Night at the Museum: Secret of the Tomb, Akhir Kisah Sang Penjaga

Night at the Museum: Secret of the Tomb terkesan sangat sederhana dari segi humor dan cerita.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 28 Des 2014, 18:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2014, 18:30 WIB
Night At The Museum, Film Komedi Fantasi Bernilai Sejarah
Ingin tontonan yang menghibur, seru, unik sekaligus menambah pengetahuan Anda tentang sejarah? Tonton Night At The Museum.

Liputan6.com, Jakarta Penantian para pecinta film komedi fiksi akhirnya terlampiaskan dengan dirilisnya Night at the Museum: Secret of the Tomb ke bioskop-bioskop dunia, termasuk Indonesia. Lantas, apakah film arahan sutradara Shawn Levy ini mampu memuaskan fans?

Seperti kita ketahui, franchise Night at the Museum berkisah mengenai penjaga museum bernama Larry Daley (Ben Stiller) yang bersahabat dengan patung-patung di tempat kerjanya berkat kekuatan sebuah tablet ajaib yang telah lama disimpan.

 

Seiring berjalannya waktu, Larry pun sudah bisa beradaptasi serta bersahabat dengan para 'penghuni' museum sampai pada kisah film kedua, Night at the Museum: Battle of the Smithsonian. Kini, ia dihadapkan pada masalah baru di Night at the Museum: Secret of the Tomb.

Walaupun sukses mengumpulkan setiap pajangan hidup untuk bersama dengannya, namun tablet ajaib yang mampu menghidupi setiap patung malah semakin melemah. Sehingga, banyak patung-patung yang bertindak aneh setelah hidup di malam hari.

Larry yang mengajak putranya, Nick pun segera meluncur ke Museum British di London. Di situ, mereka dihadapkan pada berbagai patung yang menghalangi, termasuk kerangka dinosaurus berjenis Triceratops. Masalah pun semakin pelik tatkala salah satu dari penghuni museum itu mencoba untuk mencuri tablet mereka.

Akhirnya, Larry pun dihadapkan pada pilihan utama, yaitu merebut kembali tablet ajaib yang semakin rusak, untuk menghindari potensi tak bisa hidupnya lagi para patung jika tak ditangani secara tepat.

Melihat keseluruhan filmnya, nuansa yang ada di dalam Night at the Museum: Secret of the Tomb memang tidak jauh berbeda dengan dua film sebelumnya. Bahkan dari beberapa segi, film ini justru masih kalah kocak dan kurang seru ketimbang judul kedua.

Berbagai macam efek visual canggih memang terlihat mampu menghidupkan film ini. Namun pada akhirnya, para aktor yang dilibatkan kurang bisa membuatnya menjadi nyata. Adegan saat Ben Stiller dan Robin Williams bekerjasama di dalam sebuah lukisan hitam putih, barangkali merupakan penampilan paling berkesan yang ada di film terakhir Robin Williams ini.

Dari segi cerita, film ini terkesan sangat sederhana, karena selalu mengandalkan bumbu humor slapstick serta penggunaan kata-kata yang bersifat menyinggung. Sayangnya, beberapa adegan drama yang hendak dibuat mengharukan, malah terasa membingungkan karena disisipkan oleh bumbu humor yang sedikit dipaksakan.

Lingkup petualangan juga sangat terbatas, dan jika kita berharap banyak setelah melihat trailernya, bisa dipastikan ada sedikit rasa kecewa akan hal itu. Terlebih lagi jika kita berharap banyaknya lawakan menggelitik yang keluar dari karakter patung manusia di film ini.

Akan tetapi, mengingat ini adalah film terakhir Robin Williams, tak ada salahnya kita apresiasi akting sang bintang dengan menyaksikan aksi perpisahannya bersama Ben Stiller dalam film ini. Night at the Museum: Secret of the Tomb kini telah diputar di bioskop-bioskop terdekat di Indonesia. (Rul/Adt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya