Saham Asia-Pasifik Dibuka Terbatas, Indeks Australia Pimpin Penguatan

Beberapa pasar saham Asia-Pasifik tutup dalam rangka liburan Tahun Baru Imlek.

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 30 Jan 2025, 08:28 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 08:28 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pasar Australia mengalami kenaikan pada Kamis, menyimpang dari tren Wall Street yang turun semalam setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap. Beberapa pasar saham Asia-Pasifik tutup dalam rangka liburan Tahun Baru Imlek.

Indeks S&P/ASX 200 naik 0,37%, melanjutkan keuntungan dari sesi sebelumnya.

Dikutip dari CNBC, Kamis (30/1/2025), data dari Biro Statistik Australia mengungkapkan bahwa indeks harga ekspor Australia naik 3,6% pada kuartal keempat tahun 2024, tetapi turun 8,6% sepanjang tahun.

Sementara itu, indeks harga impor naik 0,2% pada kuartal yang sama, tetapi turun 1,9% sepanjang tahun. Indeks-indeks ini mencerminkan perubahan harga barang yang diimpor dan diekspor oleh Australia.

Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 dan indeks Topix yang lebih luas masing-masing turun 0,17% dan 0,21%, setelah mengalami kenaikan pada Rabu.

Saham di AS

Di Amerika Serikat, indeks acuan turun setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap dalam keputusan kebijakan pertamanya tahun ini pada Rabu.

Indeks S&P 500 turun 0,47% menjadi 6.039,31, sementara Nasdaq Composite kehilangan 0,51% menjadi 19.632,32. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 136,83 poin, atau 0,31%, menjadi 44.713,52.

Saham Nvidia, perusahaan unggulan di bidang kecerdasan buatan, turun 4,1% setelah kinerja kuat pada sesi sebelumnya.

Saham pembuat chip tersebut mencapai titik terendah setelah laporan dari Bloomberg News bahwa pejabat pemerintahan Trump telah membahas pembatasan penjualan chipnya ke China menyusul tantangan yang ditimbulkan oleh model AI DeepSeek China.

Saham Nvidia Merosot 16,86 Persen

Markas Nvidia  di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP
Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP... Selengkapnya

Saham produsen chip Amerika Serikat (AS) Nvidia anjlok pada Senin, 27 Januari 2025. Hal ini setelah perusahaan rintisan China DeepSeek mengganggu sektor teknologi.

Koreksi harga saham Nvidia juga mendorong kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang terpangkas lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp 323,74 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.187) dalam satu hari.

AS Mengutip NYPost.com, Selasa (28/1/2025), DeepSeek mengatakan membangun model AI baru hanya dalam waktu dua bulan dengan biaya kurang dari USD 6 juta atau sekitar Rp 97,08 miliar, sebagian kecil dari biaya pelatihan para pesaingnya di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, tanpa akses ke chip computer Nvidia yang canggih dan mahal, yang tunduk pada kontrol ekspor pemerintah AS.

Saham Nvidia anjlok hampir 17 persen karena pasar memperhitungkan kemungkinan pemasok chip terbesar di dunia itu akan hadapi permintaan yang lebih sedikit karena model-modelnya menjadi lebih efisien.

Saham Nvidia Corp tersungkur 16,86 persen menjadi USD 118,58. Harga saham Nvidia berada di level tertinggi USD 128,40 dan level terendah USD 116,70. Adapun kapitalisasi pasar saham Nvidia tercatat USD 2,9 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya