Menangis, Dewi Perssik Ceritakan Detik-Detik Meninggalnya Ayahanda

Dewi Perssik berduka dengan kematian ayahnya.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 10 Jun 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 13:00 WIB
Perjuangan Dewi Perssik Saat Merawat Ayahanda Saat Sakit Hingga Meninggal
Dewi Perssik dan ayahnya (Sumber: Instagram/dewiperssikreal)

Liputan6.com, Jakarta - Dewi Perssik kehilangan sosok yang paling ia cintai dalam hidupnya. Sang ayah, Mochammad Aidil telah meninggal dunia pada Minggu (9/6/2019) di MRCCC Siloam, Semanggi, Jakarta.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, kesehatan Mochammad Aidil memang terus mengalami penurunan. Pria paruh baya itu bahkan sempat berhari-hari tak sadarkan diri.

"Terakhir dokter bilang 'Saya angkat tangan' itu sudah dokter profesional yang benar-benar sudah berusaha semaksimal mungkin untuk papi," kata Dewi Perssik sambil menangis seperti dilansir dalam tayangan Cumi Cumi, Senin (10/6/2019).

Pernyataan dokter tentu membuat pihak keluarga sedih. Dewi Perssik pun memohon agar tim medis tak menyerah memperjuangkan kesembuhan ayahnya. Namun kehendak Tuhan memang tak bisa diubah.

Memohon

[Fimela] Dewi Perssik
Dewi Perssik (Nurwahyunan/Fimela.com)

"Saya bilang 'Kasih obat semahal apa pun untuk Papi saya, dokter. Yang penting Papi saya tuh sembuh, Papi saya sehat kembali'. Jadi saya enggak sia-sia bawa dari Jember ke Jakarta gitu loh," paparnya dengan linangan air mata.

"Saya cuma pengin nunjukin papi saya tuh pasti bisa. Uang bisa saya cari tapi kesembuhan papi, ternyata Allah lebih sayang sama papi. Dan sekarang papi sudah enggak ada," sambungnya.

Dewi Perssik pun sempat menuntun lafaz tahlil sebelum ayahnya tutup usia. "Dia kami tuntun, di telinganya saya tuntun sampai benar-benar selesai, dan kelihatan, terasa tiba-tiba sudha tiada aja,' ucapnya. 

Kehilangan

[Fimela] Dewi Perssik
Dewi Perssik (Adrian Putra/Fimela.com)

Saat ini Dewi Perssik benar-benar kehilangan sosok ayahnya. Semasa hidup, sang ayah memang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pelantun lagu "Mimpi Manis" tersebut.

"Sudah enggak ada teman untuk curhat, enggak ada sahabat untuk bisa diajak ngobrol, enggak ada yang meluk saya lagi di saat saya lagi nangis, enggak ada yang bela saya lagi di saat saya punya masalah," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya