Liputan6.com, Solo Waldjinah menggeluti musik keroncong sejak era tahun 1950-an. Selama puluhan tahun, ia masih setia dengan musik itu. Kesetiaan itu membuahkan hasil dengan selalu diundang menjadi penyanyi Istana Negara saat peringatan kemerdekaan pada zaman Orde Baru.
Baca Juga
Bukan hanya saat Orde Baru, keroncong Waldjinah juga populer saat zaman Presiden Soekarno. Salah satu kenangan Waldjinah adalah bersama Presiden Soekarno saat penganugerahan Bintang RRI di Jakarta.
Advertisement
Kenangan lain yang sangat dikenangnya adalah saat ia menyanyikan lagu "Blitar". Ini merupakan kenangan pahit. Lantaran lagu ini pernah diberedel oleh zaman pemerintahan Orba sekitar tahu 1980-an.
Â
Baca Juga
"Jadi Pak Harmoko (Menteri Penerangan saat itu, red) melarang saya nyanyi lagu itu di TVRI. Lagu itu dilarang tayang di TV selama lima tahun. Lagu "Blitar"Â memang isinya tentang Pak Karno. Tapi saya terus bisa nyanyi di TV lagi saat akhir tahun 90-an, ya saat kemunculan televisi-televisi swasta, " kenang Waldjinah.
Meskipun dilarang nyanyi di televisi, saat itu Waldjinah tetap menjadi langganan menyanyi di Istana Negara. Ia tak pernah absen nyanyi di Istana Negara saat peringatan kemerdekaan 17 Agustus.
"Zaman Pak Karno pernah (nyanyi di Istana, red). Kemudian dilanjutkan Pak Harto selama 32 tahun. Terus berlanjut BJ Habibie dan Gus Dur, " kenang pelantun Walang Kekek ini. (Reza Kuncoro)