Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan chip Jepang terus turun, seiring kekhawatiran terkait DeepSeek memicu gejolak di sektor teknologi Wall Street.
Saham perusahaan-perusahaan terkait chip di Jepang memperpanjang penurunan untuk hari kedua setelah kemampuan kecerdasan buatan (AI) startup China, DeepSeek, memunculkan pertanyaan tentang dominasi Amerika Serikat di bidang tersebut. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa (28/1/2025).
Saham pemasok peralatan pengujian semikonduktor Advantest anjlok lebih dari 10%, Tokyo Electron turun 3,6%, sementara Renesas Electronics diperdagangkan 2,29% lebih rendah pada Selasa. Softbank Group, yang memiliki desainer chip Arm, juga turun 5,26%. Saham perusahaan terkait pusat data turut terpukul, dengan perusahaan kabel dan kawat Furukawa dan Fujikura masing-masing turun 8,22% dan 8,1%.
Advertisement
DeepSeek merilis model bahasa besar (large language model) sumber terbuka secara gratis pada akhir Desember, mengklaim bahwa model tersebut dibuat hanya dalam dua bulan dengan anggaran di bawah USD 6 juta. Pekan lalu, laboratorium ini memperkenalkan R1, model penalaran yang mengungguli model terbaru OpenAI, o1, dalam beberapa uji pihak ketiga.
“Akan ada lebih banyak tekanan yang mengikuti hari ini karena kami akan mengikuti tren penurunan di AS. Pertanyaan besar adalah apakah AS akan mengubah pendekatan mereka dengan melonggarkan regulasi pada chip dan pembatasan peralatan semikonduktor (SPE), karena saat ini tampaknya tidak efektif, atau justru akan memperketat aturan lebih jauh,” kata Andrew Jackson, kepala strategi ekuitas di ORTUS Advisors, melansir CNBC International, Selasa (28/1/2025).
DeepSeek harus menghadapi pembatasan semikonduktor ketat yang diberlakukan oleh pemerintah AS terhadap China, yang membatasi akses ke chip canggih. Perusahaan kecerdasan buatan asal China ini berusaha menonjol dari para pesaingnya dengan fokus pada kemampuan penalarannya, di mana model tersebut menciptakan “rantai pemikiran” sebelum memberikan jawaban akhir untuk meningkatkan akurasi responsnya.
"DeepSeek adalah ancaman terhadap narasi keunggulan AS, semakin mempertanyakan dominasi ‘Magnificent 7’,” tulis analis Citi dalam sebuah catatan.
Penjualan Saham Chip: Kesalahan Besar?
Raksasa chip Nvidia kehilangan hampir USD 600 miliar dalam nilai pasar pada Senin, mencatatkan penurunan terbesar untuk sebuah perusahaan dalam satu hari di AS. Perusahaan tersebut mengalami hari terburuk di pasar sejak Maret 2020 setelah harga sahamnya anjlok 17%. Namun, rotasi ke sektor yang lebih defensif di pasar AS membantu meredam kerugian pada Senin.
Semalam, saham perusahaan chip di pasar internasional juga turun. Perusahaan chip yang berbasis di Belanda, ASML dan ASM International, mencatatkan penurunan selama jam perdagangan di Eropa. Saham Micron dan Arm Holdings masing-masing turun lebih dari 11% dan 10%.
DeepSeek kemungkinan membangun infrastruktur inferensi yang sudah ada, atau akan mendorong permintaan AI baru, kata Richard Kaye, analis di grup manajemen aset global Comgest.
“Dalam kedua kasus, intensitas semikonduktor tetap tinggi. Penurunan tajam saham peralatan semikonduktor seperti Tokyo Electron, ASML, dan Applied Materials adalah kesalahan besar,” kata Kaye.
DeepSeek AI lahir dari visi ambisius High-Flyer, sebuah dana lindung nilai China yang fokus pada pengembangan dan penggunaan algoritma trading AI.
Sejarah perusahaan ini dimulai ketika Liang Wenfeng, yang telah berkecimpung dalam trading sejak krisis finansial 2007-2008, mendirikan High-Flyer pada 2016. Visinya untuk mengintegrasikan AI dalam trading membawa High-Flyer untuk sepenuhnya menggunakan AI dalam aktivitas tradingnya pada tahun 2021.
Advertisement
Langkah Strategis Liang
Langkah strategis Liang sebelum pembatasan chip AI oleh AS terhadap China terbukti sangat menguntungkan. Ia berhasil mengumpulkan persediaan 10.000 GPU Nvidia A100, dengan beberapa estimasi menyebutkan angka mencapai 50.000 unit. Keputusan ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan DeepSeek AI di kemudian hari.
Perjalanan DeepSeek AI secara resmi dimulai pada April 2023 ketika High-Flyer mendirikan laboratorium kecerdasan buatan umum yang kemudian berkembang menjadi perusahaan independen pada Mei 2023. Meski awalnya mengalami kesulitan mendapatkan pendanaan venture capital karena dianggap sulit menghasilkan exit dalam waktu singkat, hal ini tidak menghalangi DeepSeek untuk terus berinovasi.
Yang membedakan DeepSeek dari kompetitornya adalah fokusnya yang murni pada penelitian tanpa rencana komersial yang detail. Strategi ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk lebih leluasa dalam inovasi, tetapi juga membantu menghindari regulasi AI China yang lebih ketat untuk teknologi yang berorientasi konsumen.
Terobosan Teknologi dan Model AI DeepSeek
DeepSeek telah mengembangkan serangkaian model AI yang semakin canggih, dimulai dari DeepSeek Coder hingga DeepSeek V3. Setiap model menunjukkan peningkatan kemampuan yang signifikan dan optimasi sumber daya yang luar biasa. Model-model ini mencakup:
• DeepSeek Coder (November 2023):Seri model pertama yang dirilis dengan fokus pada pemrograman, tersedia gratis untuk peneliti dan pengguna komersial dengan lisensi MIT.
• DeepSeek LLM (November 2023): Seri model dengan parameter 7B dan 67B yang dikembangkan untuk bersaing dengan LLM lainnya, menunjukkan hasil benchmark yang lebih tinggi dari kebanyakan LLM open source saat itu.
• DeepSeek V2 (Mei 2024):Menghadirkan terobosan dalam arsitektur dengan implementasi multi-head latent attention (MLA) dan mixture of experts (MoE), menawarkan performa tinggi dengan biaya yang lebih rendah.
• DeepSeek V3 (Desember 2024): Model dengan 671 miliar parameter yang dilatih hanya dalam 55 hari dengan biaya US$5,58 juta, menunjukkan efisiensi luar biasa dalam penggunaan sumber daya.
Advertisement