk (CWLS). 

Agar investasi kamu optimal, jangan lupa lakukan analisis fundamental. Misalnya pelajari prospektus instrumen investasi  dan ingat selalu prinsip ke depan prinsip legal dan logis dalam menentukan instrumen investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya