Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi pendidikan global terkemuka, Quipper, pada Senin (12/2) menggelar diskusi panel berjudul "Melangkah Maju dengan Teknologi dan Pendidikan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Diskusi panel ini melibatkan empat panelis, di antaranya Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom), Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia - Drs. Gatot Pramono, M.PET; Co Founder dan Country Manager Quipper - Takuya Homma; CEO Bahaso - Tyovan Arie, dan Pakar Pendidikan - Itje Chodijah.
Baca Juga
Salah satu hal yang menarik dari diskusi panel ini adalah keberadaan artis multitalenta, Maudy Ayunda di panggung bersama panelis-panelis yang inspiratif. Maudy hadir menjadi moderator diskusi yang membahas seputar tantangan Teknologi dan Pendidikan di Indonesia.
Advertisement
Pada pengalaman pertamanya menjadi moderator, Maudy Ayunda mengaku ada rasa deg-degan seperti melakukan sesuatu yang baru.
"Rasanya seperti melakukan sesuatu hal yang baru ya, ada deg-degannya. Gak lama kemudian lumayan nyaman karena ternyata sebenarnya itu seperti ngobrol aja," ujar Maudy Ayunda kepada Liputan6.com.
Maudy menjelaskan sebagai moderator dirinya bertugas untuk mengawal jalannya diskusi sesuai topik dan panduan pertanyaan. Karena rasa ingin tahunya yang tinggi, Maudy mengungkapkan banyak pertanyaan yang secara spontan keluar dari mulutnya.
"Banyak pertanyaan yang dikasih di guideline, tapi sebenarnya banyak juga yang spontan muncul karena memang ingin tahu. Ini pengalaman yang menarik. Jadi, saya bisa ikut belajar juga," jelasnya
Pendidikan dan Teknologi di Mata Maudy AyundaÂ
Â
Maudy mengatakan bahwa penggunaan teknologi di dunia pendidikan sangat penting dilakukan jika ingin mengejar negara-negara lain yang sudah maju.
"Teknologi, menurut aku itu mempercepat, kita tidak lagi menunggu buku sampai di Papua, nunggu pengiriman. Kalau mereka punya smartphone, bisa baca buku itu. Kalau guru-guru sudah punya, Ipad atau gadget lain bisa jadi materi belajarnya. Teknologi sangat penting untuk mempercepat dan membuat efisien. Membangun budaya belajar yang lebih personal life dan mandiri. Dengan adanya teknologi, pelajar itu bisa lebih memilih role juga karena mereka punya pilihan, dimana kalau misalnya dapat gurunya yang gak oke, mereka punya kontrol ke teknologi untuk belajar sendiri," ujar Maudy.
Lebih lanjut, Maudy juga mengingatkan bahwa penggunaan teknologi juga perlu digawangi oleh orang tua, guru. Guru perlu membangkitkan rasa ingin belajar perlu karena tanpa rasa keinginan belajar mereka (para pelajar) tidak akan menggunakan teknologi buat belajar, mereka akan lebih milih untuk bermain social media.
"Mereka tidak akan belajar kalau budaya belajar dan rasa ingin tahunya tidak dibantu dibangun oleh orang tua dan guru. Jadi, ini memang benar bahwa teamwork (guru, orang tua, dan sekolah) yang dibilang itu penting, tidak bisa satu hal saja," ujar Maudy.
Melalui diskusi panel ini, Maudy menceritakan bahwa dirinya juga baru mengetahui bahwa ada program-program pemerintah dalam bentuk digitalisasi pendidikan seperti TV Edukasi dan Rumah Belajar oleh Kemendikbud.
Paparan dari Co Founder dan Country Manager Quipper, Takuya Homma juga memberikan wawasan bagi Maudy belajar tentang perbedaan sistem pendidikan Indonesia dan Jepang.
Takuya Homma mengatakan bahwa pihaknya juga percaya penggunaan teknologi yang dibarengi dengan pendidikan berkualitas dapat diraih.
"Secara bersama-sama kita dapat mendorong pendidikan ke arah yang lebih baik, memberikan materi pendidikan berkualitas, menghubungkan guru dan siswa di seluruh Indonesia, berbagi pengetahuan, secara cepat dan tepat kepada orang yang membutuhkannya," tutup Takuya.
Maudy Jadi Pengajar di Quipper
Â
Â
Ditunjuk sebagai Brand Ambassador Quipper, Maudy Ayunda ternyata juga ikut terjun menjadi pengajar di platform Quipper. Maudy tercatat sebagai pengajar ekonomi. Artis lulusan Oxford University ini mengakui ekonomi merupakan mata pelajaran yang paling disukai.
"Itu bentuk kolaborasi dengan Quipper Video," ujar Maudy.
Maudy mengungkapkan bahwa untuk mengajar perlu persiapan yang matang untuk menghasilkan materi yang menarik di simak pelajar.
"Untuk mengajar ternyata kita juga harus belajar untuk mengusai, di Quipper ada proses belajarnya juga, di bantu tim Quipper untuk mempersiapkan konten dan sebagainya. Kita harus buat materi yang menarik dan harus cukup jelas, sebenarnya menjadi guru itu adalah, tantangan yang menarik, ada banyak faktor yang dipikirkan," ujar Maudy.
Saat ini, Quipper sendiri telah memiliki paket intensif SBMPTN 2018 untuk para pelajar yang berencana masuk perguruan tinggi negeri. Pada layanan Quipper Video, terdapat Paket Intensif SBMPTN 2018 dikhususkan untuk siswa kelas 12 SMA untuk menyambut SBMPTN 2018 di bulan Mei.
Paket Intensif SBMPTN 2018 tersebut terdiri dari video tips dan trik menjawab soal SBMPTN, kisi-kisi video pembahasan SBMPTN 2018, bank soal dari tahun 2013 - 2017, prediksi SBMPTN 2018, dan try out SBMPTN 2018. Seluruh materi dirancang untuk memberikan solusi yang tepat, cepat, dan praktis.
Â
Â
(*)