Tumbuh 11%, BSI Catat DPK Rp 327,45 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berfokus memperkuat kualitas dana pihak ketiga (DPK) untuk menjaga resiliensi dan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pelayanan yang lebih inovatif dan inklusif.

oleh Septian Deny Diperbarui 23 Feb 2025, 20:36 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 20:36 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berfokus memperkuat kualitas dana pihak ketiga (DPK) untuk menjaga resiliensi dan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pelayanan yang lebih inovatif dan inklusif.

Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas sektor perbankan, BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46% menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12% dari total DPK.

Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp196,87 triliun atau naik 10,65% yoy. Tercatat, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp140,53 triliun, disusul deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,34 triliun. Pengelolaan DPK yang tepat memberikan dampak positif pada penurunan beban bagi hasil.

Menurut Hery, ke depannya BSI akan terus memperkokoh komposisi dana murah melalui berbagai inovasi dengan produk dan layanan yang kian inklusif.

“Alhamdulillah DPK BSI terus bertumbuh dengan kualitas yang semakin membaik setiap tahunnya. Kami optimistis hal ini akan terus berlanjut karena market ekonomi syariah di Indonesia masih sangat besar. Oleh karena itu kami harus terus berinovasi untuk menghadirkan layanan dan pilihan produk yang inklusif bagi seluruh masyarakat,” katanya.

Dibandingkan industri nasional maupun syariah, Pada November 2024, BSI berada di posisi 5 bank terbesar di Indonesia pada komposisi tabungan. Total tabungan mencapai Rp140,53 triliun. Capaian itu tumbuh sebesar 12,67% year on year.

Hery melanjutkan bahwa peningkatan DPK BSI ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis. Bahkan, industri perbankan syariah dapat tumbuh lebih baik di sepanjang 2024. Pertumbuhan DPK perbankan syariah tumbuh sebesar 12,84% secara yoy, dibandingkan dengan perbankan nasional yang hanya tumbuh sekitar 7,54% yoy.

“Kami optimistis bahwa pertumbuhan DPK akan tumbuh baik di tahun ini. Dengan strategi ekspansi yang terarah dan inovasi digital, kami siap menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang pertumbuhan ke depan,” lanjut Hery penuh optimisme.

 

Kinerja Keuangan

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Di sisi lain, Hery juga optimistis kinerja keuangan perbankan syariah akan solid. Seiring dengan terbitnya izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjalankan bisnis bulion atau bank emas akan menjadi momentum besar bagi peningkatan kinerja BSI ke depannya.

Kehadiran bulion bank akan memperluas ekosistem keuangan syariah yang lebih modern dan inovatif.

“Kami ingin menciptakan ekosistem keuangan syariah yang luas dan berkelanjutan. Dengan hadirnya Bulion Bank, kami optimistis bisnis emas dapat terus tumbuh dan menjadi pilar utama dalam mendukung pertumbuhan kinerja BSI ke depan,” tutupnya.

Intip Kinerja BRIS di Tengah Ketidakpastian Pasar

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup Menguat 0,86 Persen
Merujuk data RTI Business, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berhasil mencatatkan kinerja yang solid sepanjang periode minggu ini (17-21 Februari 2025).

Meskipun menghadapi ketidakpastian pasar akibat sentimen global, BRIS tetap mampu memberikan nilai tambah yang menguntungkan bagi para pemegang saham berkat fundamental yang kuat.

Pada periode tersebut, saham BRIS mengalami kenaikan signifikan. Harga sahamnya tercatat naik 4,78% menjadi Rp3.070 pada penutupan perdagangan 18 Februari 2025, dibandingkan dengan awal Februari 2025. 

Sementara pada penutupan perdagangan Jumat (21/2), BRIS berhasil mencatatkan kenaikan 3,41% year to date mencapai level Rp3.030. Hal ini menunjukkan daya tarik saham BRIS yang terus menguat di kalangan investor.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menutup perdagangan pada Jumat (21/2) di zona hijau, setelah dua hari berturut-turut mengalami pelemahan.

Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG bertambah 14,95 poin atau naik 0,22% ke level 6.803,00 pada penutupan perdagangan tersebut.

Meski pasar saham secara keseluruhan mengalami ketidakpastian, BRIS mampu mempertahankan tren pertumbuhannya dengan stabil sejak awal tahun.

Sejak awal 2025 (year to date / YTD), saham BRIS telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 10.99%, meskipun IHSG dan banyak saham sektor finansial berada dalam tren bearish.

 

 

Kinerja Positif

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kinerja positif ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk keluarnya izin penyelenggaraan usaha bulion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada BRIS pada 12 Februari 2025.

Izin ini memberikan peluang baru bagi BRIS dalam mengembangkan bisnis perdagangan emas dan penitipan emas, yang berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan.

Selain itu, kinerja positif BRIS juga sejalan dengan pencapaian BSI pada tahun 2024, di mana Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83% secara tahunan (YoY).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya