Liputan6.com, Jakarta Semasa hidup, Yockie Suryo Prayogo harus berjuang melawan penyakit diabetes, sirosis hati, dan stroke yang menyerangnya. Sang istri, Pratiwi Puspitasari, pun menceritakan bagaimana sang suami melewati masa kritisnya hingga akhirnya menyerah.
Meski harus ditinggal untuk selama-lamanya, Pratiwi ikhlas lantaran Yockie Suryo Prayogo tak menderita kala sakratul maut menjemput.
"Selama sakit kemarin, dia sangat berjuang dan enggak pernah mengeluh. Dan dia perginya cepat, alhamdulillah. Ini sudah yang terbaik bagi dia," terang Tiwi, di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (5/2/2018).
Advertisement
Â
Baca Juga
 Kondisi Terakhir
Tiwi tak menyangka Yockie Suryo Prayogo segera pergi untuk selamanya. Lantaran, kondisi terakhir kala hidup musikus legendaris tersebut mulai membaik.
"Kemarin dia masih kasih respon sama yang datang walau lemas tapi masih bisa salaman. Tapi HB nya turun sampai 4,7 dan albuminnya 1,7 itu udah rendah banget. Sudah transfusi cuma enggak ngangkat. Dia pendarahan lagi," jelas sang istri.
Advertisement
Bedah Kepala
Pendarahan di pembuluh otak yang dialami Yockie Suryo Prayogo membuat dokter merekomendasikan agar melakukan pembedahan untuk mengangkat penyakit di kepalanya. Namun sang istri tak memberikan izin.
"Untuk dibedah kepala juga udah enggak mungkin, saya juga enggak ngizinin untuk dibuka apa aja, karena kondisinya kompleks. Saya enggak mau dia menderita," lanjutnya.
Â
Trauma
Tiwi mengaku trauma melihat Yockie Suryo Prayogo ketergantungan alat medis.Â
"Saya udah trauma ya, dia sempat dikasih ventilator selama seminggu, kata dokter udah ketergantungan ventilator. Saya bilang 'Udah, copot'. Alhamdulillah, mungkin waktu itu Allah masih kasih waktu panjang, terus kami rawat di rumah," ungkap sang istri.
Advertisement
Meninggal dunia
Yockie Suryo Prayogo pun menyerah, dan mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (5/2/2018) pukul 07.35 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, Tangerang Selatan. Ia dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Â