Liputan6.com, Jakarta - Setelah menggelar audisi selama tiga bulan, ajang pencarian bakat penyanyi dangdut terbesar, Liga Dangdut Indonesia (LIDA), akan tayang awal tahun ini. Ajang yang menghadirkan 170 peserta dari 34 provinsi ini tayang mulai 15 Januari 2018.
Rencananya, LIDA ditayangkan secara langsung hingga lima bulan ke depan. Itu berarti penayangan ini bertepatan dengan momen pilkada serentak 2018. Sejumlah pihak khawatir, acara ini akan ditunggangi oleh kepentingan politik.
Dengan membentuk peraturan bersama tim prosuksi, Direktur Programming SCM, Harsiwi Achmad, meyakinkan bahwa kekhawatiran itu tak akan terjadi.
Advertisement
"Memang sering kali ada titipan. Bisa melalui host, bisa melalui komentator atau juri. Bisa juga melalui peserta, bahkan melalui penonton. Ada juga penonton yang bawa sesuatu. Kalau spanduk masih bisa kita ambil. Itu sudah kita pahami," ucap Harsiwi Achmad di SCTV Tower, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2018).
Baca Juga
Dimonitor KPI
"Kita sudah punya list do and don't-nya. Termasuk akan kita beri briefing kepada seluruh Duta Dangdut kita. Kita juga akan beri batasan-batasan atau pagar-pagar agar acara ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, khususnya politik," lanjutnya.
Tim produksi dari LIDA juga sudah mendapat saran dan arahan dari Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI. Lembaga independen tersebut juga mengharapkan hal yang sama.
"Tentunya juga ada KPI. Dan, KPI pesannya sama, acara ini sangat bagus sekali, tapi juga jangan sampai dimanfaatkan oleh partai-partai tertentu," ungkap Harsiwi Achmad.
Advertisement
Contoh Dangdut Academy
Harsiwi Achmad kemudian memberi contoh saat panggung Dangdut Academy kedatangan tamu Calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017 - 2022. Kala itu, Dangdut Academy memberi kesempatan para calon gubernur untuk menghibur masyarakat penikmat dangdut.
"Kita sudah lakukan itu ketika Pilkada Jakarta. Kita sudah surati itu, baik Pak Ahok, Pak Anies, Pak Agus, dan kemudian kita undang semuanya. Semua kita beri treatment dengan sama," ia menjelaskan.
Harsiwi Achmad mengakhiri, "Bahkan durasi saja kita perhatikan. Kita hitung. Semuanya kita ukur, sama. Jadi dalam berapa segmen, berapa menit. Itu kita ukur. Semua dapat porsi waktu yang sama."