Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan Kamis (13/2/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup merosot 0,48 persen ke posisi 6.613,56. Indeks LQ45 terpangkas 0,85 persen ke posisi 769,73. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Advertisement
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.648,15 dan level terendah 6.65,77. Sebanyak 251 saham melemah dan 307 saham menguat. Sedangkan 232 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.020.009 kali dengan volume perdagangan 14,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.350. Investor asing jual saham Rp 817,58 miliar. Dengan demikian, investor asing lepas saham Rp 9,93 triliun sepanjang 2025.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, harga saham CLEO melonjak 6,21 persen ke posisi Rp 1.625 per saham. Harga saham CLEO dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.540 per saham. Saham CLEO berada di level tertinggi Rp 1.670 dan level terendah Rp 1.470 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.474 kali dengan volume perdagangan 277.698 saham. Nilai transaksi Rp 44 miliar.
Sementara itu, saham CGAS terpangkas 4,04 persen ke posisi Rp 95 per saham. Harga saham CGAS dibuka naik satu poin ke posisi Rp 100 per saham. Saham CGAS berada di level tertinggi Rp 103 dan level terendah Rp 91 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.872 kali dengan volume perdagangan 204.831 saham. Nilai transaksi Rp 2 miliar.
Saham ACES melonjak 3,9 persen ke posisi Rp 800 per saham. Saham ACES dibuka stagnan di posisi Rp 770 per saham. Harga saham ACES berada di level tertinggi Rp 800 dan level terendah Rp 765 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.832 kali dengan volume perdagangan 433.219 saham. Nilai transaksi Rp 33,9 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, tekanan eksternal turut menopang pergerakan IHSG yang tertahan di zona melemah.Pasar dinilai tampak memantau prospek dari dampak kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan imbas ekonomi dalam negeri.
"Pada saat inflasi AS naik, tentunya memberikan ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga lanjutan sebagai upaya menekan inflasi, sehingga ekonomi dalam negeri berpotensi tersandera dengan tingkat suku bunga tinggi disaat membutuhkan suku bunga rendah.” Demikian seperti dikutip.
Sehingga, berpotensi membuat dolar AS menguat dan potensi terjadinya capital foreign outflow, karena kenaikan suku bunga AS dapat mempengaruhi arus modal ke Indonesia.
Data inflasi AS tercatat naik menjadi 3 persen year on year (yoy) pada Januari 2025 dari 2,9 persen (yoy) pada Desember 2024, atau di atas ekspektasi 2,9 persen.
Kenaikan inflasi itu berpotensi menekan pemangkasan suku bunga lanjutan, yang memperkecil kemungkinan Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga dan meningkatkan spekulasi tentang potensi kenaikan suku bunga.
Pelaku pasar memiliki pandangan bahwa The Fed akan mempertahan suku bunga lebih lama disaat berusaha menurunkan laju inflasi.
Di sisi lain, optimisme atas potensi kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia, setelah pembicaraan via telepon antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pemimpin Ukraina Zelenskiy, tentunya ini akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham CNMA melonjak 34,88 persen
- Saham WINE melonjak 24,80 persen
- Saham FMII melonjak 24,74 persen
- Saham PMMP melonjak 22 persen
- Saham SULI melonjak 18,57 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham SAPX merosot 24,74 persen
- Saham BEBS merosot 16,67 persen
- Saham ANDI merosot 11,11 persen
- Saham PTSP merosot 10,84 persen
- Saham ALTO merosot 10 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 817,6 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 519,4 miliar
- Saham PANI senilai Rp 295 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham AWAN tercatat 50.936 kali
- Saham BBRI tercatat 41.805 kali
- Saham PSAB tercatat 26.484 kali
- Saham NASI tercatat 25.959 kali
- Saham CUAN tercatat 24.903 kali
Bursa Saham Asia Pasifik Menguat
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis, 13 Februari 2025. Hal ini berlawanan dengan wall street yang melemah setelah inflasi Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari perkiraan mengurangi prospek pelonggaran kebijakan suku bunga oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia mencapai rekor tertinggi intraday di 8.575,2, melampaui puncak sebelumnya di 8.566,8 yang dicapai pada 31 Januari 2025. Namun, indeks tersebut ditutup mendatar di posisi 8.540.
Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 1,28 persen dan ditutup ke posisi 39.461,47. Indeks Topix bertambah 1,18 persen dan ditutup ke posisi 2.765,59. Indeks Kospi di Korea Selatan melesat 1,36 persen ke posisi 2.583,17. Sedangkan indeks Kosdaq naik 0,55 persen dan ditutup ke posisi 749,28.
Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,42 persen pada jam terakhir perdagangan. Indeks CSI 300 di China melemah 0,38 persen dan ditutup ke level 3.905,14.
Indeks Nifty 50 di India menguat 0,58 persen, sedangkan indeks BSE Sensex menguat 0,58 persen.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)