Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penemuan menarik menggemparkan warga di sekitar Sungai Cikapundung Bandung tanggal 8 Oktober 2010. Penemuan ini berupa batu prasasti yang belakangan disebut Prasasti Cikapundung.
Dirangkum dari berbagai sumber, awalnya batu ini ditemukan oleh warga yang sedang beraktivitas di tepi sungai. Namun, siapa yang menyangka bahwa di tengah rutinitas tersebut, mereka akan menemukan peninggalan masa lampau yang mengundang rasa penasaran para ahli sejarah.
Advertisement
Batu prasasti Cikapundung ini bukan hanya sekadar batu biasa. Ukurannya cukup besar, dengan permukaan yang diukirkan tulisan-tulisan kuno.
Advertisement
Baca Juga
Ukiran tersebut membuat para arkeolog dan pemerhati sejarah langsung sigap untuk meneliti lebih lanjut. Konon, tulisan pada prasasti itu menggunakan aksara yang menyerupai aksara Sunda kuno, namun belum sepenuhnya teridentifikasi.
Beberapa ahli mencoba membaca dan menafsirkan tulisan tersebut, tetapi karena erosi dan waktu yang telah memakan ukirannya, proses interpretasi menjadi tantangan tersendiri. Meskipun begitu, banyak yang yakin bahwa prasasti ini bisa memberikan petunjuk penting mengenai kehidupan masyarakat Sunda pada masa lampau, terutama mereka yang tinggal di sekitar aliran Sungai Cikapundung.
Sungai Cikapundung sendiri punya peran penting dalam sejarah Bandung. Sebagai salah satu aliran utama yang melewati kota, sungai ini menjadi pusat berbagai aktivitas masyarakat sejak zaman dahulu.
Dalam konteks sejarah Sunda, sungai sering dianggap sebagai elemen yang tidak hanya penting secara fisik, tetapi juga spiritual. Penemuan Prasasti Cikapundung semakin memperkuat pandangan ini.
Ada spekulasi bahwa prasasti ini mungkin berhubungan dengan ritual atau aktivitas penting di masa lalu, seperti upacara adat, pengukuhan batas wilayah, atau bahkan sebagai penanda peristiwa bersejarah tertentu.
Perjalanan Sejarah
Unikya,prasasti ini ditemukan secara tidak sengaja, tanpa ada ekskavasi arkeologi formal sebelumnya. Penemuan semacam ini sering kali menjadi pengingat betapa kayanya warisan budaya yang terkubur di bawah kaki kita, menunggu untuk ditemukan.
Setelah prasasti ini ditemukan, pihak berwenang segera mengamankannya untuk diteliti lebih lanjut. Namun, proses ini tidak selalu berjalan mulus.
Selain menghadapi tantangan teknis seperti kondisi batu yang sudah aus, ada juga isu mengenai perlindungan situs sejarah di tengah pembangunan kota yang terus berkembang. Banyak pihak menyerukan pentingnya melestarikan temuan ini sebagai bagian dari identitas sejarah Bandung.
Setelah ditemukan, prasasti ini menjadi sorotan banyak pihak, dari akademisi hingga masyarakat umum. Beberapa kelompok mendukung ide untuk memamerkannya di museum, sementara yang lain berpendapat bahwa prasasti ini sebaiknya tetap berada di dekat lokasi aslinya sebagai monumen sejarah.
Penemuan ini menjadi simbol bagaimana sejarah, budaya, dan kehidupan masa kini bisa saling bertautan dalam harmoni. Jadi, bagi Anda yang mungkin sering berjalan di sekitar Sungai Cikapundung, ingatlah bahwa setiap sudutnya memiliki cerita.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement