Liputan6.com, Jakarta Uya Kuya dan Astrid Kuya positif Covid-19 pada Januari 2021. Pasangan selebritas ini dilarikan ke rumah sakit karena kondisi Uya memburuk dan suhu tubuhnya hampir 40 derajat Celsius.
Belum lagi, saturasi oksigen Uya Kuya turun hingga di bawah 90. Setelah dirawat intensif di salah satu rumah sakit selama beberapa minggu, Uya Kuya dan Astrid dinyatakan negatif Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Riwayat positif Covid-19 membuat Uya Kuya dan Astrid belajar banyak hal terkait tindakan saat gejala mirip Covid-19 muncul. Salah satunya, memiliki oximeter selama pandemi Covid-19 itu penting.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saturasi Oksigen
“Jangan sampai saturasi oksigen di bawah 95 atau 94. Gue waktu itu sudah di bawah 90, banyak orang yang enggak tahu,” bintang film Cinta 24 Karat dan Bad Wolf mengingatkan.
“Isolasi mandiri di rumah, dia merasa baik-baik saja tapi dia enggak tahu kalau kadar oksigen turun sampai akhirnya telat,” urainya. Setelah itu, ia teringat momen mengasup obat Covid-19.
Advertisement
Obat Masuk Dalam Darah
Ini disampaikan Uya Kuya dan Astrid dalam video “Ujian Berat dalam Hidup Uya Kuya Family, Taruhannya Nyawa” di kanal YouTube Uya Kuya TV, Minggu (14/2/2021).
“Habis itu masuk obat ke dalam darah tuh sakit, gue sampai nangis. Setiap hari nangis saking sakitnya itu obat masuk ke dalam darah. Itu perih banget kayak disayat-sayat,” beber Uya Kuya.
Penyakit Yang Kejam
Obat itu dimasukkan ke darah dan butuh waktu dari malam sampai pagi untuk habis. Selama itu pula, Uya tak bisa tidur. Tanpa bermaksud menakuti khalayak, ia menyampaikan pesan penting.
“Jadi ini penyakit yang kejam, enggak seperti orang bilang biasa-biasa saja. Orang bilang penyakit Covid-19 gampang tinggal isolasi mandiri di rumah, itu untuk orang yang tanpa gejala,” ujarnya.
Advertisement
Paru-paru Bagaimana?
Mantan personel Tofu menyadari, di luar sana masih banyak yang tak percaya eksistensi Covid-19. Ada yang menyebut pandemi ini konspirasi tingkat global.
Ada pula yang percaya keberadaan Covid-19 namun abai terhadap protokol kesehatan. “Untuk yang (positif Covid-19) tanpa gejala pun hati-hati, paru-paru kita? Itu juga pasti berpengaruh,” pungkasnya.