Liputan6.com, Jakarta Mengawali bulan Juni 2021, Mola Living Live menghadirkan bintang tamu Aktris Peraih Oscar, Susan Sarandon. Ini adalah kali kedua Mola Living Live mengundang sosok wanita sukses di industri perfilman Hollywood sebagai bintang tamu, setelah sebelumnya pada edisi ketiga ada Sharon Stone.
Kehadiran Susan memberikan nuansa baru di program spesial Mola yang telah memasuki edisi ke 13 dan tayang secara periodik mulai hari Jumat. Berkarir di industri film sejak tahun 1970, pastinya banyak pelajaran hidup Susan yang bisa dipetik para penonton Mola dan penggemar film-film Susan.
Baca Juga
Bincang-bincang bersama Susan Sarandon di Mola Living Live yang dipandu Dino Patti Djalal dan Andini Effendi semakin menarik karena Susan tidak hanya bercerita tentang film dan aktivitasnya saat ini, tetapi juga berbagi pandangannya mengenai kondisi sosial-politik Amerika dan dunia. Selain sebagai aktris, Susan juga aktif sebagai produser dan aktivis perdamaian lho.
Advertisement
Aktivis Perdamaian
Sebagai seorang aktris dan publik figur, Susan merupakan sosok yang aktif menyuarakan pendapat dan perhatian terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, baik itu kondisi sosial ekonomi maupun lingkungan. Salah satu yang menjadi perhatian wanita 74 tahun ini adalah soal upah pekerja di Amerika.
Menurutnya, seseorang yang bekerja di Amerika Serikat harus menerima upah minimum sebesar 15 dolar AS per jam, agar mereka bisa merasakan kehidupan lebih baik. Selain itu juga berhak mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan yang layak,
“Aku merasa sangat kuat bahwa orang harus mendapatkan upah minimum 15 dolar. Mereka bekerja harus memiliki kehidupan bahagia yang bermartabat. Menjaga kesehatan itu sangat penting dan pendidikan tidak harus mencari keuntungan,” kata Susan Sarandon seperti dikutip dari Mola Living Live: Susan Sarandon Speaks to Indonesia with Dino Patti Djalal & Andini Efendi.
Susan juga menyoroti isu Benci Black Live Asia-Amerika. Menurutnya itu masalah sistemik karena sudah ada sepanjang waktu.”Itu bukan sesuatu yang tiba-tiba. Trump benar-benar merupakan gejala dari masalah yang ada di negara ini selama ini. Amerika belum mengakui bahwa ia memiliki sistem kelas. Tapi ada kelas di Amerika Serikat,”
Susan menegaskan bahwa tidak boleh ada kesenjangan sosial yang besar antara yang kaya dan miskin, karena menurutnya hal itu dapat menyebabkan kemarahan dan keputusaan. Meski begitu, dia percaya dengan generasi muda saat ini yang juga menaruh kepedulian pada isu-isu tersebut. Kepada Dino dan Andini, Susan juga mengungkapkan pandangannya terkait kepemimpinan Donald Trump dan Presiden Amerika saat ini Joe Biden.
Dukung Hak-Hak Warga Palestina
Sebagai aktivitas perdamaian, Susan juga turut mengutarakan pendapatnya mengenai kondisi yang terjadi di Palestina. Di beberapa kesempatan, Susan mengaku vokal mendukung Palestina untuk mendapatkan haknya. Dia tidak mendukung atas tindakan yang dilakukan oleh Israel yang melakukan pemboman.
“Aku tidak mendukung negara apartheid. Itu adalah sistem yang sangat tidak adil. Aku pikir, aku ingin orang Israel dapat hidup sehat. Tapi tidak ada cara untuk mengatakan bahwa pemerintah Israel, apa yang mereka lakukan di Palestina adalah membela diri. Itu berarti bahwa orang Palestina tidak memiliki hak untuk membela diri. Maksudku, itu bukan situasi yang seimbang. Itu adalah penjajahan dan hak yang diduduki," ujar Susan.
“Aku patah hati karena aku bahkan tidak bisa membayangkan bertahan hidup di Palestina. Maksudku, itu tidak manusiawi seperti yang dirasakan orang Palestina. Dan seberapa tangguh mereka sehingga mereka berhasil bertahan sebanyak yang mereka punya dengan semua pemukiman dan segala sesuatu yang telah terjadi," kata Susan.
Cara Susan Hadapi Haters
Sebagai seorang aktivis, Susan juga tak luput dari pada haters atau pembenci terhadap segala hal maupun pendapat yang diutarakan Susan. Untuk hal ini, Susan mengatakan kalau dirinya tidak akan mudah terpancing untuk melawan, kecual kondisi sudah sangat memburuk.
“Jika aku tahu keadaan memburuk dan benar-benar di luar kendali, dan jika seseorang dengan pengikut besar menyerangku dengan informasi yang salah, maka aku akan menjawabnya dengan cara mengoreksi informasi tersebut. Dengan begitu pengikutnya mendapatkan informasi yang lain. Tapi jika mereka tidak memiliki banyak pengikut, maka aku akan banyak membuang waktu untuk menjawab,” ungkapnya.
Advertisement
Awal Mula Terjun ke Dunia Film
Perbincangan lantas dilanjutkan mengenai film-film yang mengantarkan kesuksesan dalam karir Susan. Mulai dari bicara tentang film The Rocky Horror Picture Show (1975), karakter Susan di film Helena Shaw (183), film yang masuk nominasi academy awards, Thelma & Louise (1991) hingga Dead Man Walking yang mengantarkan Susan meraih Academy Award untuk pertama kalinya di tahun 1995.
Susan menceritakan bahwa terjun ke dunia film dan menjadi artis tidak ada dalam bayangannya. Susan mengaku dirinya memang kuliah dan belajar drama, namun itu kebanyakan sastra. Awal dirinya terjun ke dunia film adalah ketika pergi ke New York dan suaminya, Chris Sarandon saat itu sedang mengikuti audisi dan membutuhkan seseorang untuk ikut audisi dengannya.
“Jadi aku pergi dan mereka berkata, oh, baiklah, mengapa kami tidak mewakili kau juga? Orang lain yang mereka wakili adalah Sylvester Stallone dan Owen Perry King. Jadi ada empat orang. Dan Jane Oliver, yang merupakan wanita yang mewakili kami. Dan kemudian kami pergi ke New York dan aku langsung syuting film Joe," kata Susan yang mendapatkan peran pertama di usia 24 tahun.
Selain diskusi dengan Dino dan Andini, Susan juga berinteraksi dengan para penonton Mola melalui pertanyaan yang dikirim ke media sosial Mola Living Live. Seperti pertanyaan dari netizen Frans Beck mengenai peran apakah yang ditolak Susan dan paling ia sesali? - What role did you turn down that you regret the most? - @frans.beck -
Susan menceritakan kala itu ada peran yang harus ia ambil. Namun sayangnya proses syuting bersamaan dengan putrinya yang mulai memasuki sekolah menengah dan ia tidak bisa meninggalkannya. Sehingga tidak mengambil peran itu. Yang akhirnya orang lain yang mengambil peran masuk nominasi.
“Potret seorang wanita yang seharusnya aku lakukan. Karena sutradaranya hamil, jadi mereka mendorong ke tahun berikutnya, tepat ketika sekolah menengah dimulai. Aku hanya merasa bahwa aku tidak bisa meninggalkannya dan dia tidak mau ikut denganku ke Italia. Kemudian Barbara, dia dinominasikan untuk Academy Awards.
Pertanyaan kedua datang dari Praditya Rizki yang menanyakan proyek impian seumur hidup Susan. - What's your lifelong dream project? - @praditya_rizki -
Susan menceritakan bahwa dirinya tidak memiliki mimpi proyek seumur hidup. Dia menyukai proyek yang menunjukkan koneksi dan cinta dengan orang lain
“Aku tidak punya mimpi seumur hidup. Aku suka melakukan cinta. Bagiku hal yang paling menarik adalah siapapun yang cukup berani bermesraan dengan orang lain, dengan anak-anak, wanita, pria apapun. Keberanian yang diperlukan untuk terhubung ke orang lain adalah apa yang menarik minatku. Cerita tentang koneksi, apapun situasinya," ujar Susan
“Idealnya apa yang aku suka adalah sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan sesuatu yang melibatkan cinta,” ucapnya.
Mendekati akhir perbincangan, Andini mengajak Susan untuk mengikuti mini games dengan menjawab pertanyaan secara cepat. Dari sini terungkap aktor-aktor terbaik menurut Susan.
Film-Film Populer Susan Sarandon
Susan Sarandon yang lahir 4 Oktober 1946 merupakan aktris berkebangsaan Amerika Serikat yang memenangkan penghargaan Best Actress - Academy Award 1995 berkat aktingnya di film Dead Man Walking. Film tersebut seakan menjadi puncak pembuktian akting luar biasa seorang Susan, karena di tahun sebelumnya ia hanya masuk nominasi Academy Awards lewat aktingnya di film The Client, Lorenzo's Oil, Thelma & Louise, dan Atlantic City.
Dari film The Client, Susan berhasil meraih Best Actress in a Leading Role - BAFTA Awards 1994. Sementara dari film Thelma & Louise, Susan dianugerahi penghargaan Actress of the Year - London Film Critics Circle 1991 dan Best Actress - National Board of Review 1991. Meskipun sudah tidak muda lagi, setelah periode 2000an, Susan masih eksis dan mampu masuk menjadi nominasi sejumlah ajang penghargaan bergengsi, dari Golden Globe Awards, Primetime Emmy Awards dan Screen Actors Guild Awards.
Wanita yang lahir dengan nama Susan Abigail Tomalin di New York City ini layak disebut-sebut sebagai aktris legend Hollywood karena sejak 1970 sampai sekarang Susan telah membintangi lebih dari 70 judul film dan 20an acara televisi.
Hingga saat ini, Mola Living Live telah memasuki edisi ke 13. Sebelum Susan Sarandon, sudah banyak aktor kawakan Hollywood yang menjadi bintang tamu. Di antaranya Kurt Russell, Michael Douglas, Oliver Stone, John Travolta, Robert De Niro, dan Sharon Stone. Selain mereka Mola Living Live juga menghadirkan sosok terkenal lain seperti sutradara Francis Ford Coppola, Spike Lee hingga legenda tinju Mike Tyson.
Ikuti kisah perjalanan hidup mereka di program Mola Living Live yang bisa disaksikan dengan membeli paket langganan Mola manapun. Mulai dari Rp 12.500,- per bulan, kamu bisa nonton Mola Living Live, Mola Chill Fridays dan film-film box office menarik dan berkualitas. Semua itu bisa kamu akses melalui aplikasi Mola yang tersedia di appstore dan playstore atau melalui situs www.mola.tv
(*)
Advertisement