IHSG Terperosok Tinggalkan Posisi 6.200, Ada Apa?

Analis menilai, koreksi IHSG dipicu oleh berbagai faktor, baik domestik maupun global, yang memperburuk sentimen pasar dan mendorong aksi jual di bursa saham Indonesia

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 24 Mar 2025, 11:18 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 11:18 WIB
IHSG Terperosok Tinggalkan Posisi 6.200, Ada Apa?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin 24 Maret 2025. IHSG mengalami penurunan tajam hingga menyentuh level 5.967. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin 24 Maret 2025. IHSG mengalami penurunan tajam hingga menyentuh level 5.967.

Mengutip data RTI, Senin 24 Maret 2025 pukul 11.13 WIB, IHSG turun 2,5 persen ke posisi 6.100. Indeks LQ45 terpangkas 3 persen ke posisi 670. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.269 dan level terendah 5.967.

Analis menilai, pelemahan ini dipicu oleh berbagai faktor, baik domestik maupun global, yang memperburuk sentimen pasar dan mendorong aksi jual di bursa saham Indonesia. Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menuturkan, lelang libur Lebaran banyak investor melakukan aksi ambil untung atau profit-taking. Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya likuiditas di pasar.

"Aksi jual ini terjadi karena investor cenderung mengamankan keuntungan sebelum libur panjang," ujar Hendra kepada Liputan6.com, Senin (24/3/2025).

Penurunan ini diperparah dengan tekanan pada saham-saham unggulan yang memiliki bobot besar dalam IHSG, seperti BREN (-9%), BBCA (-2%), DCII (-7%), dan TPIA (-8%). Koreksi pada saham-saham tersebut memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan indeks secara keseluruhan.

Selain itu, Hendra menilai ada kekhawatiran investor terhadap pasar saham. Hal ini mengingat pasar saham sering kali dianggap sebagai indikator kepercayaan terhadap kondisi ekonomi suatu negara.

Di sisi lain, Hendra mencermati pelemahan IHSG juga tidak lepas dari kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif. Penurunan daya beli masyarakat serta meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) membuat investor semakin pesimistis terhadap prospek ekonomi.

"Selain itu, ketidakpastian global mendorong potensi arus modal keluar dari pasar negara berkembang, yang semakin menekan IHSG," imbuh Hendra.

 

Promosi 1

Menanti Keputusan Strategis Perusahaan Besar

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dalam beberapa hari ke depan, pelaku pasar akan menantikan rilis penting seperti konferensi pers BP Danantara dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Himbara.

"Jika kebijakan yang diumumkan tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka IHSG bisa terus tertekan," ungkap Hendra.

Sebaliknya, sinyal positif dari kebijakan ekonomi maupun stabilitas politik dapat membuka peluang rebound bagi IHSG. Saat ini, IHSG menghadapi tantangan berat untuk tetap bertahan di atas level psikologis 6.000. Jika tekanan jual berlanjut, maka indeks kemungkinan besar akan menguji level support berikutnya di 5.800.

"Investor harus mencermati level-level kunci ini, karena penembusan ke bawah dapat memicu aksi jual yang lebih dalam," ujar Hendra.

Dengan kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan, langkah-langkah pemerintah serta strategi perusahaan besar akan menjadi faktor penentu dalam mengembalikan kepercayaan investor.

Meskipun tekanan masih tinggi, peluang pemulihan tetap terbuka jika ada dorongan positif dari sektor ekonomi dan kebijakan yang lebih pro-investasi. "Oleh karena itu, meskipun IHSG sedang menghadapi tekanan, potensi rebound masih ada jika investor mendapatkan sinyal positif dari kebijakan ekonomi dan stabilitas politik," pungkas Hendra.

IHSG Anjlok

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada awal perdagangan sesi pertama, Senin (24/3/2025). IHSG kembali tinggalkan posisi 6.200.

Mengutip data RTI, IHSG anjlok 2,9 persen ke posisi 6.073. Indeks saham LQ45 susut 3,07 persen ke posisi 670. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.269,90 dan level terendah 6.059,11. Sebanyak 524 saham melemah sehingga menekan IHSG. 77 saham menguat dan 180 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 393.654 kali dengan volume perdagangan 5,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.554.

Seluruh sektor saham memerah. Sektor saham teknologi turun 5,43 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi turun 3,53 persen, sektor saham basic turun 4,7 persen, sektor saham industri terpangkas 3,08 persen.

Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal susut 3,06 persen, sektor saham siklikal melemah 3,85 persen, sektor saham kesehatan susut 3,31 persen, sektor saham keuangan turun 1,64 persen. Lalu sektor saham properti terpangkas 3,32 persen, sektor saham infrastruktur susut 1,52 persen dan sektor saham transportasi terpangask 2,53 persen.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya