Liputan6.com, Jakarta Peristiwa dugaan pelecehan seksual pada anak di bawah umur atau  sesama jenis yang dilakukan seorang pesohor di negeri ini, membuat publik terhenyak. Benarkah pria yang wajahnya bolak-balik muncul di televisi ini melakukan hal tersebut?
Terlepas dari kasus ini, kasus pelecehan anak dengan mudah dapat ditemukan lewat penelusuran internet. Pelakunya bukan hanya selebritas. Dan, peristiwa seperti ini adalah fenomena gunung es, tak selalu terendus publik. Celakanya, korban anak-anak yang belum memiliki kematangan logika dan pola pikir, belum tentu melaporkan kejadian ini pada orangtua, orang terdekat atau aparat kepolisian.
Baca Juga
Fenomena ini memancing para sineas untuk mengeksplorasinya secara lebih jauh. Sejumlah film diangkat dari kisah nyata, ada pula yang mengangkat kasus ini berdasarkan daya kreasi masing-masing. Meski begitu, film-film ini memiliki satu pesan yang sama, bahwa kasus pelecehan anak adalah satu hal mengerikan yang berdampak serius.
Advertisement
Berikut adalah daftar lima film yang mengangkat soal pelecehan anak , yang bisa jadi akan membuat Anda trenyuh atau mungkin bergidik.
Spotlight
Spotlight
Spolight adalah film paling baru yang berada dalam daftar ini, dan dirilis pada tahun lalu. Salah satu kandidat Oscar untuk kandidat Film Terbaik ini, bercerita tentang investigasi yang dilakukan oleh tim surat kabar Boston Globe, untuk membongkar skandal pedofilia yang dilakukan sejumlah oknum pastor.
Tak hanya menampilkan sepak terjang para jurnalis, film yang diangkat dari kisah nyata ini juga memberikan pemahaman mengapa banyak pelaku pedofil mengincar anak lelaki sebagai korbannya. Dalam kasus di Boston ini, para pelaku sebenarnya juga memburu anak perempuan. Namun, anak laki-laki umumnya tak mau membuka mulut atas kekerasan yang menimpanya. Tak hanya karena malu, namun juga menyangkut persoalan harga diri dan maskulinitas mereka yang terlukai.
Relasi kuasa dalam kasus kekerasan seksual pada anak juga sempat disinggung dalam film ini. Kecil kemungkinan seorang anak berani menentang para oknum pastor yang dianggap sebagai wakil Tuhan di atas bumi, meski mereka melakukan hal yang tak sepatutnya. Salah satu adegan menyentuh dalam film ini adalah ketika para korban yang telah beranjak dewasa dan menjadi  seseorang yang sukses, kembali runtuh saat mengingat trauma masa kecilnya itu.
Spotlight juga memberikan perenungan, bahwa masyarakat tak boleh menutup mata atas kasus kekerasan pada anak. Karena bila masyarakat tak mau peduli dengan masalah ini, maka mereka sama saja merestui perbuatan bejat ini. Tokoh Walter V. Robinson yang diperankan oleh Michael Keaton merangkumnya dengan satu kalimat yang sangat mengena. "Jika butuh satu desa untuk membesarkan seorang anak, maka butuh satu desa pula untuk menyiksanya."
Advertisement
Forrest Gump
Forrest Gump
Forrest Gump mungkin kerap diingat penonton sebagai film komedi mengenai petualangan lelaki keterbelakangan mental ini sepanjang hidupnya. Sejak masih bocah, Forrest Gump yang diperankan secara brilian oleh Tom Hanks, telah jantu cinta pada sahabat masa kecilnya, Jenny Curran.
Jenny kecil, dilecehkan oleh ayahnya sendiri. Meski cerita dalam film ini bersifat fiksi, nyatanya sudah banyak kisah nyata di mana anak kandung menjadi korban nafsu orangtuanya sendiri.
Setelah akhirnya bebas dari ayahnya, Jenny mencari kenyamanan dengan cara yang salah. Ia menggunakan narkoba dan berhubungan dengan pria yang melakukan kekerasan padanya. Para penggemar Forrest Gump memprediksi trauma masa kecil Jenny menyebabkan keretakan karakternya ini kala dewasa.
Jenny juga sulit memahami konsep cinta, bahkan ia tak percaya bahwa ia dapat mencintai secara tulus. Ia bahkan memandang dirinya rendah dirinya sendiri. Seperti kala ia menolak pinangan Forrest, bukan karena ia tidak menyukai Forrest, melainkan ia merasa ada yang salah dengan dirinya. "Kamu tidak akan mau menikahiku," kata Jenny.
Sybil
Sybil
Cerita Sybil juga merupakan kisah nyata. Shirley Ardell Mason alias Sybil Dorset, dibesarkan oleh ibunya yang menderita gangguan mental. Ibunya, kerap melakukan penganiayaan mental, fisik, dan seksual pada Sybil.
Di kemudian hari, Sybil didiagnosis menderita kepribadian ganda oleh seorang psikoanalis, Cornelia B. Wilbur. Bukan hanya dua atau tiga, kepribadiannya pecah menjadi 16 keping yang berbeda-beda. Mulai dari seorang gadis Prancis dengan rasa percaya diri tinggi, hingga seorang laki-laki tukang kayu. Kondisi ini, Â dipicu oleh kekerasan yang diterimanya sejak kecil.
Cerita Sybil ditulis ulang oleh Flora Rheta Schreiber, yang kemudian sangat populer, dan diangkat sebagai film televisi di tahun 1976 dan 2007.
Advertisement
Michael
Michael
Bila sejumlah film mengangkat sudut pandang anak sebagai korban, maka Michael menyoroti kehidupan sang predator anak. Namun tak berarti faktor kengerian dalam film ini menjadi berkurang, justru sebaliknya.
Film ini menceritakan lima bulan dalam kehidupan Michael. Ia, adalah seorang pelaku pedofil yang mengurung seorang bocah laki-laki di ruang bawah tanah rumahnya.
Yang mengerikan dari film ini, adalah betapa normalnya seorang Michael di dunia nyata. Ia berpenampilan terawat, mengerjakan pekerjaan terhormat, serta santun pada rekan sejawat. Michael menyadarkan penonton, bahwa pelaku pedofil bisa saja dengan mudah berbaur dengan masyarakat sekitar.
Â
Â