Mengenang Robin Williams, Kenapa Kita Sangat Kehilangan?

Kehilangan Robin Williams yang tragis--ia diduga bunuh diri--adalah kehilangan yang besar. Dia sahabat masa kecil banyak orang.

oleh Ade Irwansyah diperbarui 12 Agu 2014, 12:50 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2014, 12:50 WIB
Mengenang Robin Williams, Kenapa Kita Sangat Kehilangan?
Kehilangan Robin Williams yang tragis--ia diduga bunuh diri--adalah kehilangan yang besar. Dia sahabat masa kecil banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta Kepergian Robin Williams selama-lamanya adalah sebuah kehilangan besar. Tidak hanya bagi Hollywood, tapi juga bagi seluruh dunia.

Semua orang berduka, tidak hanya seleb Hollywood, bahkan juga Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan terutama, kita, warga biasa yang pernah amat terhibur dengan film-filmnya.

Sebagai komedian, pria yang meninggal di usia 63 tahun ini, sering disebut "manusia kartun" lantaran wajah dan polahnya mirip tokoh kartun yang bisa meliuk-liuk bak karet. Tapi, sebagai aktor, ia juga seorang lulusan sekolah akting bergengsi, Julliard. Williams masuk sekolah itu dengan beasiswa penuh.

Robin Williams adalah sahabat masa kecil banyak orang. Rasa duka atas kepergiannya seperti kehilangan seorang sahabat masa lalu yang sudah lama tak bersua.

Di pagi hari, Selasa, 12 Agustus 2014, banyak dari kita terkejut ketika membuka akun Twitter atau Facebook mendapati kabar kematiannya yang tragis. Rasanya seperti membuka handphone lalu mendapat SMS ada kawan lama yang meninggal. Terkejut dan kemudian sedih. Kita lalu mengenang masa-masa indah saat kita bersamanya.

Bagi banyak orang, terutama yang tumbuh di tahun 1980-an dan 1990-an, film-film Robin Williams menjadi bagian dari kehidupan generasi itu. Yang masih kecil ketika tahun 1990-an akan terkenang dengan Peter Pan dewasa di Hook (1991) atau tokoh jin di  film animasi Disney Aladdin (1993); penggemar film kelas Oscar akan mengenangnya di Good Morning, Vietnam (1987), Dead Poets Society (1989), atau Good Will Hunting (1998); penggemar film komedi mengenangnya di Mrs. Doubtfire (1993); penggemar film drama pasti terkenang Patch Adams (1998) atau Bicentennial Man (1999); sedang penggemar film petualangan mengenangnya di Jumanji (1995) atau Night at the Museum (2006).

Bahkan, orangtua kita, yang tumbuh ketika stasiun TV hanya satu, TVRI, masih ingat di akhir 1970-an nonton serial komedi Robin Williams yang mereka sukai, Mork and Mindy.

Begitu banyak orang punya kenangan masing-masing atas sosok Robin Williams di film-filmnya. Tidak banyak aktor yang memiliki status istimewa begitu.

Ya, kehilangan Robin Williams yang tragis--ia diduga bunuh diri--adalah kehilangan yang besar. (Ade/Rom)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya