Liputan6.com, Jakarta “Ramai film Tilik. Mencoba menonton dengan pikiran terbuka. Santai dan enjoy. Tapi ternyata bikin terganggu. Terganggu banget dengan ending film ini. Penyebar hoax dan fitnah justru menang,” tulis Rory Asyari di fitur Instagram Stories, baru-baru ini.
Terkait fenomena Tilik, Rory Asyari berpendapat, pihak yang berjuang untuk meyakinkan cek dulu kebenaran informasi di internet malah dikalahkan. Terlebih lagi di tengah situasi seperti sekarang.
Advertisement
Baca Juga
Rory Asyari menilai saat ini desas-desus, hoaks, teori konspirasi ngawur, budaya malas baca, dan riset tengah marak. Dengan warna merah, Rory Asyari menyebut materi edukasi film Tilik nol.
Materi Edukatifnya Nol
“Materi edukatif film ini nol. Nihil. Semua soal prejudice, fitnah, stigmatisasi perempuan, dan kemenangan hoax maker,” demikian Rory Asyari mengulas film Tilik.
Tangkapan layar status teks di Instagram Stories ini diunggah pula oleh Rory Asyari di akun Twitter, pada 21 Agustus 2020. Status teks ini menuai lebih dari 2.000 respons dan dicuit ulang hingga 4.500 kali.
Advertisement
Sampai Ke Telinga Bu Tejo
Pembahasan dan kritik Rory Asyari akhirnya sampai ke telinga Siti Fauziah, pemeran Bu Tejo dalam film Tilik. Kepada Showbiz Liputan6.com, ia bercerita, pro kontra dalam karya seni hal lumrah.
Siti Fauziah mengaku pada awal perilisan film Tilik di kanal YouTube Ravacana Films, ia syok dengan kontra yang menyertainya. Saking syok, Siti Fauziah sampai tak bisa tidur.
Semalaman Menangis
“Awal-awal syok, saya sampai semalaman menangis. Apa benar film ini tidak sepadan untuk ditonton dan seterusnya,” cetus Siti Fauziah ketika diinterviu lewat sambungan telepon, Sabtu (22/8/2020).
Film tak bisa memuaskan semua pihak. Di tengah pujian, selalu ada kritik terlontar. “Lagi-lagi saya harus berpikir solutif. Bahwa pendapat yang kontra itu membuat kaki saya tidak melayang, tetap nginjak tanah,” Siti Fauziah berpendapat.
Advertisement
Itu Obat, Rasanya Pahit
Dengan bijak, ia menyebut pujian acapkali membuat seseorang melayang. Kritik membuat pekerja seni wawas diri. “Kritik mengontrol saya agar tetap rendah hati. Saya memang tidak menyangka bahwa antusiasme masyarakat terhadap Tilik sebegitu besar,” bintang film Bumi Manusia menyambung.
Di pengujung obrolan, Bu Tejo mengumpamakan kritik Rory Asyari dan yang lain bagai obat. “Anggap saja kritik itu obat. Rasanya pahit, tapi tetap harus diminum untuk merasakan efek baik dan kesembuhan setelahnya, kan?” beri tahu Siti Fauziah. Wah, Bu Tejo solutif sekali, nggih...