Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak sideways selama pekan depan. Hal itu didorong dari minim sentimen dalam negeri dan isu tapering/pengurangan stimulus secara bertahap.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, IHSG akan bergerak sideway pada pekan depan. Isu tapering dari Amerika Serikat akan kembali mempengaruhi perdagangan saham di bursa. Selain itu, saat ini dalam negeri masih minim sentimen. Akan tetapi laporan keuangan oleh emiten akan mulai dicermati oleh pelaku pasar.
"Isu tapering lebih kencang karena pengurangan stimulus Amerika Serikat. Akan tetapi laporan keuangan emiten juga jadi perhatian. Kalau laporan keuangan di bawah harapan pasar maka itu akan bahaya," ujar Kiswoyo, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (20/10/2013).
Kiswoyo memperkirakan, IHSG akan bergerak di level 4.400-4.650 selama sepekan ini. Sementara itu, Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada menuturkan, IHSG akan berada pada rentang support 4.420-4.543 dan resistance 4.566-4.576 dalam sepekan. Sebelumnya IHSG mampu bertahan di atas target support 4.325-4.450 dan belum menyentuh target resisten 4.564-4.587.
"Pergerakan teknikal mingguan masih berada dalam tren variatif cenderung sideway meskipun masih memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan. Jika pelaku pasar tidak panik dan tidak melakukan aksi ambil untung secara masif maka IHSG pun dapat dengan mudah mempertahankan kenaikan jangka pendeknya," kata Reza.
Pada pekan ini, Kiswoyo merekomendasikan sektor saham perbankan, consumer goods dan ritel. Sementara itu, Reza merekomendasikan untuk mencermati sektor pertambangan, industri dasar, manufaktur, perdagangan dan infrastruktur.
Adapun beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian pada pekan depan antara lain, inflasi Australia, harga rumah China, indeks manufaktur HSBC dan indeks CB leading economic China. Sedangkan data dari ekonomi Jepang antara lain neraca perdagangan dan indeks leading economic. Sementara itu, dari zona Euro seperti indeks kepercayaan konsumen dan manufacturing-services PMI. (Ahm)
Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, IHSG akan bergerak sideway pada pekan depan. Isu tapering dari Amerika Serikat akan kembali mempengaruhi perdagangan saham di bursa. Selain itu, saat ini dalam negeri masih minim sentimen. Akan tetapi laporan keuangan oleh emiten akan mulai dicermati oleh pelaku pasar.
"Isu tapering lebih kencang karena pengurangan stimulus Amerika Serikat. Akan tetapi laporan keuangan emiten juga jadi perhatian. Kalau laporan keuangan di bawah harapan pasar maka itu akan bahaya," ujar Kiswoyo, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (20/10/2013).
Kiswoyo memperkirakan, IHSG akan bergerak di level 4.400-4.650 selama sepekan ini. Sementara itu, Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada menuturkan, IHSG akan berada pada rentang support 4.420-4.543 dan resistance 4.566-4.576 dalam sepekan. Sebelumnya IHSG mampu bertahan di atas target support 4.325-4.450 dan belum menyentuh target resisten 4.564-4.587.
"Pergerakan teknikal mingguan masih berada dalam tren variatif cenderung sideway meskipun masih memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan. Jika pelaku pasar tidak panik dan tidak melakukan aksi ambil untung secara masif maka IHSG pun dapat dengan mudah mempertahankan kenaikan jangka pendeknya," kata Reza.
Pada pekan ini, Kiswoyo merekomendasikan sektor saham perbankan, consumer goods dan ritel. Sementara itu, Reza merekomendasikan untuk mencermati sektor pertambangan, industri dasar, manufaktur, perdagangan dan infrastruktur.
Adapun beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian pada pekan depan antara lain, inflasi Australia, harga rumah China, indeks manufaktur HSBC dan indeks CB leading economic China. Sedangkan data dari ekonomi Jepang antara lain neraca perdagangan dan indeks leading economic. Sementara itu, dari zona Euro seperti indeks kepercayaan konsumen dan manufacturing-services PMI. (Ahm)